27

18.1K 2.2K 135
                                    


Hola! Aing datang lagi lhooo 🤣 dahlah langsung baca. Typo dll maafkeun yes. Lope dua kebon ❤️❤️

####

Netra Tera menatap takjub pada bangunan lantai satu di depannya ini.  Tidak besar tapi cukup untuk ukuran keluarga kecil mereka. Rumah minimalis itu bercat abu-abu muda kombinasi putih, khas perumahan minimalis pada umumnya. Pagar berukir tak lupa terpasang kuat di antara temboknya. Nyaman. "Ini rumah siapa, Mas?" tanyanya tapi melihat Lanang. Ia maju tetapi lengannya ditahan suaminya. Tera terpaksa menoleh pada Lanang dengan tatapan bingung. "Kenapa?" Namun, pria itu tak menjawab, membuatnya berdecak.

Lanang melepas cengkeramannya di lengan Tera. Ia melangkah lebih dulu, menyingkirkan potongan batu bata dengan kakinya didekat kaki Tera. Setelah itu ia membuka gembok pagar berukiran itu. "Ayo masuk."

Ia tertegun menyadari tindakan Lanang. Dia menyingkirkan batu bata yang bisa membuatnya jatuh. Pria itu sepertinya belakangan ini lebih pendiam—Tera merasa lebih diperhatikan—tapi bertindak cepat. Seperti menggulung semua karpet di apartemen setelah kejadian mengerikan itu. Mengganti sandal rumah dengan bahan karet yang kesat. Memindahkan semua perabot —yang sering ia gunakan—di lemari atas ke bawah. Memang kitchen set-nya jadi lebih sesak tapi aman buatnya, tidak harus berjinjit mengambil panci atau benda lainya.

Pria tinggi itu menoleh, menatap Tera dengan pandangan penuh kasih sekilas. "Ayo."

Lagi-lagi Tera tertegun. Pandangan ibu hamil tersebut jatuh pada uluran tangan Lanang. Perasaannya sontak menghangat dan ... romantis. Ini kedua kalinya pria itu mengulurkan tangan padanya, layaknya pangeran menolong putri buruk rupa yang tersesat. Dengan perasaan bahagia membuncah ke seluruh indra, Tera menyambut tangan Lanang. Genggaman itu begitu hangat dan menenangkan. Akhirnya. Ia sedikit berhasil membuka kotak pandora hati Lanang, yang tertutup sangat rapat.

"Wah. Bagus banget, Mas," ujar kekaguman Tera saat di day rumah. Ia benar-benar seperti orang baru keluar dari gua yang pertama kali melihat rumah.

Namun, rumah ini menurut Tera nyaman. Padu padan warna ice blue dan abu-abu menciptakan suasana hangat, seperti udara di awal musim panas. Sofa panjang abu tua terletak dekat jendela besar berbingkai putih, kontras sekali dengan dinding warna biru lembut itu.

Tak lupa vitrase putih motif bunga kecil-kecil terpasang sempurna di gantungan jendela sebelum nantinya ditimpa gorden. Tak ketinggalan meja persegi panjang kayu dengan kaki pendek, terletak persis di depan sofa, mempercantik ruangan ini. Benar-benar nyaman.

Dengan cepat Tera menoleh ke sisinya dan bertanya sangat antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan cepat Tera menoleh ke sisinya dan bertanya sangat antusias. Senyumnya lebar hingga deretan gigi putihnya terlihat. "Ini rumah siapa, Mas?" Lalu ia berjalan ke dapur. Ruang keluarga ini menyatu dengan dapur, hanya terpisah mini bar di sisi sofa. Semua masih baru.

"Rumah kita. Segera kita pindah ke sini." Bibir Lanang sedikit tertarik membentuk senyuman kecil. Dengan tangan di saku celana, ia memperhatikan antusias Tera dari awal mereka datang. Suka. Wajah semangat istrinya meyakinkan bahwa keputusan mereka pindah adalah hal tepat.

Partner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang