01.

629 60 44
                                    

L I G H T




note: baca SOLIDE first


Matahari mulai tinggi, sinarnya berhasil masuk celah kamar Mark dan Tzuyu yang terlelap di ranjang yang sama, dengan keadaan saling memeluk. Mark terlebih dulu mengusak matanya, menghalangi sinar matahari masuk lebih dalam dan mengusak tidur Tzuyu yang Mark yakin tidak nyenyak. Bayangkan, mereka baru sama terlelap tiga jam yang lalu karena sibuk berdiskusi tentang keadaan.

Beberapa hari ini, mereka telah menemukan tempat tinggal berkat bantuan Haechan yang selalu ada untuk Mark. Bocah tengil itu adalah satu teman Mark yang paling setia disisi Mark saat Mark benar-benar kesulitan. Dia memaksa Ayahnya untuk menyewakan rumah kecil milik nya untuk Mark tanpa uang muka. Padahal Mark bisa saja membayar uang mukanya, tapi Haechan kekeh menolak dan menyarankan Mark untuk menggunakan uangnya untuk sedikit merenovasi rumah juga kebutuhan sehari-hari mereka nantinya.

Rumah milik Haechan ini, tidak besar dan hanya punya satu kamar. Kata Haechan, sebenarnya rumah ini akan dibongkar dan di rubah lebih luas, tapi terkendala masalah perijinan dengan tanah sebelahnya. Sementara rumah kontrakan Haechan yang lain sudah penuh.

Awalnya Mark ragu apakah Tzuyu mau tinggal di rumah kecil dan sempit ini, tapi ketika melihat Mark ragu, justru Tzuyu lah yang mengiyakan tawaran Haechan.

Sambil terkekeh Tzuyu bilang, "kapan lagi, nyewa rumah gak pake dp." Matanya sembari menatap Mark yakin, membuat keraguan Mark hilang. Mark juga gak masalah. Mau dimanapun mereka tinggal, asal sama Tzuyu dia akan baik-baik saja.

Mark menatap wajah lelap Tzuyu. Ia mengusap perut Tzuyu yang masih rata. Lalu mencium pipi Tzuyu pelan. Tapi berhasil membuat Tzuyu melenguh dan membuka mata,

"Iiiih cium-cium." Ucapnya sambil terkekeh, Mark menyunggingkan senyum nya dan kembali menciumi wajah Tzuyu sampai rata.

"Udah ah. Ingat, sekarang kita orang susah. Gak boleh bangun siang." Mark hendak beranjak dari kasur, tapi tangannya ditahan oleh Tzuyu.

"Emang orang susah gak boleh ciuman?" Tanya nya polos.

"Kan aku bilang gaboleh bangun siang. Bukan gaboleh ciuman?"

Tzuyu manyun, bibirnya dimajukan bersamaan tangannya, minta dibangunkan Mark.

"Manja banget sih." Mark mengangkat tubuh Tzuyu dari kasur dengan Tzuyu yang cekikikan.

"Cepet pake celananya, kalo Haechan kesini kan berabe. Ingat, ini bukan apartemen lagi." Hardik Mark melihat Tzuyu yang cuma pakai celana dalam dan kaos kebesaran nya. Pemandangan itu jadi biasa buat Mark setelah hidup mereka di apartemen Tzuyu dulu, hehe.

"Ye! Haechan juga ngapain pagi-pagi kesini. Kayak gak ada kerjaan aja. Trus kalo kesini pun ya pasti dia ketuk pintu lah."

Tok tok tok!

"Mark."

Mark dan Tzuyu langsung bertatapan. Suara Haechan di depan terdengar, mengetuk pintu rumah mereka.

"Tuh kan aku bilang apa. Cepet masuk kamar mandi." Omel Mark,

"Iya!" Sambil berlari menyambar handuk, Tzuyu berlari ke kamar mandi yang terpisah dari kamar nya.

Mark hanya terkekeh melihat tingkah Tzuyu. Padahal mereka sedang tertimpa musibah, diusir orang tua, gapunya tujuan, tapi cuma melihat satu sama lain saja, kayak semua baik-baik aja.

Mark membuka pintu dan Haechan dengan wajah segar nya berdiri sambil membawa bungkusan.

"Widiw, bawa apaan bro." Tanya Mark basa-basi. Haechan memberikan bungkusan itu pada Mark, dan Mark mempersilahkan Haechan buat duduk di ruang tamunya yang hanya beralaskan sofa lama.

LIGHT -  [MARK-TZUYU]Where stories live. Discover now