5

652 89 16
                                    

"Bagaimana Shikamaru? Kau bilang tempo hari lalu ada seorang gadis yang tidak bisa kau hakimi? Kenapa?" Tanya seorang gadis dengan surai blonde kepada pemuda tinggi tegap didepan nya, ia berjalan dengan anggun nya menghampiri pemuda itu yang tengah membaca buku riwayat hidup seseorang.

"Ya, itu benar. Nama nya Haruno Sakura. Aku tidak bisa menghakimi nya karena dia tau kalau dia telah mati." Jawabnya sambil menyingkap satu lembar halaman buku dengan ukuran sedang itu.

"Apa?! Bagaimana bisa?" Gadis itu membelalakkan iris keunguan nya tak percaya dengan rungu nya, hal yang baru ia dengar ini membuat nya ragu.

"Aku tidak bisa mengirim nya ke ruang hampa atau reinkarnasi dengan cara seperti biasa nya karena dia sudah tau kalau dia telah mati. Aku tak bisa memberinya pertanyaan untuk memancing sifat dengki nya atau sifat baik nya maka dari itu aku tak bisa menghakimi nya." Jawab nya sambil menutup kembali buku yang tengah ia baca dan meletakkannya di atas meja didepan nya, memilih menatap iris amethyst gadis didepan nya yang nampak masih tak percaya.

"Lalu dimana dia sekarang?" Ino mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan mencari-cari sosok gadis yang dibicarakan.

"Aku mengirim nya untuk berreinkarnasi."

"Apa?! Kau bilang tak bisa menghakimi, lalu kenapa kau kirim dia untuk berreinkarnasi?"

Gadis ini menggelengkan kepala nya sambil mendecih setengah kesal, seorang malaikat tidak boleh asal memberi penghakiman jika tidak memberi pertanyaan.

Ia juga tidak berhak menentukan seseorang itu pergi ke ruang hampa atau reinkarnasi apabila sifat yang ada dalam dirinya tidak terlihat jelas.

Bagaimana bisa Shikamaru dengan mudahnya mengirim seorang gadis yang tidak bisa dihakimi untuk berreinkarnasi?

"Aku melakukan nya karena dia terus-menerus mengucapkan 'Permaisuri Sakura' dan 'bukankah aku sudah mati' begitu, Maka dari itu aku mengirim nya pada dunia semu. Bukan ke ruang hampa bukan juga ke dunia nyata." Jawab nya, pemuda ini menyenderkan punggung lebarnya pada senderan sofa, pekerjaan menjadi seorang malaikat itu melelahkan, percaya lah.

Meskipun ada banyak malaikat sepertinya yang bertugas untuk menghakimi tetap saja ia setidak nya dalam sehari harus menghakimi sekitar 50 orang.

Kenapa makhluk bernama manusia itu tidak pernah bisa berhenti bunuh diri atau kecelakaan? Setidaknya mati karena memang sudah waktunya kan lebih baik.

"Maksud mu?" Gadis ini masih tidak mengerti dan itu membuat pemuda bernama Shikamaru ini jengah setengah mati.

"Jadi begini, dia datang pada ku dan aku yakin dia harus dihakimi tapi saat bertemu dengan ku, dia justru bertanya 'bukan kah aku sudah mati?' Itu membuat ku kaget jelas saja, aku bingung hendak menjawab apa karena dia terus menerus berkata seperti itu. Dia juga sesekali menyebut nama 'permaisuri sakura'. setelah ku telusuri siapa itu permaisuri sakura ternyata dia hanyalah salah satu tokoh fiksi. Karena aku tak tau harus berbuat apa, jadi ku kirim dia ke dunia semu untuk bereinkarnasi menjadi permaisuri sakura, ku pikir dia menginginkan nya." Shikamaru menggendikan bahunya acuh, ia rasa apa yang ia lakukan sudah benar dan mengikuti panduan.

"Ahh kau ini! Bagaimana kalau gadis itu sebenarnya tak ingin menjadi permaisuri? Bagaimana kalau dia hanya ingat kata-kata itu saja sebelum meninggal? Ka-! Ihhh aku kesal sekali!" Ino beranjak dari duduk nya dan menghampiri Shikamaru serta memukul pemuda dengan surai hitam kelam itu membabi buta. Pemuda tampan ini ceroboh seperti biasa.

"Harusnya kau menunggu ku! Aku akan menghapus ingatannya dan kau bisa menghakiminya bukan nya malah bertindak gegabah lalu mengirim nya ke dunia semu begitu saja! Bagaimana kalau ini menimbulkan masalah?"

OUR DESTINY (Narusaku)Where stories live. Discover now