" Aku sudah tau kalau kakak tidak suka kepadaku. Karna itu aku sadar dan akan cepat pergi,"

Marvin membuang nafas nya panjang. " Apa kejadian kemarin membuatmu sangat marah?" Pertanyaan konyol terlontar dari bibirnya

" Tidak ada seorang wanita yang tidak marah saat orang yang sangat dia cintai malah membiarkan orang-orang brengsek itu menyentuhnya!" Tandas Adel berhasil membuat Marvin bungkam

Nada bicara, mata dark Adel berhasil membuat Marvin tertampar karna merasa bersalah. Tapi, nasi sudah menjadi bubur kini Adel sudah merasa kecewa dan marah dengan semua perbuatan Marvin selama ini.

" Gw tau gw salah. Tapi, apa lo tau alasan kenapa gw melakukan hal itu?" Adel mengerutkan dahinya tidak mengerti

" Gw yang memberikan lo pakaian bagus, riasan bagus dan kamu bisa secantik kemarin itu karna gw. Tapi, kenapa lo malah membiarkan pria-pria itu mendekati lo,"

" Apa?"

" Gw kira lo akan menjauh tapi ternyata tidak. Gw diam karna gw mau tau bagaimana reaksi dan tanggapan lo saat di dekati oleh pria-pria itu, tapi ternyata_"

" Aku tidak pernah membiarkan orang-orang yang kamu maksud itu mendekati ku. Justru aku tersiksa aku terus menatap kamu untuk meminta bantuan, tapi apa? Kamu hanya diam dan malah membiarkan orang-orang itu mendekati aku," Sarkas Adel tak terima dengan ucapan Marvin

" Hah tapi apa gunanya aku berbicara seperti ini. Kamu seorang manusia setengah robot yang tidak punya hati dan otak," Celetuk Adel

Marvin tersentak kaget mendengar ucapan Adel yang bicaranya kini berbeda. Adel memang masih mencintainya tapi semua perbuatannya membuat Adel sadar untuk tidak terus berjuang untuk orang yang tidak pernah menghargai perjuangan kita.

Adel bangkit dan pergi meninggalkan Marvin yang membeku di sana. Marvin terkejut karna gadis yang selama ini bersikap baik, berbicara sopan kini malah terang-terangan mengatainya manusia robot yang tidak punya hati dan otak.

Adel bergegas berpamitan pulang kepada semua orang termasuk Delina dan Alvin. Delina melarang Adel pulang tapi Adel bersikeras menolak dengan beralesan ada pekerjaan sekolah yang belum di selesaikan. Namun, saat hendak pergi Adel tak sengaja menabrak seseorang, refleks Adel meminta maaf.

" Adel kamu disini?" Suara yang sangat familiar di telinga Adel

Adel mendongak dan benar saja dengan apa yang sedang di pikirkan tadi.

" Tapi sepertinya kamu mau keluar? Mau kemana?" Tanyanya lagi

" Aku mau pulang," jawab Adel spontan

" Oh, yaudah aku antar. Sekarang udah malem nggak baik kalau seorang gadis berada di luar rumah malem-malem seperti ini," tawar Vino antusias

Di lubuk hati Adel yang paling dalam sebenarnya Adel tidak mau merepotkan orang lain. Tapi, semua perkataan Vino ada benarnya juga, lagi pula Adel tidak bawa uang karna nyatanya dia berangkat ke sana karna jemputan.

Adel melirik ke arah samping dan tak sengaja melihat Marvin yang jaraknya tak jauh dari tempat nya.

" Gimana?" Tanya Vino lagi

" Yaa kalau nggak ngerepotin kamu mah boleh aja," ucap Adel dengan kekehan kecil di akhir kalimat

Vino terkekeh mendengar ucapan Adel yang menurutnya sangat imut.
Adel dan Vino berjalan ke arah luar, sesekali Adel melirik ke arah Marvin. Di sana terlihat dengan jelas dari wajah Marvin yang tidak suka dengan kedekatan Vino dan Adel. Namun, kali ini Adel tidak peduli.

*

Skip Rumah Adel

" Hum walaupun nyebelin dan rese ternyata kamu juga ada baiknya yah," seru Adel

STARWhere stories live. Discover now