31. Papa Kuki

1K 186 107
                                    

JK berpangku tangan sambil senyum-senyum sendiri menatap Jeongsan yang lahap memakan ice creamnya. Sembari menunggu Eunha selesai perform, ayah dan anak itu beristirahat disebuah cafe. Jeongsan tidak mau dipaksa makan nasi dan lauk, padahal kata Eunha harus makan nasi dulu kalau mau makan ice cream atau cokelat. Namanya juga anak kecil pasti rewel kalau keinginannya tidak dituruti. Dan JK itu lemah, ia tidak bisa menolak permintaan Jeongsan. Alhasil daripada tidak makan apapun, JK memesankan ice cream untuk anak itu. Jeongsan jelas saja gembira, sebenarnya keberadaan JK itu menguntungkan baginya. Dulu yang Jeongsan apa-apa dilarang, kini bisa mendapatkan apa yang ia mau dari JK.

Seperti saat ini, ketika ia menyebut makanan yang ia inginkan JK pasti akan langsung mengabulkan. Jangan-jangan kalau ia minta mama yang seksi seperti Selena Gomez juga akan dituruti. Eh? Mamanya kan sudah seksi :3

"Hyung, kenapa menatapku terus? Memang Hyung tidak lapar?". Tanya Jeongsan dengan mulut yang belepotan. JK tersenyum kecil lalu membersihkan mulut dan dagu Jeongsan dengan ibu jarinya.

"Menatapmu makan saja Hyung sudah kenyang". Sahut JK riang. Ia begitu menikmati waktu berdua dengan Jeongsan saat ini. Meski anak itu belum mengakui dirinya sebagai ayah, namun progres mendekati Jeongsan ternyata begitu mudah. Tinggal dikabulkan permintaannya, anak itu pasti luluh. Hehe.

"Oh begitu ya. Hyung, apa aku boleh bertanya sesuatu?". Jeongsan menatap JK dengan wajah polos.

"Tentu saja, sayang". Jeongsan memutar bola matanya malas ketika JK memanggilnya dengan sebutan sayang. Tapi karena anak itu sedang butuh pendapat JK, jadi tak apalah.

"Aku kan sudah mau naik TK besar jadi aku ingin menambah jam belajar diluar sekolah. Menurut Hyung aku mengambil kelas apa ya?". Tanya Jeongsan meminta pendapat. Anak itu iri pada teman-temannya yang ikut les di luar sekolah seperti les nyanyi, les menari, dan sebagainya. Jeongsan bosan tiap pulang sekolah hanya nongkrong di kedai seperti anak hilang.

"Kelas di luar sekolah ya? Hmmm... Apa yang cocok untuk Jeongsan ya?". JK nampak berfikir. Sejujurnya kalau dilihat dari fisik Jeongsan, anak itu cocok menjadi idol kan? Tapi JK juga tidak bisa mengarahkan anak itu untuk menjadi idol jika tidak nyaman.

"Aku sangat ingin ikut les, tapi Eomma juga pasti tidak mengijinkan. Huft...". Keluh Jeongsan sambil manyun.

"Soal Eomma biar Hyung yang urus. Yang paling penting adalah hal yang membuat Jeongsan bahagia...". Kata JK dengan tulus. Jeongsan menatap JK dengan mata penuh kebahagiaan. Ternyata orang yang mengaku ayahnya itu begitu perhatian, bahkan memikirkan kebahagiaannya pula.

"Bagaimana kalau Jeongsan ikut kelas dance, kebetulan Hyung juga sedang mengikutinya".  Lanjut JK yang membuat Jeongsan bergumam.

"Heum... Dance ya Hyung, tapi aku tidak begitu suka". Jeongsan menggedikan bahunya karena memang tidak begitu menyukai dance. Lagian sedari awal kan Jeongsan memang tidak berniat menjadi seorang entertainer.

"Kenapa? Bukankah waktu itu kau menari dengan keren? Hyung juga bisa memasukan-mu ke kelas bernyanyi agar nanti bisa jadi idol". Kata JK pelan-pelan.

"Apalagi jadi idol, aku sangat amat tidak suka". Cibir Jeongsan seperti jengkel sekali dengan profesi orangtuanya.

"Berarti kau amat tidak suka dengan pekerjaan Hyung dan Eomma dong?". JK pura-pura manyun didepan Jeongsan.

"Tentu saja, tapi ini rahasia ya? Jangan beri tahu Eomma! Aku tidak mau dia sedih". Bisik Jeongsan. JK gemas seketika, lelaki itu mengacak-acak rambut Jeongsan lalu mencubiti pipi anak itu.

Oh My Baby (JJK-JEB)✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon