PROLOG

21 3 0
                                    

............

Jika memang tidak suka.
Apakah pantas, kamu berkata begitu?


............

HAPPY READING


"Zidan!" panggil seorang perempuan yang sedang berjalan menghampirinya.

"Iya?" Zidan mengalihkan fokusnya dari gitar yang ada di pangkuannya.

"Praktek seni budaya nanti, kita mau nampilin apa?" tanya perempuan itu ketika sudah duduk di samping Zidan.

Zidan tampak berfikir. Tangannya tanpa sengaja mengetuk-ngetuk gitar. Ia tersadar akan sesutu.

"Gimana kalau seni musik aja?"

"Seni musik?"

"Iya. Aku main gitar, kamu yang nyanyi."

"Nggak, nggak, nggak!"

"Kenapa?"

"Suaraku nggak bagus."

"Coba dulu Lia! Jangan pesimis kayak gitu."

"Emang kamu mau nilai kita rendah gara-gara suaraku?"

"Ya nggak papa. Yang penting kan kita udah berusaha."

"Tapi, Dan—"

"Stt, udah. Keputusan sudah ditentukan, tidak bisa diganggu gugat lagi." Lia cemberut.

"Kan kamu pernah bilang, waktu SD kamu ikutan lomba nyanyi," lanjut Zidan.

"Tapi kan itu dulu."

"Bedanya apa coba?" Lia diam, bingung mencari jawaban.

"Lagian, cuma itu yang aku bisa."

"Oke. Kita pilih seni musik." Final Lia. Zidan tersenyum.

"Nah, gitu dong."

"Mau nyanyi lagu apa kita?"

"Gimana kalau ... "

•••• [HumaLana] •••

Suara tepukan tangan bergemuruh mengakhiri penampilan Lia dan Zidan.

"Wah, kalian keren banget tadi." Lia dan Zidan yang baru duduk, menanggapinya dengan senyuman.

"Kalian tuh cocok. Kenapa nggak pacaran aja sih?" Lia tersipu. Pasalnya beberapa bulan ini dia sedang menyukai Zidan.

"Pacaran? Nggak ya, Najis."

"Loe nggak suka sama Lia? Dia cantik loh Dan."

"Ya mana mungkin gue suka sama dia, anak manja."

Deg
Lia tertegun.

Apa sebegitu jijiknya Zidan berpacaran dengan Lia sampai dibilang najis? Lalu anak manja? Zidan belum tahu saja kehidupan Lia dan apakah salah? seorang anak perempuan memiliki sifat manja, yang penting kan nggak berlebihan.

Mau dianggap lelucon juga nggak bisa. Karena Lia tuh orangnya gampang baper. Apalagi menyangkut tentang orang yang dia suka.

Setelah kata itu keluar dari mulut Zidan. Pendengaran Lia seakan tak berfungsi. Otaknya masih memikirkan kata Zidan tadi.

'Najis'

'Anak manja'

'Najis'

'Anak manja'

'Najis'

Lia mengangkat tangannya. "Pak, saya izin ke toilet."

"Iya, silahkan."

"Lia kenapa?" tanya teman sebelah Zidan melihat kepergian Lia.

"Kebelet kali."

"Kayak ada yang aneh tahu."

"Aneh apaan? Dia nggak papa tuh."

'Apa dia sakit hati sama ucapan gue tadi?' tanya Zidan pada dirinya sendiri.

••• [HumaLana] •••

WAIT! WAIT!
Udah VOTE belum? COMENT? FOLLOW AKUN RAMEL? Yang belum ayo buruan, sebelum ketinggalan sama yang lain :D

Jadi gimana nih? Lanjut apa enggak?

Tapi walaupun ada yang bilang nggak, pasti bakal Ramel lanjut. Hahaha...

Kira-kira gimana kelanjutannya ya?

Penasaran?

Tungguin update selanjutnya ya!

Follow Ramel biar dapet berita updatenya!

ENJOY YOUR DAY...

SAMPAI BERTEMU DI PART SELANJUTNYA...

Ada yang mau request? Kapan Ramel harus update?

HUMALANA (New Version)Where stories live. Discover now