secangkir kopi setelah hujan

11 0 0
                                    

sunmory malam Minggu mengitari jalanan Jakarta. Salim dan sasmi menikmati suasana jalan malam Jakarta. Salim menggenggam tangan Sasmi di dadanya sembari senyum rona penuh kasih. Sasmi hanya menurut dan balas senyum.

Semakin malam terasa semakin dingin. Rintik hujan menetes di tangan, semakin deras. Hingga Salim memutuskan menepi di satu coffee shop.

Sasmi segera menepi di teras coffee shop lalu di susul Salim setelah mengunci motor dan parkir. Rambut lepek, baju bagian atas sudah cukup basah.

"Ayo masuk" ucap Salim sembari menggenggam tangan Sasmi

Posisi duduk Salim dan sasmi saling berhadapan. Segelas hot caramel machiato dipesan oleh Sasmi dan latte untuk Salim. Croisant dan kentang goreng  untuk mencairkan suasana dan obrolan di hujan malam tak terduga. kali itu Salim memandang Sasmi cukup lama.

"Mandangnya biasa aja. Kaya udah lama gak ketemu aja. " Ucap Sasmi
"Kamu tuh bikin kangen tiap hari. Meski setiap hari ketemu. Sadar gak sih, aku beberapa bulan ini,gak pernah keluar negri ?" Ucap Salim

"Kamu bilang begitu, biar aku melting dan minta kamu nikahin aku yaa. "Senyum Sasmi

Salim heran mendengar jawaban Sasmi,seolah Sasmi tidak seperti perempuan lain dan tidak ada niat untuk menikah dengan Salim. Kopi dan camilan lainnya di hidangkan oleh waitres. Sasmi mengambil hot caramel machiato dan meniup kopi agar terasa netral di lidah bila di seruput.  Salim masih memandang Sasmi dengan raut wajah penuh pertanyaan.

"Emang kamu gak mau nikah sama aku ? " Tanya Salim

Sasmi sedang menyeruput kopi dan matanya fokus memandang Salim. Terpaku dan tiba-tiba pikirannya kosong mendengar pertanyaan Salim. Tanpa disadari lidah Sasmi terasa semakin panas karena kopi. Sasmi memuntahkan kembali kopi dalam mulut kedalam gelas. Salim sudah terbiasa dengan kebiasaan Sasmi yang selalu memuntahkan minuman kedalam gelas yang sama apabila kepanasan.salim menyudut senyum menganggap sikap Sasmi adalah gengsi dan berasumsi Sasmi yang memulai topik pernikahan untuk memancing Salim.

Sasmi tidak serta Merta langsung menjawab. Namun Sasmi salah tingkah saat Salim menertawakan Sasmi yg tersedak kopi panas. Salim beranjak dari kursi lalu pindah duduk di samping Sasmi. Tangan Salim menggenggam tangan Sasmi.

"Kapan kita nikah ?" Tanya Salim

Sasmi spontan memberikan ekspresi binggung dengan arti kalau Sasmi memang belum ingin menikahi Salim.

"Kamu kalau kek gini, kaya kadal Jakarta tau. Udah balik ke posisi kamu di depan aku."ucap Sasmi

"Apaan kadal Jakarta? Masa keren begini di samain kadal." Ucap Salim

Sasmi menatap masam Salim sembari melirik ke kursi Salim sebelumnya. Bermaksud menyuruh Salim untuk menuruti keinginannya.

"Iya ratu, nurut apa kata mu. " Salim kembali duduk di kursi semula dan berhadapan dengan Sasmi

" Emang menurut kamu, aku kaya buaya2 Jakarta lainnya apa ? " Tanya Salim

"Bukan buaya sih, kadal. Bisa bedain kan ?"jawab Sasmi

"Tapi kan aku gak kadalin kamu." Ucap Salim

"Lagian ngajak nikah, udah kaya... Ngajak ke pom bensin. Mana ada kaya gitu." Ucap Sasmi

"Setahun lebih kenal, masa iya kamu dikadalin. Selama kita kenal dan pacaran emang kamu pernah mergokin atau chat cewek lain ?" Tanya Salim

"We never know. Banyak temen2 kamu yang sebelum nikah dan udah nikah. Suka jajan cewek dan simpanan dimana - mana. Sekretaris mereka sendiri yang urus semuanya tanpa sepengetahuan istri atau pacar." Ucap Sasmi

Salim menghela nafas.

"Bener kan..." Ucap Sasmi

"Jawab enggak,juga kamu gak akan percaya. Jawab iya, kamu pasti percaya dan ancang2 cari lelaki lain. Terus harus gimana kalau kamunya belum siap ?" Ungkap Salim

Mendengar lontaran kata dari Salim,hanya tersenyum kikuk dan kembali meniup kopi. Sasmi merasa perkataan Salim nampak serius dan membuka pintu kepercayaan meski belum bisa sepenuhnya menyakinkan. Hanya gurau dan gombalan semata yang akan segera berlalu. Tegukan kopi hangat sembari sesekali mata Sasmi memandang Salim yang sedang menatap Sasmi dengan tatapan serius,penuh pertanyaan dan ada rasa kesal terpendam yang dipahami oleh Sasmi.

"Kalau di pikir dan review ulang, selama pacaran. Dia sama sekali gak pernah ngeluh, mencurigakan malah kebalikannya, setiap hari banget ketemu,kalau gak ketemu,pasti telepon. Perhatian, bahkan sering banget minta publish status pacaran ke orang tua masing-masing. Lumrahnya hubungan gue sama dia yang selama ini,udah retak dan terombang ambing tanpa kejelasan." Ucap pikiran Sasmi sembari tanpa sadar memandang Salim.

Sedangkan Salim mulai tersenyum,beranggapan Sasmi terpesona akan Salim. Sasmi mengerut kening saat melihat senyum Salim dan salah tingkah dengan melihat keluar coffe shop beralih melihat rintik hujan.

"Baru sadar kalau kamu punya pacar keren."sindir Salim

"Ih keren darimana." Sanggah Sasmi

Salim menyudut senyum,
"Iya, ratu gengsi kaya kamu. Gak akan pernah mau mengakui dan lama buat sadar." Ucap Salim

  Entah apa ? Sasmi melihat senyum Salim kali ini, membuat hati Sasmi berdegup oleh senyum dan paras Salim yang baru disadari Sasmi. Memang Salim cukup keren ditambah Sasmi merasa kalau Salim tipe pria yang hangat untuknya. Seperti secangkir kopi yang Sasmi sukai.




Rencontrer (bertemu)Where stories live. Discover now