Husband: Pressure

2.8K 230 22
                                    

Jensen ga menjawab meskipun merasa kesal. Ini bukanlah masalah yang harus dibesar besarkan dengan ga memaafkan Haesel. Mereka tiba di rumah sakit dan langsung mendaftar ke bagian pendaftaran.
 

" Kamu mau minum? " tanya Jensen
 

" Seharusnya aku bawa minum tadi "

 
" Saya pergi beli minum, kamu tunggu saja disini "
 

" Makasih "
 

Haesel memandang Jensen yang semakin menjauh dan lama lama menghilang dari pandangannya. Jensen memang tipe suami idaman yang sangat perhatian dan peka dengan keadaan. Lihatlah lelaki itu dengan sigap langsung pergi membeli minum dan tadi malam Jensen bahkan menemani dirinya semalaman. Jensen ga lama kembali dan menyodorkan sebotol air putih kepada Haesel.
 

" Sebentar lagi giliran kita" ujar Jensen
 

" Apa kamu mau masuk dan menemani di dalam? "

 
" Kenapa ga? Saya juga harus tau dan buat rencana untuk kita "
 

Saat pemeriksaan tiba, Jensen dan Haesel masuk ke dalam ruangan dokter bersamaan. Seorang dokter wanita menyambutnya dan memperkenalkan diri. Awalnya ga banyak pembicaraan selain bertanya tentang usia kandungan apa yang Haesel rasakan selama masa kehamilan. Dokter kandungan langsung mengajak Haesel untuk mengecek kondisi kandungan dengan menggunakan usg.
 

Dokter mengoleskan gel pada perut Haesel dan alat yang dipegangnya menunjukan janin berukuran cukup besar. Dokter menjelaskan dengan baik pertumbuhan janin Haesel dengan baik dimulai dari ukuran, anggota tubuh yang sudah terbentuk dan masih bertumbuh. Ga lupa dokter juga kasih kesempatan kepada Haesel dan Jensen untuk mendengar suara detak jantung sang bayi.
 

Haesel mungkin sering lupa kalau dia lagi mengandung mengingat ga ada perubahan berarti pada tubuhnya. Namun melihat sendiri bagaimana janinnya berkembang dengan baik dan masih akan terus bertumbuh buat Haesel ga akan pernah melupakan hari ini. Haesel dan Marvin memang saling mencintai dulu melihat hasil cinta mereka kini hidup dan masih terus bertumbuh.
 

Kenyataan kalau bukan Marvin tetapi Jensen yang ada bersamanya di saat saat seperti ini membuat Haesel kecewa. Seharusnya Marvin yang berada disini menemani dia memeriksa kondisi anak mereka.

Jensen yang berada disini, menemani dia sejak tadi dan ikut mendengarkan apa yang dokter bicarakan dengan seksama. Jensen bahkan masih mengobrol dengan dokter untuk menanyakan apa saja yang baik dan ga baik selama masa kehamilan Haesel. Dia benar benar bersikap seperti seorang suami. suami yang baik dan peduli dengan kehamilan istrinya.


" Kalau kalian punya hewan peliharaan seharusnya berhati hati karena anjing bukanlah hewan yang bisa diam. Mereka cendurung berlebihan ketika senang jadi bisa saja membahayakan kandungan jika ga di awasi "
 

Haesel mendengar pembicaraan dokter dengan Jensen dan bisa dipastikan membahas bahaya hewan peliharaan bagi kehamilannya. Haesel tau Jensen sangat menyayangi Odin dan mereka terbiasa tidur bersama. Namun sekarang karena kehadiran Haesel, Odin terpaksa tidur di lantai.
 

Haesel dan Jensen selesai konsultasi dengan dokter.  Mereka lagi menunggu vitamin dan obat yang diberikan oleh dokter tadi. Haesel sesekali mencuri pandang kepada Jensen. Kebaikan dan perhatian seperti ini yang ga pernah dia bisa dapatkan dari Marvin.
 

" Aku ga keberatan Odin tidur bareng kita, Odin itu anjing yang  baik " ujar Haesel tiba tiba teringat pembicaraan Jensen dengan dokter tadi.
 

" Jangan. Mungkin efeknya ga terasa sekarang, saya ga mau membahayakan kamu dan anak kamu. Odin bisa tidur di tempat lain. Saya akan menyiapkan tempat tidur baru buat dia  "
 

HUSBAND WITH BENEFITS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang