1. MPLS

30 5 0
                                    

Apel pagi penyambutan MPLS di SMK Nugraha berlangsung dengan hikmat dan ramai. Sekitar 500 siswa-siswi peserta MPLS dengan cermat mendengarkan pidato dari seorang anggota OSIS sebagai Pembina Apel.

"Sesuai nama yang telah disebut kan dalam kelompok silahkan baris dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok satu dari paling selatan disusul kelompok dua. Perhatikan barisan sesuai kakak pendamping didepan kalian." Suara MC menginstruksikan seluruh peserta MPLS setelah apel pagi selesai. 50 kelompok kini sudah duduk bersila dengan rapi bersama kakak pendamping yang berdiri di depan masing-masing kelompok.

Seorang gadis dengan sepatu putih dan seragam atas yang terlihat kedodoran naik diatas panggung mini. Ia meraih mic lalu mulai menatap peserta MPLS.

"Assalamualaikum wr.wb. good morning everybody," sapa nya semangat.

"Waalaikumsalam wr.wb. Morning, Kak." Jawaban serentak membuat gadis itu tersenyum.

"Sebelumnya perkenalkan nama saya Amira Onycha Ezhat dari kelas XII Teknik Otomasi Industri, kalian bisa memanggil saya dengan Amira atau Ocha. Disini saya sebagai ketua acara. Salam kenal." ucap Mira yang dilanjut oleh yang lain untuk memperkenalkan diri mereka.

Setelah pengenalan panitia dan pengecekan bekal pembawaan, seluruh peserta MPLS dibawa ke gedung G dimana ruang indoor MPLS saat ini.

Mira dan ketiga orang teman seperjuangan nya memasuki gedung G saat melihat acara MPLS yang akan dilaksanakan selama 3 hari telah dimulai. Dengan jas hitam yang menutupi bajunya Mira berjalan menuju bagian belakang dimana barisan para peserta MPLS laki-laki disana. Peserta yang banyak membuat mereka terpaksa acara dengan lesehan dan panggung pendek didepan sana.

"Dek, ngapain? Bisa hp nya disimpan dulu?" ucap Mira berjongkok di samping cowok yang ternyata sedang main game online. Cowok itu langsung mematikan hp nya dan memasukkan nya kedalam tas membuat Mira tersenyum

Acara berjalan dengan tenang dari perkenalan jurusan hingga game-game lucu yang memang diakan agar peserta tidak suntuk.

Setelah istirahat semua langsung berhamburan ke kantin, ada juga yang berkumpul pada teman-teman dari SMP atau teman main dirumah. Mira menatap selembar kertas berisi jadwal kegiatan untuk besok pagi, tak lama tampak ia mengerutkan keningnya bingung, ia mengambil ponsel yang berada disaku jas nya lalu menelfon salah satu partner nya yang mungkin sekarang berada di kantin.

"Jangan dimatiin, gue kesana." Mira langsung melangkah ke kantong dengan ponsel yang masih berada di telinganya.

"Sekarang Lo berdiri," ucap Mira lalu segera berlari kearah seorang cowok yang berdiri dengan ponsel ditangannya.

"Minta tolong ini diprint ulang terus diganti sama yang udah tak kirim lewat word itu." Mira menunjukkan letak kesalahan dan memberikan uang untuk biaya print.

"Ini hp adek gue yang gue bawa, gabisa buka dokumen."

Ada kah yang bersedia menjadi sasaran lemparannya?

"Dek? Ada yang bisa buka dokumen ms. Word ga?" tanya Mira menatap sekeliling yang berisi peserta MPLS.

"Aku bisa, Kak." Mira menatap peserta MPLS yang berada di samping temannya.
"Dikirim lewat WA ya, Kak." ucapnya membuat Mira langsung mengambil ponsel peserta itu saat dia menyerahkan nya.

Dengan cepat Mira menuliskan nomor wa nya dan men chat nomornya lewat nomor peserta MPLS.

"Ini, kamu pergi sama kak Dito ya," ucap Mira setelah selesai mengirimkan dokumen yang harus di print.

"Gue pergi dulu ya," ucap Dito membereskan makannya lalu berdiri didepan Mira dengan gaya sok cool ala badboy cap kaki tiga.

"Tolong ambilin laptop gue yang ada di ruang OSIS. Di loker ya."

Spiegel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang