2. Perjalanan

9 3 0
                                    


Dengan kecepatan yang melebihi rata-rata dan mendapatkan beberapa klakson juga umpatan tak Mira menghiraukan apalagi macet ditengah hari seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari disaat kondisi genting seperti ini.

"Ya Rabb," ucap Mira saat bunyi dering ponsel yang terus bergema sedari tadi. Segera ia mengurangi kecepatan dan menepikan motornya di samping jalan tepat didepannya ada Swalayan.

"Hallo, Assalamualaikum, Mbak. Ibuk udah dibawa pulang, masalah ditunda sementara soalnya Kakek dibawa ke puskesmas, darah tingginya kumat." Mira menghela nafas kasar setelah ia menjawab salah dari adiknya.

"Ya udah Mbak putar balik ya, bilang ke Ibuk kalo Mbak gak pulang, nanti ada acara soalnya." Setelah memutuskan sambungan telefon, Kira lalu memarkirkan motornya di depan swalayan, ia akan mencari beberapa makanan ringan juga minuman dingin sekalian beristirahat.

Setelah selesai membayar belanjaannya, Mira menenteng sekantong plastik besar yang bisa dipastikan isinya hanya Snack dan minuman dingin karena plastik yang sedikit transparan juga beberapa bungkus yang mencuat keluar karena kantong kurang besar. Ia dengan santai duduk di kursi depan swalayan yang memang disediakan untuk beristirahat atau sekedar mengecek belanjaan.

Dengan tangan yang asik memasukkan Snack kentang kedalam mulut juga sesekali menyesap susu kotak lewat sedotan, Mira menatap kendaraan yang lalu lalang dijalan raya yang kadang saling menyalakan klakson karena tak sabar juga menghindar dari terjangan teriknya sinar matahari. Tak lama, matanya memicing saat melihat sebuah mobil Alphard memasuki area parkir diikuti beberapa mobil hitam dibelakangnya yang tentu saja sama mewahnya.

"Enak kali ya jadi orang kaya?" tanyanya pada diri sendiri saat melihat beberapa orang keluar dari mobil dengan pakaian berkelas bak artis papan atas.

Seorang wanita dengan perut yang buncit tampak keluar dari mobil Alphard sedikit kesusahan, beberapa pria yang sepertinya seorang bodyguard tampak bimbang saat akan membantu, mungkin mereka sungkan atau memang tidak berani menyentuh majikan nya. Setelah wanita hamil tadi keluar tampak seorang anak laki-laki yang yang menuntun wanita tadi dengan lembut.

"So sweet banget sih subhanAllah," kagumnya dengan bibir yang masih asik mengunyah keripik kentang dari dalam Snack. Tak berselang lama, saat wanita itu akan naik memasuki beranda swalayan yang memang di desain tangga membuat mata Mira melotot lalu menghampiri wanita tersebut dengan cepat.

"Maaf, Bu. Biar saya bantu naiknya, sepertinya ibu harus ganti pakai sandal agar tetap seimbang saat berjalan," ucap Mira lalu membantu ibu hamil tersebut menaiki 3 tanggal kecil dengan perlahan walau tadi sempat mendapat tatapan tajam dari bodyguard disana tapi ia acuh, keselamatan wanita hamil di sampingnya lebih penting.

"Saya bawa sandal cadangan di motor mau saya ambilkan? Agar lebih nyaman," ucap Mira yang dibalas senyum oleh wanita tersebut.

"Terima kasih, Nak. Tapi saya setelah ini ada acara formal masa pakai sandal," ucap ibu itu setelah Mira dudukan di kursi tepat ia duduk tadi.

Dengan cepat Mira menyambar kunci motor di meja dan berjalan cepat kearah motornya, membuka jok motor lalu mengambil Tote bag yang berisi sandal.

"Ibu hamil cepat lelah dan pasti nanti dedek bayinya juga ikut lelah, ibu pakai ini dulu baru kalo sudah sampai ke tempat acara bisa dipakai sepatu hak nya, tapi lebih baik pakai flatshoes ini, Bu. Flatshoes gak buruk juga buat acara formal kok. Kesehatan dan kenyamanan ibu lebih penting," ucap Mira setelah selesai memasangkan flatshoes mocca miliknya pada kaki sang ibu yang kebetulan sekali warnanya senada dengan gaun yang digunakan juga ukuran yang pas.

"Kalo begitu saya permisi ya, Bu. Soalnya masih ada acara," ucap Mira membereskan kekacauan dimeja yang ia buat, lalu memberikan sebuah susuk kotak kepada v anak laki-laki yang sedari tadi terdiam setelahnya ia pergi dengan cepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spiegel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang