Tersesat

8 2 7
                                    

Saya Tio, biasa di panggil Tio. Saya tuh orangnya suka nantang hukum alam, jadi gagah wkwkwk. Malam ini saya bakalan ngajak temen saya buat pergi ke hutan. Emang udah persyaratannya, kalo mau nekat tuh harus ngajak yang lain, biar bisa berduaan ntar main kejer-kejeran India. 

"Vroh, ikut saya yuk ke hutan!"

"We alah, ni anak," Juno memutar bola matanya malas.

"Udah ga waras lo ye?"

"Emang, kok kamu tau sihh, peka dehh."

Saya memeluk tangan Juno, dia langsung menepisnya kasar. Saya tercengir.

"Ya? Ikut ya, plisss"

"Ga, kalo gue bilang ga, ya engga! Lagian lo mau ngapain di situ?"

"Ga ngapa-ngapain sihh, hehe, kan saya emang suka nekat :D"

Juno mendecak melihat kelakuan saya, gapapa lah ya, namanya juga temen. Untung temen wkwk.

----------------------

Sepanjang hari, gegara si Tio nekat, alhasil Juno pun kena tumbalnya. Bayangin seharian dimintain gituan mulu, kan kurang kerjaan ya? Pas pulang pun si Juno tetep di chat, akhirnya mau ga mau, dia iye iye aja. Mereka sepakatan jam 10 bakal pergi. Tenang aja, si Tio ini ninja kok, jadi ga orangtuanya ga bakal tau kalo dia kabur. 

Pas jam 10, Tio keluar melalui jendela kamarnya, iya dia segitu kurusnya ampe muat ya. Dia lompat dan mendarat ke rumput. Terus dia berjalan sambil jinjit ke depan rumahnya. Eh, ternyata si Juno udah nangkring di situ. 

"Wasap vroh," Juno menengok ke arah Tio dengan ekspresi datar. Tio pun memicingkan matanya, kayak ada yang aneh, tapi yaudahlah, yang penting dia dateng, kan? 

"Yok!" Tio menarik tangan Juno dan melesat ke hutan. 

---------------------

"Jun, kok kamu diam aja sih daritadi?" Juno tersenyum aneh. 

"Hahaha, gapapa kok, abisnya kalo di hutan mau ngomongin apa emang?" 'Iya juga sih' batin saya. Alhasil saya manggut-manggut aja. 

Kami berjalan menyusuri hutan selama sekitar 30 menitan, jaraknya kayaknya udah sekitar 3 km, ga usah jauh-jauh. Saya bukannya takut, tapi emang di hutan ga ada apa-apa juga, paling suasananya aja yang mencekam. Tiba-tiba, hp saya berdering. Saya lihat dari siapa, Juno? Ngapain dia, segabut itu kah. Akhirnya saya ga ngangkat, kan dia di sebelah saya. Saya meliriknya. 

"Kamu ngapain nelpon?" Juno kembali tersenyum janggal. Hah?

"Hehe, isengg, udah yuk, balik aja. Bosen gue, udah malem juga," saya manggut-manggut setuju.

----------------------

Sekitar 10 menit perjalanan balik, Juno menelepon dia lagi. Dia pun mengernyit bingung, ni bocah beneran dah, kan Tio ada di sebelah Juno, moso mau lewat telpon juga :(. Akhirnya diangkat aja sama Tio. 

"Weh, Tio, lo dimane?" Tio pun bingung sekaleh, maksudnya?

"Maksud kamu? Ini saya kan ada di sebelah kamu lagi di jalan pulang," aku menjelaskan.

"Heh, seriusan lo, jan ngadi-ngadi deh, daritadi gue nungguin nih di depan rumah lo. Tadi datengnya sempet telat, makanya gue nungguin aja di depan rumah lo, eh lo-nya ga muncul-muncul batang hidungnya."

dep

"JUNOOO, TERUS YANG DISEBELAH SAYA SIAPAAA," Tio setengah berteriak.

Tio pun melirik ke sampingnya, 'Juno' tercengir janggal, Tio pun menelan ludahnya.

1....2.....3, KABURRR

Wayoloh Tio, makanya jangan terlalu nekat. Kena batu sendiri kan. 






Ngeliat si Tio yang kabur gatau arah, Juno pun ketawa ngakak.

"Mamam tuh, maksa-maksa sih, biarin aja dia," Juno terkekeh.

----------------------

Sesampai di rumah, Tio yang udh berlari selama 15 menit pun ngos-ngosan. Huft, huft. 

"Eh, Jino?" Tio bingung melihat saudara kembar Juno. 

"Iyah, gua Jino, yang nelpon lo pake hpnya Juno," Jino terkekeh. Jadi si Tio kena prank nih ceritanya? Bahah, untung deh, Tio mengelus dadanya lega. 

----------------------

Tio membuka matanya, sinar matahari menyengat masuk ke penglihatannya. Dia merenggangkan tubuhnya. Lalu dia pun melihat ke sekitar, kok ini ijo semua? 

EH YAAMPUN KOK DIA MASIH DI HUTAN, COBAAN MACAM APA LAGI INI. 

Dia mencoba menampar pipinya, membuktikkan kalau ini hanya mimpi. Sakit. Oh no. 

Ohhh, masih ada si Juno. EH JUNO KOAJDAONOAHEQHEQ.

"JUNOOOO," panggil Tio. Si Juno pun menoleh. Kembali dengan senyum anehnya.

"Heh, kamu tuhga bisa nakutin saya lagi ya, ini prank doang kan?" Eh, si Juno malah cengengesan. Ya ya, Tio tau kalo dia seneng Tio kena prank, tapi jahad bener sih sampe segitu prank-nya.

"Tio, Tio, kamu tau kamu lagi di mana?" Tio menaikkan 1 alisnya, maksud apa tolong

"Maksudnya?", Juno tersenyum.

"Ayo aku antar kamu pulang," dia menarik tanganku. Aku pun ikut-ikut aja. Walau gatau mau dibawa ke mana. Sepertinya ke suatu tempat yang lampunya 100w, terang banget. 

-Di rumah Tio-

Semua tersedu-sedu, dia perginya mendadak banget. Tak terduga. Benar-benar tak terduga

~FIN~

----------------------

Nah, jadi jangan ke tempat sembarangan ya, siapa tau cursed itu. Sekian makasih.

Jalan Menuju CahayaWhere stories live. Discover now