Dua

29 7 4
                                    

Happy Reading

.
.


Dewa membaringkan tubuhnya di sofa yang berada di balkon kamarnya. Malam ini cerah sehingga ia bisa menikmati semilir angin yang ada. 

Pemandangan di bawah tidak ada yang menarik karena rumahnya tak banyak dilewati orang. Perumahan elite yang berisikan orang- orang sibuk seperti kedua orang tuanya.

Ia suka memandang langit yang dipenuhi bintang-bintang. Malam ini bulan purnama cahaya bulan mampu menyaingi cahaya dari bintang.

Tapi malam ini ia tak bisa menikmati itu semua dengan tenang. Pikirannya ada pada gadis yang menjadi korban tawuran tadi siang.

Gadis yang tak pernah ia lihat sebelumnya, mungkin karena ia terlalu rajin datang ke sekolah sehingga ia tak tahu.

Atau mungkin gadis itu baru berada di sekolahannya.

Dewa mengingat kembali kejadian di ruang UKS tadi.

Dewa dan Marco menunggu gadis bernama Syaqila yang menjadi korban tawuran di luar UKS. Dewa merasa ini tanggung jawabnya sama seperti jika anggotanya terluka.

Menjadi ketua dari geng pentolan sekolah membuatnya mempunyai tanggung jawab yang tinggi. Ia tak pernah membiarkan anggotanya menderita. 

Sebisa mungkin semua anggotanya tidak ada yang kekurangan apapun. Tak banyak yang mengetahui sifatnya ini, hanya orang yang benar-benar dekat dengannya yang mengetahui.

Dewa mempunyai perawakan tinggi dan badan atletis, ia merawat tubuhnya walau tak mempunyai jadwal yang pasti. 

Dewa juga belajar bela diri semenjak dirinya masih sekolah dasar sehingga sekarang dirinya sudah mempunyai sabuk hitam.

Dia dan gengnya tak pernah membuat kerusuhan, ia menciptakan geng ini hanya untuk berkumpul kapanpun ia merindukan situasi rumah yang ramai.

Kembali lagi pada Syaqila, gadis itu tidak sengaja terkena pukulan dari lawannya tepat pada bagian wajah cantiknya. 

Dewa tak menampik jika Syaqila cantik, sangat cantik bahkan ketika ada lebam di wajahnya.

Ingat bukan jika manusia tidak ada yang sempurna sama seperti dirinya yang jauh dari kata sempurna. Banyak yang mengaguminya tapi tak sedikit pula orang yang memandang remeh dirinya.

Sama dengan Syaqila, gadis itu cantik tapi otaknya sudah geser. Bagaimana bisa dia tidak mengenali dirinya sendiri. Kepalanya tidak terbentur tapi kenapa dirinya seperti kehilangan ingatan.

Bahkan dirinya mengatakan jika dirinya bernama Kayla, ia juga sibuk mencari temannya yang bernama Reta. 

Sedangkan sahabatnya Joana tidak dia kenal sama sekali. Qila malah menyebut Dewa, Marco dan Joana sebagai penculik.

Tadi saat sudah berada di mobil, Qila membenturkan dahinya sendiri ke dahi Dewa. Tindakan itu tentu membuat Dewa kaget, berani sekali Qila melakukan itu padanya, jelas-jelas Dewa ingin menolongnya.

Tak hanya disitu saja Qila juga tidak bisa duduk dengan tenang, Qila selalu berteriak dan berencana melompat jika tetap membawanya ke rumah sakit.

Qila memaksa mereka untuk mengantarnya pulang dan ketika mereka sudah sampai di rumahnya Qila malah marah-marah kembali. 

Katanya itu bukan rumahnya, rumahnya tidak berada di kawasan elite tapi hanya perumahan biasa.

Joana sebagai sahabat menangis karena merasa dirinya sedang di prank oleh Qila. Prank terniat karena Qila begitu mendalami perannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang