Husband : Pain

1.7K 171 20
                                    


Marvin masih ada di depan ruangan, ga menyerah untuk mengetahui kebenaran  tentang anaknya. Kesabarannya mulai habis karena disiksa dengan rasa penasaran atas apa yang terjadi pada Haesel.

Dia tau dan yakin ini bukan sesuatu yang baik karena Haesel harus di rawat. Marvin ga mau bersabar lagi, dia masuk ke dalam kamar meskipun Jensen mengusirnya tadi.

 

" Apa yang terjadi? " tanya Marvin begitu masuk di dalam ruangan Haesel. Melihat Haesel dan Jensen menangis, Marvin semakin kesal dan emosi sendiri.

 

Jensen langsung mengakhiri pelukannya dengan Haesel untuk mengusir dan membawa Marvin secara paksa. Apa dia tau kalau sekarang bukanlah waktu yang tepat? Marvin bukan anak kecil yang ga bisa membaca suasana.

 

" Keluar sebelum saya memanggil security untuk mengusir kamu " ancam Jensen geram karena Marvin terus mengikuti mereka sejak tadi.

 

" Apa yang terjadi sama anak kita?!! " Marvin berteriak kasar. Marvin memaksa untuk mengetahui apa yang terjadi.

 

" Apa yang terjadi bukan urusan kamu..."

 

" Saya ayahnya!! Saya ayah dari anak yang dikandung Haesel bukan kamu!! "

Jensen menarik Marvin menjauh mengajaknya bicara sebelum  keadaan semakin lebih kacau. Bicara di depan Haesel bukanlah hal yang bisa dilakukan sekarang mengingat Haesel ga dalam keadaan baik.

" Haesel mengalami pecah ketuban dan anaknya ga bisa bertahan " cerita Jensen

" Jadi Haesel keguguran? " balas Marvin.

Rasanya baru beberapa jam lalu dia tau dia adalah seorang ayah, sekarang Marvin harus menerima kenyataan kalau anaknya dan Haesel ga bisa lagi diselamatkan. Takdir memang tau cara memutar balikan keadaan.

Jensen mengangguk. Bisa dilihat dari raut wajahnya kalau Marvin juga terkejut dan terluka atas apa yang menimpa anak mereka. Namun jika membandingkan kesedihan Haesel dan Marvin.

Haesel jauh lebih hancur daripada apa yang Marvin rasakan, mengandung selama lima bulan dan harus menerima kenyataan kalau dia hanya menjadi ibu tanpa diberi kesempatan untuk melihat dan memegang anaknya.

" Saya mohon jangan ganggu Haesel sekarang, dia sangat hancur sekarang. Kamu memang ayah dari anaknya tetapi bagaimanapun juga saya adalah suaminya " ucap Jensen final kemudian kembali ke dalam ruangan.


Perasaan Marvin kacau, tubuhnya lemas mendengar kabar Haesel keguguran dan itu artinya anak mereka tidak bisa diselamatkan.


Marvin memang brengsek tetapi andai saja dia tau sejak awal tentang kehamilan Haesel, Marvin bisa waktu lebih lama dengan anaknya. Sekarang Marvin hanya bisa menyesali semuanya.



Baru saja mengetahui dirinya akan menjadi seorang ayah, sekarang anaknya sudah diambil lagi oleh sang pencipta.



...


Haesel masih duduk terdiam dengan tatapan kosongnya, sulit sekali baginya untuk menerima kenyataan. Jensen mendekat dan menggenggam tangan Haesel erat.

 

HUSBAND WITH BENEFITS Where stories live. Discover now