10. ✔️

66.6K 4.3K 14
                                    

10. Kemarahan Mark.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Setelah Devira pergi ke kamar, Mark mulai menatap Axel dengan tajam.

"Apa? Papah mau marah marah juga sama kaya mamah?" Tanya Axel.

"Ke ruang kerja papah sekarang." Perintah Mark.

•RUANG KERJA•

Bughhh.....
Bughhh.....

"FUCK, DAD WHAT ARE YOU DOING?!"

"KAMU AXEL! TIDAK SEHARUS NYA KAMU BERSIKAP SEPERTI ITU!" Bentak Mark dengan wajah merah nya.

"KAMU MALU MALUIN KELUARGA STANFORD KALO KAMU MEMPERLAKUKAN ORANG ASING SEPERTI ITU"

"Meskipun Lezzana orang asing yang tiba tiba hadir disini. Kamu jangan bersikap kasar kepada jika kamu belum mengetahui sesuatu." Ujar Mark.

"BODOH KAMU XEL!"

"Pah, Axel takut pah. Kenapa mamah engga bilang dari awal kalo dia udah ada orang yang bantu dia ngurusin Justin Jason." Ucap Axel.

"Itu karena mamah sudah tau reaksi kamu saat mamah bilang kaya gitu Axel." Balas Mark.

"Terus papah mau nya gimana sekarang?" Tanya Axel.

"Permintaan papah sama seperti mamah, jangan sekali kali lagi kamu bersikap kasar ke perempuan. Papah tidak pernah mendidik kamu seperti ini Axel." Ucap Mark.

"Yaa Axel bisa aja, asalkan perempuan itu tidak kembali lagi kesini." Kata Axel.

"Oke, jika kamu tidak mau Lezzana datang lebih baik kamu yang mengurus Justin dan Jason. Jangan kamu suruh mamah kamu." Ancam Mark.

"Masalah perusahaan biar papah yang tanggung sekarang, tugas kamu cukup mengurus Justin dan Jason selama lama nya." Lanjut Mark dengan senyum tipisnya.

"Dih enak aja aku ngurus Justin sama Jason sendirian." Tolak Axel.

"Tuh, itu kamu aja ngomong nya sampe kaya gitu. Kamu tuh sayang ga sih sama anak anak kamu." Kesal Mark.

"Ya sayang lah pah, orang mereka anak aku." Balas Axel.

"Kalo kamu sayang sama mereka, harus nya kamu mau melakukan apa saja demi anak kamu. Kalo kamu kaya gini itu artinya kamu tidak bisa membuktikan bahwa kamu sayang sama anak kamu."

"Untung anak anak kamu masih kecil jadi belum ngerti apa apa, kalo mereka sudah besar pun sudah papah bawa mereka jauh jauh biar kamu ga bisa liat mereka." Lanjut Mark.

"Ngancem nih." Sindir Axel.

"Kamu ngelunjak ya, keturunan siapa sih jadi orang ngelunjak kaya gitu."

"Harta yang papah miliki belum tentu papah mau kasih ke kamu, jadi siap siap aja jadi gelandangan. Silahkan keluar dari ruangan papah." Kata Mark dan setelah itu Axel langsung pergi.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tetapi di kontrakan, Lezzana masih diam sedang memikirkan sesuatu.

"Ternyata itu sifat asli dari anak pemilik perusahaan Stanford."

"Tidak tau diri." batin Lezzana yang sedari tadi terus memaki maki pria yang bernama Axel.

Luka di bibir nya pun sudah ia obati, dan malam ini Lezzana tidak bisa tidur.

Begitupun dengan Axel yang setelah dari ruang kerja Mark, ia langsung pergi ke kamarnya.

Ada sedikit rasa bersalah ketika dengan gampangnya ia mengatai Lezzana dengan kata kata kasar.

MARRIED WITH DUDA TAMPAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang