wakil hati

65 15 1
                                    


Waktu itu, Jagat datang dengan seragam berantakan, tangan nya kosong alias tidak membawa atribut yang di tentukan, terlambat pula.

Barisan anak baru telah rapih dan tertata. Terkendali bersama dengan embel-embel mereka seperti nametag,tali sepatu yang di ganti dengan tali rapia, mahkota dari kardus, dan kalung berliontin bawang dan terasi sasetan.

Dengan takaran kepercayaan diri nya yang melebihi batas limit, cowok itu datang di tengah-tengah peserta Orientasi tanpa dosa.

Mengalihkan seluruh perhatian penduduk lapangan apalagi di tambah teriakan David dari lantai dua.

"WOYY, ITU YANG BARU DATANG!!! "

Sontak  mereka menoleh ke arah nya yang berhenti di tengah perjalanan . Ia perlahan menolehkan pandangan ke sumber suara. Dari sini, dapat terlihat Jagat berdecak malas.

"Kenapa kak? ". Tanya nya amat santai, sambil memasukkan kedua tangan di dalam saku celana abu nya.

Semua memperhatikan gestur tubuh cowok itu, Ia membalikkan badan nya hingga akhir nya betul-betul menghadap ke arah David, si ketua OSIS.

" Gue? ". Ujar nya di sepersekian detik setelah pertanyaan nya tadi, alisnya terangkat sebelah menunggu.

" Iya, lo yang terlambat,". Tekan David menginterupsi.

Jagat terlihat menghembuskan napas malas, Ini malapetaka baginya. Bukan rencana nya kalau pagi ini dia akan bermasalah dengan OSIS di sekolah nya, bukan juga list kehidupan nya berurusan dengan orang bernama David itu.

David memutuskan untuk turun dari lantai dua. Ia berjalan mendekati Jagat yang masih menunggu nya di tengah lapangan. Setelah berhadapan secara langsung, tinggi mereka terlihat sama, hanya saja seperti nya tubuh David lebih dua senti dari Jagat.

"Sanksi nya, lo berdiri di depan sana. Sambil ngaku kesalahan lo apa. ". David menyingkirkan badan nya untuk mempersilahkan Jagat maju ke hadapan para peserta.

" Ma-masalahnya tuh Bang, eh kak.. Eh, mas.. Apasii, kak ya? - Nah, gue itu ga tau gue salah apa". Jagat terus terang. Wajah nya santai. Tanpa pikiran, tanpa beban.

Bukan main panas David mendengar pernyataan kosong itu dari adik kelas di depan nya. "Introspeksi, sebelum dapet hukuman yang lebih parah dari ini". Ucap David lantas menatap arloji di tangan nya.

" Waktu lo 30 detik dari sekarang.. ".

David menatap nya menunggu.

Jagat mendengus, lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.

Entah karena kebetulan atau bagaimana, mata cowok itu tak sengaja mengarah ke satu siswi paling mencolok dalam barisan. Dia pula siswi terdepan dalam barisan nya.

Mata mereka saling temu.

" Gue salah apa emang? ". Isyarat nya tanpa mengeluarkan suara namun dengan gerakan tangan saja.

" Lo telat, bilang gitu".Respon gadis itu juga dengan sebalik nya, dengan gerakan bibir saja, dan sedikit berbisik.

Jagat kembali menatap David di depan nya.
"Oh, gue telat?". Lempar nya dengan ringan membuat gadis tadi melongo dengan ucapan nya. Jagat melihat ekspresi gadis itu, lalu gelagapan sendiri baru tersadar kalau seperti nya Ia melakukan kesalahan.

" A-anu kak, gue telat, yakan? ". Ujaran itu membuat Jagat kembali menatap ekspresi gadis tadi lagi untuk memastikan kalau ia tak salah nada kali ini.

Namun ternyata respon gadis itu malah sebalik nya, Ia terlihat menggelengkan kepala heran dengan tingkah laku satu manusia yang tak di kenal nya ini.

Jagat RayaWhere stories live. Discover now