R A I L A_0.6_

Start bij het begin
                                    

*****

Raila sampai di rumahnya dengan selamat. Seluruh keluarga besarnya masih berkumpul dan berbincang di ruang santai. Ada kembaran dan sepupunya disana. Raila ikut bergabung dengan santai dan duduk di sebelah Kanaya.

Kanaya menatap Raila dengan senyum lebarnya dan Raila hanya menatap dengan wajah dinginnya.

Ponsel Raila berdering, tertera Nama Afay disana. Dengan cepat Raila mengangkat telepon dari Afay.

"Raila!! Bisa jemput Afay? Disini pengap banget. Afay gak bisa nafas".

Raila menegak ludah kasar mendengar nada lirih Afay. Pasti terjadi sesuatu lagi.

"Lo dimana?". Tanya Raila berdiri dan mengambil kunci mobil Raka.

"Di neraka Rai". Jawabnya lirih. Raila terdiam. Tanganya terkepal kuat mengingat neraka yang di maksud Afay.

"Lo diem. Jangan kemana mana. Gue kesana!" tegas Raila berlari kencang keluar rumah.

"Raila!! Kunci mobil gue!!". Raka berteriak dengan kesal. Dan Raila acuh akan itu. Sekarang yang terpenting adalah Afay.

Raila melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata. Melaju meninggalkan komplek perumahannya.

Raila mengerem mendadak saat sampai di depan rumah besar berkesan klasik itu. Sangat indah tak seperti yang dirasakan penghuninya.

Raila turun dan melangkah menuju pintu utama. Membuka dengan kasar dan menatap tajam seorang wanita yang umurnya hanya berbeda lima tahun dari mereka dia Mama tiri Afay yang kini menarik rambut Afay yang terisak kesakitan. Tangan Raila terkepal kuat. Dan menghampiri wanita itu. Raila menarik kasar tangan wanita itu hingga menghadapanya.

PLAK!

Satu tamparan kencang mendarat mulus di pipinya yang dilakukan oleh Raila.

"Lo apa-apaan!" bentaknya memegang pipinya yang memerah. Raila tersenyum miring.

"Bitch!. Gak guna lo jadi orang!" Maki Raila dingin. Wanita itu ingin menampar Raila balik namun buka  Raila namanya jika tidak bisa menangkis segala serangan. Raila menahan tangan itu di udara lalu menghempasnya kuat.

"Orang kaya lo gak pantes jadi seorang ibu!" desis Raila tajam. Wanita itu memegang tanganya.

"Terserah gue! Bokapnya suami gue! Lo jangan ikut campur!". Desisnya. Raila terkekeh sinis.

"Gimana kalo Om Afran tau kalo istri ketiganya itu iblis. Seru kali ya?" tanya Raila tersenyum miring. Wanita itu menampilkan wajah tentang nya.

"Lo fikir dia bakalan ngebela anaknya? Tentu enggak!".

Raila mengepalkan tanganya kuat. Giginya bergemelatuk kesal.

"Wajar! Yang hasut setan dari neraka kaya lo!" saraks Raila dan mendorong wanita itu hingga tersungkur. Raila menarik Afay yang duduk di soda dengan wajah berantakan nya. Wajah memerah dan rambut acakan.

"Kita ke rumah sakit". Kata Raila dingin dan menuntun Afay memasuki mobil Raka. Afay hanya diam dan mengikuti.
Mobil melaju meninggalkan kediaman Afay.

"Kenapa tadi?". Tanya Raila menoleh. Afay menahan air matanya dan tersenyum getir.

"Afay di kunciin. Terus waktu Afay telpon Raila ketauan dan dia marah". Jelasnya dengan wajah sembab. Raila mengangguk kecil. Wajahnya sangat datar namun terdapat kekhawatiran dan kekesalan di sana.

Keduanya sampai di rumah sakit. Raila turun dan membantu Afay. Para perawat datang dengan brankar dan Afay di bawa ke ruang rawat gawat darurat. Tidak parah hanya mengobati luka memar di wajahnya.

RAILAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu