#2. stay with him

1 0 0
                                    

Kim pikir hari ini akan hujan karena mendung yang tak kunjung hilang, tapi siapa sangka saat siang menyapa mendung yang tadinya tampak tak terbendung kini hilang di gantikan cahaya matahari yang hangat.

"Memang tidak ada yang bisa memprediksi cuaca dengan pasti." Ujar Kim sambil mengangguk-anguk masih mengikuti Tamara yang sibuk menulis di bukunya.

Mungkin lebih dari dua puluh menit berlalu, Kim mulai bosan dia bahkan hampir mengeluh sampai matanya tertambat kearah barat lapangan.

Seketika senyum manis muncul di sudut bibirnya, sungguh suasana hati Kimberly meningkat seketika. Langkahnya yang semula asal juga terhenti di tempat, membuat Tamara yang berjalan di sisinya juga berhenti dan menatap kearah yang membuat Kimberly seakan terlena.

Di sana Tamara melihat tiga pria tampan yang berjalan dengan beberapa box di tangan mereka. Mereka adalah Jeffry si ketua OSIS, kakaknya Mahendra juga senjanya Lucas.

Ah benar-benar pemandangan yang indah saat tiga pria tampan berjalan bersama dengan senyum khas mereka. Tapi di mata Kimberly jelas hanya ada Lucas yang sedang melangkah sambil tertawa karena candaan kecil ketiga orang itu.

Suara tawa yang menyenangkan itu membuat Kimberly tidak sadar jika ketiganya bahkan sudah begitu dekat dengannya, sampai suara Mahen yang membangunkannya dengan sedikit godaan.

"Yah lihatlah tuan princess nya Abang, udah di sini aja, udah lama yah nunggu." Mahen tertawa bersama mereka yang di sana, bahkan Tamara yang biasanya diam dan Kalem ikut tertawa.

Seketika wajah bahagia Kimberly rusak digantikan sebuah cemberut, dengan tangan di pinggang Kimberly memelototi kakak laki-lakinya itu meski sesekali masih melirik Lukas di sisi kakaknya yang tertawa. Tawa itu sangat indah, tapi Kimberly tahu itu selalu terjadi, bukankah bagus jika tawa itu hanya untuknya. Merasa sedih, Kim juga kesal jadi dia memelototi kakak laki-lakinya.

"Apa-apaan sih, lagian kakak juga kan yang minta Kim datang...." Menghembuskan nafas kesal Kim kembali berkata sebelum Mahen yang sudah membuka mulut bersuara "Bukannya makan yang ada Kim kelaparan gara-gara nunggu kakak" Tadi memang Mahendra yang meminta Kimberly untuk datang, karena biasanya kedua kakak beradik itu akan makan bersama di cafetaria kampus. Terkadang mereka hanya berdua terkadang teman-teman Mahendra seperti Jeffry, Lucas, Hana, Haekal, Terra juga sekertaris Tamara itu juga akan turut makan bersama.

Sebenarnya walaupun Lucas dan kakaknya Mahen adalah saingan, mereka juga berteman baik. karena Mahen juga Kim bisa bertemu Lucas hingga jatuh cinta saat pertama kali melihat pria itu.

Mahen tau perasaanya yang tak biasa, Mahen juga tak menggubris, terkadang dia juga menggoda sedikit, dia hanya berpikir itu adalah cinta monyet mengingat Kimberly yang masih muda. Tapi siapa yang sangka setelah bertahun-tahun adik kecilnya yang perlahan tumbuh dewasa masih membawa perasaan itu.

Mahen takut sekaligus kagum, bagaimanapun juga Kimberly jatuh cinta disaat pertama kali bertemu Lucas 4 tahun yang lalu, saat dia membawa Kimberly bertemu teman-temannya, juga termasuk Lucas.

Dia kagum karena adiknya bisa mempertahankan perasaan itu begitu lama, dia tau itu rasa hanya rasa kagum namun seiring berjalanya waktu rasa kagum berubah menjadi cinta yang mendalam.

Orang bilang rasa kagum, penasaran dan cinta adalah hal yang berbeda, karena kagum akan hilang seiring berjalannya waktu, rasa yang di landasan kan perasaan kagum juga akan terpuaskan lalu hilang saat semua sudah di ketahui, tapi rasa cinta yang tulus tak akan pernah hilang bahkan bertahun-tahun lamanya.

Dia tidak terlalu bermasalah untuk adiknya, hanya saja dia tau Lucas tidak mungkin akan menyukai adiknya. Bahkan jika Kimberly adalah yang paling cantik menurutnya, karena dia tau itu masih tidak akan ada di mata Lucas.

Terkadang ada hasrat untuk memaksa Lucas mengaku dan menerima adik kecilnya, tapi dia tau adiknya tidak akan menyukai itu, itu juga bisa menjadi hal yang akan menghancurkan keduanya, karena jika dia melakukan itu dia akan merusak persahabatan antara dia dan Lukas, juga membuat adiknya semakin terluka.

Tapi dia lelah melihat mata adiknya yang tak surut akan cinta, seperti sekarang, tentu saja Mahendra melihat apa yang sebenarnya adik kecilnya itu lihat, karenanya dia langsung menyapa Kimberly untuk mengalihkan perhatian yang terikat itu.

Walaupun sekarang Kimberly tengah mengomelinya dengan wajah cemberut yang terlihat manis, Mahen tau mata itu masih melirik dan melirik hingga binar jelas terlihat. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya tak berdaya, diam-diam tersenyum pahit.

"Oke oke maaf oke, kakak gak tau kalau bakalan sesibuk ini, lagian jadwalnya baru di ubah tadi kan, juga kepala sekolah tiba-tiba minta untuk datang dengan dua curut nih." Bela Mahen sambil menunjuk dua temannya dengan memanyunkan bibirnya.

"Pokoknya adek gak mau tau, kan harusnya kakak bisa telpon aja atau chat atau enggak kakak bisa nyamperin kek." Dari tadi perut malang Kimberly sudah bersenandung, untung saja itu tidak keras jadi tidak memalukan, hanya saja Tamara jelas mendengar suara itu karena tadi Tamara memintanya untuk makan. Hanya berpikir kakaknya tak lama, Kim memilih menunggu hingga akhirnya dia merasa semakin lapar hingga ingin memarahi kakak laki-lakinya itu untuk melampiaskan kekesalannya.

Mahen meringis dia mengangguk, meletakan kotak yang sedari tadi masih dia pegang dan menghela nafas. "maaf kakak gak kepikiran." Ujarnya ringan lalu terkekeh kecil, tangannya terangkat mengacak rambut Kimberly hingga membuatnya gadis itu menghentakkan kakinya kesal karena rambutnya berantakan.

Alih-alih menyesal, Mahen bahkan semakin tertawa terbahak-bahak ditambah kekehan Tamara, Jeffry juga Lucas yang sudah terbiasa dengan tingkah kakak beradik ini.

SENJA || KIM ft LUCASWhere stories live. Discover now