10

178 26 16
                                    


LIGHT

"Mark, badan kamu panas?"

"Hmm."

Tzuyu terdiam, mendengar balasan yang Mark gumamkan. Sejak ia pulang dan mendapati Mark lebih dulu berada di rumah membuatnya merasa bersalah sendiri. Ia beralasan kalau Karina mengajaknya makan, padahal ia menghabiskan hari ini untuk menenangkan Jungkook. Mark terlihat mempercayainya, tapi, laki-laki tak merespon dengan antusias seperti biasa. Dan ketika Tzuyu mendekapnya, ia merasakan suhu tubuh Mark yang berbeda.

"Kamu pasti kecapekan. Kamu pulang cepet gara-gara sakit kan? Udah minum obat? Udah makan, udah—"

"udah." Jawab Mark singkat dan kembali membenamkan kepalanya ke bantal.

Mark gak biasanya seperti ini. Walau sakit pun sebisa mungkin dia gak cuekin Tzuyu. Apalagi, terkesan Mark gak peduli sama Tzuyu.

"Maaf. Gue gak ada pas lo pulang. Janji lain kali bakal ijin. Jangan cuekin aku dong Mark." Keluh Tzuyu. Biasanya, nada imutnya akan bikin Mark luluh, lalu cowok itu bakal peluk dia, cium dia, dan mereka ketawa bareng. Tapi, kali ini—

Mark gak menanggapinya.

"Gue masakin bubur ya Mark. Atau mau dipijit kayak kemaren? Kemaren tuh, kamu sampek ketiduran aku pijitin. Aku gak pernah mijit, tapi enak kan pijitan aku?" Tzuyu masih berusaha meraih atensi Mark untuknya. Tapi tetap saja, Mark tak menanggapinya. Sampai Tzuyu kesal sendiri, ia mendesah panjang.

"Kamu kenapa sih? Kamu pikir yang capek kamu aja apa? Aku juga capek Mark! Trus pulang-pulang kamu kayak gini!" Tzuyu sudah dengan nada tingginya. Mark masih diam. Ia mendengar kekesalan Tzuyu tapi ia sedang meredam diri untuk gak marah sama Tzuyu apalagi sampai meladeni emosi Tzuyu sekarang.

"Bilang kek ke aku, kamu kenapa, apa yang kamu rasain, bukannya malah diamin aku. Emang aku punya salah apa sama kamu?" Lanjut Tzuyu. Nadanya juga sudah merendah dibarengi isakannya.

Mark beneran tidak tega. Dia takut karena diamnya itu membuat Tzuyu setres. Mark mulai bergerak, mendudukan diri, menatap Tzuyu yang kesal disebelahnya.

Mark pikir, Tzuyu akan jujur tadi. Tapi hatinya kecewa karena Tzuyu benar berbohong. Ia menatap Tzuyu sendu. Ancaman Jungkook tempo hari selalu terngiang di telinganya. Entah Jungkook yang akan mengambil Tzuyu atau Tzuyu yang dengan sukarela meninggalkan Mark. Ia kepikiran itu terus. Lalu, apa sekarang Jungkook juga sedang melancarkan aksinya? Memisahkannya dengan Tzuyu.

"Lo kenapa?" Tanya Tzuyu lirih. Ia mengelus lengan Mark karena ia tahu laki-laki itu sedang sakit.

"Darimana kamu?" Tanya Mark pelan dengan tatapannya yang sendu. Tzuyu mengerutkan alisnya, bukannya dia sudah memberi tahu Mark kalau ia pergi dengan Karina?

"Aku kan sudah bilang kalau Karina tiba-tiba ngajak aku—"

"Sama kak Jungkook juga?" Ucapan Mark masih lembut, tidak terdengar seperti orang yang sedang sakit hati.

Tzuyu gelagapan. Bagaimana Mark tahu soal Jungkook.

"Mark—"

"Kamu pikir waktu aku pulang dan aku gak nemuin kamu, padahal kamu bilang kamu dirumah, aku gak kawatir?" Tanya Mark, giliran Tzuyu yang terdiam.

"Aku telpon semua teman kamu. Mereka gatau dimana kamu. Aku juga telpon Karina, dia ada kelas sore hari ini. Gimana dia bisa ajak kamu jalan?" Perkataan Mark memang pelan, tapi benar-benar mematikan pergerakan Tzuyu. Seolah tak ada lagi yang bisa Tzuyu ucapkan sebagai dalih kali ini.

Mark menyalakan ponselnya, membuka aplikasi chatnya dan menunjukan chat Yeri yang hanya dibaca tanpa dibalas oleh Mark itu pada Tzuyu.

Tzuyu membelalakan matanya. Yeri ada di kafe dimana Tzuyu mencoba menenangkan Jungkook, dia memotretnya bahkan mengirimnya ke Mark. Tzuyu menatap Mark tajam.

LIGHT -  [MARK-TZUYU]Where stories live. Discover now