23. [PILIHAN]

3.8K 517 11
                                    

***
"ketika aku bimbang kaulah satu-satunya yang ku harapkan di sini, ternyata kepergianmu ikut mencuri semangatku, kembalilah"
_Sean@Caesar

***

☜HAPPRED☞⊙

Madelaine terpaku dengan tubuh membeku saat Sean berdiri di depannya dengan seringai menyeramkan seperti malaikat maut. Gadis itu baru menyadari jika tidak sembarangan orang masuk ke kamarnya, pikiran Madelaine kembali berkeliaran saat Sean mencekiknya karena dengan berani menganggunya.

Madelaine kembali sadar saat Sean berjongkok. Mata emerland yang dulu sangat menawan kini berganti dengan mata semerah darah. Untuk kedua kalinya, gadis itu melihat sisi lain dari Sean yang jarang ia keluarkan, sisi yang Sean keluarkan saat sedang membantai musuh.

Sean memegang dagu Madelaine dengan tatapan tajam namun bibirnya terus terangkat memperlihatkan senyum menyeramkan. Kukunya mulai memanjang dengan tajam.

Madelaine berusaha melarikan diri dengan napas memburu saat kuku Sean menembus kulit pipinya hingga cairan kental mulai keluar dari sana. Madelaine menangis ketakutan saat ia terpojokkan tak bisa kemana-mana.

"am-puni ha-mba Lo-rd"ujar Madelaine dengan napas tercetak terus memohon ampun pada Sean.

"saya sudah memperingatimu dari awal, tapi saya rasa sekarang waktunya ajalmu, saya sudah cukup bersabar di sini"ujar Sean dengan dingin dengan kuku mulai bergerak melukis sesuatu ke pipi Madelaine hingga sampai ke leher.

"am-puni ha-mba Lo-rd"ujar Madelaine sambil terisak ketakutan, wajah gadis itu sudah memucat seperti mayat dengan darah mengalir hingga ke lantai.

Sean dengan senyum lebar mencekik leher Madelaine sambil mengangkatnya dengan satu tangan, memojokkannya ke dinding.

Madelaine memberontak memukul tangan Sean yang menekankan kukunya ke lehernya. Gadis itu panik saat kakinya tidak lagi menyentuh lantai.

"Lo-rd, am-pu-n"ucap Madelaine dengan menangis keras.

Pukk

Sean merasakan kakinya dilemparkan sesuatu yang lembut. Lelaki itu menatap ke bawah lalu menyerngit saat nelihat boneka familiar baginya. Ia menoleh ke belakang dengan cepat.

Sean langsung melepaskan cekikannya membuat tubuh Madelaine yang sudah lemas tak sadarkan diri merosot ke bawah.

Sean menatap khawatir ke arah pelaku yang melemparkan boneka ke arahnya yang tak lain Rain yang sedang menutup mata dengan tubuh terduduk di pintu serta jangan lupakan tubuh bergetar ketakutan.

Mata Sean yang tadi merah kini berubah menjadi emerland, kuku tajamnya kini menjadi semula. Lelaki itu dengan cepat mengusap bekas darah pada tangannya dengan jubahnya. Sean menghampiri Rain yang terus menutup matanya takut.

"Rain?apa yang kamu lakukan di sini?"ujar Sean sambil mengangkat tubuh adiknya yang tidak mau membuka matanya.

Sean yang mengerti ketakutan Rain segera membawanya ke luar.

"kenapa kamu bisa ada di sini?"ucap Sean dengan perlahan melepas tangan Rain yang menutup matanya.

Rain dengan takut-takut membuka matanya lalu menatap ke arah Sean yang tersenyum hangat. Gadis kecil itu membuka mulutnya lalu menjawab pertanyaan Sean walaupun tak ada suara yang keluar.

She Is Railene [END]Where stories live. Discover now