03

237 42 31
                                    

⚠️peringatan : mungkin ada sebagian dari cerita LIGHT yang gak cocok dibaca under17, please, be aware⚠️




LIGHT




Mark terduduk di kursi kafe yang biasa ia kunjungi dengan beberapa temannya dulu, memesan jus semangka kesukaannya. Bedanya, kali ini ia sendiri, mematung, melihat saldo rekeningnya yang dibekukan.

Berkali-kali Mark mengusap wajahnya dan berharap jika Papa nya tidak sekejam yang ia pikirkan, tapi tetap saja, ia benar-benar nol sekarang. Ia tak tahu apa yang harus ia ceritakan pada Tzuyu hari ini. Padahal ia baru saja berjanji jika minggu depan Tzuyu sudah bisa masuk kuliah lagi, dan itu artinya, ia butuh biasa untuk kuliah Tzuyu.

"Mark! Lo udah lama disini!" Haechan datang. Iya, ia menghubungi sahabatnya itu. Tak tahu harus bercerita kepada siapa, yang jelas Haechan adalah salah satu teman terdekatnya.

"Kenapa, ada apa?"

Mark menunjukan pemberitahuan pembekuan saldo rekeningnya pada Haechan dan laki-laki hanya bisa terbelakak tak percaya.

"Bokap lo?"

Mark mengangguk.

"Gilak ya bokap lo! Lo pergi bukannya dicari malah diginiin. Dia bener-bener mau bunuh lo perlahan, ha?" Haechan emosi. Cerita tentang bagaimana Papa Mark memberlakukan Mark bukan hal asing bagi mereka. Papa Mark terang-terangan tidak peduli pada Mark sejak dulu.

"Tzuyu tau?"

"Jangan sampek tau. Gue percaya sama lo, Chan."

Haechan mengangguk, mengusap bahu Mark sekedar untuk menguatkan temannya itu.

"Trus apa rencana lo sekarang?" Tanya Haechan.

"Kerja. Apa lagi?"

"Gimana kuliah lo?"

"Gue cuti."

"Hah?"

Mark mengangguk. Ia memang mengambil cuti untuk ini. Ia tahu hal ini bakal terjadi mengingat bagaimana tabiat Papa nya.

"Tzuyu tahu?" Tanya Haechan lagi.

Mark menggeleng lagi.

"Mark, lo udah mau nikah sama Tzuyu. Apapun masalah lo, Tzuyu harus tau."

"Jangan Chan. Hidupnya udah rumit gara-gara gue. Tzuyu gak boleh stres, dia hamil."

Haechan terdiam. Gak bisa berbuat banyak karena yang dikatakan Mark benar. Siang itu pertemuan mereka yang biasanya santai terkesan gabut, mereka habiskan dengan sedikit berpikir keras. Mark menghubungi beberapa orang yang mungkin saja bisa memberinya pekerjaan dan untung saja ada beberapa yang meminta Mark untuk datang saja.

"Gamasalah kok gak ada Papa, Mama. Lo percaya gue bisa ngadepin ini kan, Chan?"

Haechan mengangguk walau ragu. Dia kawatir, bahkan setelah kehidupan Mark yang jatuh, Papanya dengan sengaja menginjaknya, Haechan gak tahu hubungan orang tua anak seperti apa keluarga Mark.


LIGHT

"Apa gak ada telfon dari Tzuyu, Min?" Minju mendongak, menatap Papanya yang terus berharap cemas jika putri pertamanya akan menghubunginya. Sudah satu minggu lebih, dan ini tidak seperti dugaannya. Putrinya yang manis, cantik dan manja itu biasanya tidak bisa hidup terbatas, tapi kali ini, dia bahkan meninggalkan semuanya yang ada di apartemen nya untuk mengikuti Mark.

LIGHT -  [MARK-TZUYU]Where stories live. Discover now