The Unwanted Queen || 44

Start from the beginning
                                    

"Sstt, tenanglah nak. Suamimu pasti akan baik-baik saja. Dia pria yang kuat." Ujar Charlotte sambil mengusap punggung Alissya.

Alissya mengangguk, "Aku tahu mom, dia tidak mungkin meninggalkan diriku."

"Benar, dia tidak mungkin meninggalkan kita semua." Ujar Charlotte sambil menatap Evan dengan raut wajah sedih.

*****

Alissya menggenggam tangan Evan dengan sangat erat. Ia menatap wajah pucat suaminya yang kini tengah terbaring lemah. Tak henti-hentinya ia berusaha untuk menyadarkan Evan, tetapi tidak ada sedikitpun reaksi dari pria itu.

Andai saja ia dengan cepat menolong Evan pada saat itu, mungkin saja ia akan berbahagia bersama semua orang atas kemenangan mereka. Tetapi ia tak dapat memutar waktu kembali. Semua yang terjadi sudah kehendak dari Moon Goddess.

Flashback on.

Alissya memejamkan matanya, memikirkan cara untuk mengalahkan Kenzo. Ia tidak ingin Evan terus menjadi sasaran dari penyihir itu. Sejak tadi, bahkan Kenzo tidak menyerangnya sama sekali. Ia selalu menyerang Evan yang tidak berdaya. Bahkan setiap Alissya menyerangnya, Kenzo akan selalu menghindar dan malah balik menyerang Evan.

"Arrghhh!" Suara kesakitan dari Evan kembali terdengar membuat Alissya mengepalkan tangannya kuat. Perlahan air mata mulai membasahi wajahnya saat ia telah gagal untuk menjaga suaminya.

Kenzo tertawa dengan sangat kencang saat menyadari musuhnya telah terpojokan. Tinggal sekali serangan saja, ia bisa memenangkan pertarungan ini.

"Bersiaplah untuk kekalahanmu Yang Mulia." Ujar Kenzo sambil tersenyum menyeringai.

"Kau iblis, Kenzo!" Teriak Alissya dengan amarah yang menguasai tubuh wanita itu.

Alissya menamcapkan tongkat miliknya, membuat tanah seketika bergetar hebat. Angin berhembus sangat kencang membuat surai panjang miliknya melambai di udara. Kilatan amarah terlihat jelas di mata Alissya membuat Kenzo membulatkan matanya.

"Kau telah salah mencari musuh Kenzo!" Seketika Kenzo memundurkan langkahnya dan menatap waspada pada Alissya.

"Beraninya kau melakukan hal ini pada suamiku! Jangan harap aku akan mengampunimu!" Suara Alissya terdengar begitu berat. Bahkan Kenzo dapat merasakan amarah di dalam ucapan wanita itu.

Alissya menatap tajam pada Kenzo dan perlahan menghampiri pria itu. "Kau telah memancing kegelapan yang ada di dalam diriku! Jadi, bersiaplah menjemput ajalmu!"

Suara petir menggelegar saling bersahutan. Sebuah pusaran muncul tepat di atas wanita itu. Saat itu juga keluar naga kegelapan milik Evan dan naga biru milik Alissya. Kedua naga itu terbang tepat di belakang Alissya. Kenzo membulatkan matanya terkejut. Saat ia ingin menjauh, ia terkejut saat menyadari tubuhnya telah terkunci. Ia tidak dapat bergerak sedikitpun. Berbagai mantra telah ia gunakan, tetapi tidak ada satupun yang bisa mematahkan sihir itu.

Alissya merapalkan sebuah mantra yang membuat Kenzo mengetatkan rahangnya, menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya. Alissya tersenyum menyeringai saat melihat Kenzo berusaha menahan rasa sakit yang ia berikan.

"Aku tidak ingin membuang-buang waktu lagi! Lebih baik kau segera pergi ke neraka Kenzo!"

Alissya mengangkat tongkat yang ada di tangannya dan mengarahkannya pada Kenzo. Saat itu juga kedua naga yang ada di belakang wanita itu melesat terbang menuju pria itu. Namun bersamaan dengan itu, Kenzo dapat melepaskan dirinya dari sihir yang mengikat dirinya. Alissya membulatkan matanya saat melihat Kenzo meluncurkan tombak miliknya ke arah Evan.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Where stories live. Discover now