"A-aku sepertinya harus pulang, aku duluan ya" Jung Dae pergi setelah berpamitan.

Sekarang disana hanya tinggal Myung hee, Dae Jung dan juga Yunho yang terjebak dalam suasana canggung berkat kata-kata Jung Dae tadi.

"Masuklah Yunho kau harus mandi hari sudah mulai sore"

"Baik eomma"

Yunho memasuki rumah setelah mendengar instruksi dari Myung hee. Setelah Myung hee melihat Yunho yang sudah memasuki rumah, ia kemudian berjalan ke arah Dae Jung yang masih duduk di bangku lebar yang ada di depan rumahnya.

"Dae Jung"

"Jika kau kira aku tersinggung karena apa yang dikatakan oleh Jung Dae kau salah, aku sendiri yang mengatakan akan memberimu waktu sebanyak yang kau butuhkan sampai kau benar-benar bisa melupakannya jadi untuk apa aku tersinggung?"

Ucapan Dae Jung sungguh membuat Myung hee merasa bersalah, harusnya ia sudah menerima Dae Jung dari dulu, harusnya ia bisa melupakan Yeon Seok dari dulu, tetapi hati kecilnya selalu menolak saat ia hendak meyakinkan dirinya untuk menerima Dae Jung. Seakan ada yang menghalanginya jika ia hendak menerima pria itu.

Myung hee menggenggam tangan Dae Jung kemudian menatap Pria itu dalam.

"Katakan kau mengizinkanku menerimamu sekarang, jangan pikirkan tentang diriku dan masa lalu ku, pikirkan tentang kita yang akan bersama meski aku belum bisa melupakan masa laluku"

Dae Jung balas menatap Myung hee saat mendengar ucapan dari wanita itu. "Mana bisa seperti itu, kau harus melupakan masa lalumu jika ingin memulainya denganku. Dengar Myung hee kau tidak bisa menyakiti dirimu dengan bersamaku tanpa mempunyai perasaan apa-apa terhadapku dan aku juga tidak mau semakin tersakiti karena itu"

Lihat, mungkin sekarang hanya rasa bersalah yang paling besar dirasakan oleh Myung hee untuk Dae Jung. Pria itu sangat tulus kepadanya tapi kenapa ia tidak bisa meluapkan Yeon Seok si pria brengsek dan arogan itu?

"Kalau begitu beri aku sedikit waktu lagi? Aku yakin akan menyelesaikan ini secepatnya"

Dae Jung tersenyum mendengar ucapan Myung hee. "Aku selalu memberimu banyak waktu"

Myung hee ikut tersenyum mendengar jawaban Dae Jung.

__________

"Kami menemukannya Jeonha"

Langsung saja Yeon Seok berdiri dari kursi kebesarannya saat mendengar dari prajurit yang ia tugaskan untuk mencari Myung hee selama ini.

"Cepat katakan!"

"Kami menemukan mama, selama ini dia tinggal di desa yang cukup jauh dari kerajaan. Desa itu berada di dekat gunung, disana mama tinggal bersama orang-orang yang sudah dianggapnya sebagai keluarga, dan orang-orang itu juga sepertinya adalah orang-orang yang baik"

"Hanya itu?"

"Mama juga tinggal bersama seorang anak laki-laki yang sepertinya berumur kurang lebih 5 tahun Jeonha"

Mendengar ucapan prajurit itu Yeon Seok seperti merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Apa yang dimaksud oleh prajurit itu adalah anaknya? Jika itu benar rasanya ia ingin berteriak bahagia sekarang. "Siapakan keberangkatan ku dan jangan bocorkan berita ini ke siapapun juga"

"Baik Jeonha"

Setelah kepergian prajurit itu Yeon Seok kembali mendudukan dirinya di kursi kebesarannya. Ia menghelah nafas panjang kemudian memegangi dadanya yang berdegup kencang. Entah kenapa jantung bergemuruh mengetahui ia akan bertemu Myung hee dan anaknya sebentar lagi.

"Kali ini aku tidak akan melepaskan mu lagi Yoon Myung hee, kau dan anak itu adalah milikku dan tidak akan ku biarkan kalian hidup berdua tanpa aku" ucapanya dengan tatapan bagai pedang yang menghuns ke depan.

__________

"Eomma apa Dae Jung samchon akan menjadi appaku?" Tanya Yunho kepada Myung hee, sebenarnya mereka sudah akan tidur tapi entah kenapa anak itu bertanya hal seperti itu kepada Myung hee.

Myung hee menatap anaknya dalam setelah mendengar pertanyaan anak itu. Saat ini posisi mereka tidur saling berhadapan dan hal itu yang membuat Myung hee lebih leluasa menatap wajah putranya dari dekat.

"Kenapa kau bertanya seperti itu nak?"

"Tidak, hanya saja aku merasa jika dia cocok menjadi appaku"

"Kau merasa seperti itu?"

"Iya, di bandingkan Jung Dae samchon, Dae Jung samchon jauh lebih baik. Sebenarnya aku bisa menjaga eomma sendiri tapi aku tau bahwa aku masih kecil untuk melakukan itu, di samping itu eomma juga butuh seseorang yang bisa membuat eomma bahagia kan?"

"Kau adalah kebahagiaan terbesar yang eomma miliki nak"

"Aku tau eomma, tapi aku juga tau jika kebahagiaan seseorang akan lengkap jika mereka hidup dengan pasangan mereka dan mempunyai keluarga yang utuh" Myung hee terharu mendengar kata-kata bijak dari anaknya. Anaknya itu sangat dewasa di umurnya masih sangat kecil itu.

"Nak apa kau tidak pernah penasaran dengan appamu?"

Yunho terdiam cukup lama setelah mendengar ucapan eommanya.

"Sebenarnya aku penasaran, tapi yang ada di pikiranku hanya dua, antara eomma yang meninggalkannya atau dia yang tidak menginginkan kita. Tapi kurasa opsi kedua lebih kuat karena tidak mungkin eomma yang meninggalkannya kan? Jika dugaan ku benar tentangnya  percayalah eomma sebesar apapun kebencian ku padanya aku tidak akan pernah melupakan jika dia adalah appaku, seseorang yang juga berjasa dalam hidupku sama seperti eomma"

Myung hee tidak tahan lagi, ia menarik anaknya ke dalam pelukannya kemudian memeluk anak itu erat. Air matanya tidak bisa ia tahan lagi, semuanya pecah saat ini di pelukan anaknya ia menumpahkan segalanya.

"Hiks kau sangat dewasa nak, terimakasih karena sudah mengerti keadaan eomma"

"Iya eomma" Yunho ikut memeluk eommanya dan mengelus punggung wanita yang sudah melahirkannya itu.

Myung hee sangat bersyukur Yunho bisa terlahir menjadi anaknya, anak itu sangat dewasa dan pengertian dia sungguh tidak pernah mengeluh kepadanya dan selalu menangani masalah yang mereka hadapi dengan sikap dewasanya itu.

Jangan lupa Vote Teuv 💎

Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang