22. [MEMILIH]

Mulai dari awal
                                    

"tentu, dan ibu tidak menerima apapun bantahan"ujar ratu Merysha menatap tajam ke arah Michelle bagai mata pisau membuat gadis itu menelan ludah.

"tenang saja adik, kakak akan membantumu"ujar Elize dengan sombong.

Michelle menatap cara makan ratu Merysha dan Elize yang pelan dan tenang, gadis itu geli sendiri membayangkan jika dirinya melakukan hal tersebut.

Lamunan Michelle buyar saat sebuah daging mendarat di piringnya, gadis itu menoleh ke samping ke arah Oliver yang tersenyum.

"ayo makan, daging banyak seratnya, itu akan membuatmu berisi"ujar asal Oliver sambil menarik piring Michelle kemudian memotong kecil-kecil daging itu.

"kak Oliver, Elize juga mau"ujar Elize mendorong piringnya membuat Oliver berdecak kesal, namun tak urung dia juga memotong kecil daging milik Elize membuat gadis itu tersenyum lebar. Sedangkan kedua orang dewasa hanya diam memperhatikan sambil tersenyum haru melihat keluarga mereka yang utuh sepenuhnya.

***

Hari dengan terik surya yang luar biasa menyengat tak bisa meruntuhkan semangat para kesatria yang sedang berlatih di lapangan terbuka.

Tanah lapang di tengah-tengah hutan adalah tempat yang mereka huni sejak pagi tadi.

"Lord, anda mau kemana?"tanya Victor saat melihat Sean berdiri dari duduknya menuju Max.

"hanya berkeliling di sekitar sini, tidak usah ikut"ujar Sean dingin membuat Victor mengurungkan niatnya berdiri.

Sean melajukan Max dengan kecepatan kilat membelah ke dalam hutan yang tidak dikunjungi oleh orang lain.

Hingga beberapa jam kemudian, lelaki itu sampai di tempat tujuannya.  Ia mengikat Max seperti biasanya di batang pohon. Kemudian berjalan menghampiri air terjun. Lekaki itu memanjat untuk menaiki gua yang berada di balik air.

Sean menatap sekeliling gua yang tampak gelap. Dengan diberkati mata yang tajam sebagai Werewolf, lelaki itu terus berjalan hingga ke dalam gua. Lelaki itu menyingkirkan bebatuan penghalang hingga tembus ke luar. Sean langsung disuguhkan dengan pohon apel berbuah lebat dengan rumah pohon yang cantik.

Sean menyerngit saat mendengar suara bising, lelaki itu mendongak ke atas pohon dan menemukan monyet kurus dan induknya yang duduk di dahan besar sambil menatap ke arahnya.

Monyet berambut orange itu langsung turun dari pangkuan induknya dan menghampiri Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Monyet berambut orange itu langsung turun dari pangkuan induknya dan menghampiri Sean.

Sean mendudukkan tubuhnya di atas tanah yang tertutupi dedaunan kering sambil menatap ke arah sang monyet yang berdiri di depannya.

"kukira kau tersesat karena berjalan kembali ke sini"ujar Sean walaupun ia tau tidak mendapat balasan dari sang monyet.

Sang monyet yang seperti mengerti situasi ikut duduk dengan diam sambil menatap pada Sean yang menatap ke depan dalam diam.

She Is Railene [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang