ISYANA || PART 8

23 13 2
                                    

Happy Reading ❤️

****

Kini keluarga itu pun selesai dengan makan mereka setelah dilakukan dengan hikmat.

"Masakan bunda emang ngga ada duanya, enaknya bikin nagih terus" puji Alden. Agatha, Arlan, dan Jayden lantas tersenyum.

"Pasti ada maunya tuh Bun.." Imbuh sang kaka.

"Ya ampun abang..kok tau sih?"

"Tuh kan Bun..apa Jay bilang"

"Memangnya kamu mau apa?" Tanya Agatha.

"Ngga kok Bun..Al cuma becandain Abang.." tutur Alden.

"Oh ya Al..ikut ayah sebentar ada yang pengen ayah bicarain sama kamu" tutur sang Ayah.

"Em baik yah.." Alden kemudian mengikuti ayahnya menuju ruang kerja sementara Jayden membantu ibunya membereskan meja bekas mereka makan.

Ngomong-ngomong soal Jayden.

Dia adalah putra pertama Arlan dan Agatha yang sekarang sudah menjadi CEO di perusahaan Arlan sang ayah di London.

Umur nya sudah sekitar 27 an, hanya selisih 5 tahun dari umur Alden, adik yang begitu ia sayangi.

Statusnya masih lajang karena ia masih ingin fokus bekerja meneruskan perusahaan sang ayah.

Kedatangannya ke Indonesia hanya sementara karena lusa ia akan kembali lagi ke London bersama dengan Arlan.

* * *

"Jadi, ayah mau kamu meneruskan perusahaan kita Company Abiputra-group, kamu bersedia kan?" Tanya Arlan pada sang putra. Kepintarannya yang di atas rata-rata menjadikan dirinya anak emas di keluarga Abiputra.

Alden nampak diam. Ia bingung harus menjawab apa karena ini pertanyaan yang kesekian kalinya dilontarkan oleh sang ayah kepadanya.

"Jangan bilang Jayden lagi! Kamu tau sendiri kakak kamu sudah memimpin perusahaan di London, tidak mungkin dia memegang dua anak perusahaan sekaligus, ayah percaya akan kemampuan kamu dalam memimpin aset terbesar keluarga ini" tutur Arlan.

Alden masih diam. Ia masih berusaha memikirkan keputusannya.

"Lusa ayah sudah akan kembali ke London dengan kaka mu, jadi ayah kasih waktu 1 hari untuk kamu memikirkannya, namun harapan ayah besar sama kamu nak!" Ungkap Arlan penuh harap.

"Baik yah, Alden siap meneruskan pimpinan perusahaan AbiPutra-group" tutur Alden dengan yakin.

Seketika Arlan memeluk erat tubuh sang putra. Tanpa sadar air matanya menetes.

"Tapi yah, bagaimana dengan A'P system?"

"A'P system akan tetap berdiri, namun bekerjasama lah dengan Jayden untuk melindunginya, karena menurut ayah ini juga penting demi menaungi perusahaan AbiPutra-group dan Abi-Crop" terang Arlan dengan serius.

A'P system atau Abi'Patriot-Sytem adalah perusahaan persenjataan terbaik di London yang memuat peluru kendali terbesar di dunia dan memimpin dalam sistem pertahanan rudal. Selain itu, perusahaan ini juga menjadi pusat rudal balistik Inggris.

Selain Inggris, Abi'Patriot system juga digunakan oleh sembilan negara lain. Perusahaan ini dapat menjual 2 persen lebih banyak senjata dengan total USD 23,9 miliar atau setara Rp 337.38 triliun perbulannya.

Perusahaan ini juga mencakup para gangster terkuat di dunia salah satunya adalah Alden sendiri. Penyerahan perusahaan ini kepada Alden telah dilakukan 1 tahun silam.

* * *

Nampak seorang gadis dengan kedua tangan dilipat sejajar dada tengah berdiam diri memperhatikan seorang laki-laki yang saat itu dihukum untuk membersihkan gudang karena ruangan itu akan dipakai.

"Sudah cukup!" Titah Nana sembari mendekati Riffat.

"Kenapa kak?" Tanya nya bingung.

"Kamu sudah tau kan kesalahan kamu apa? Dan saya tidak akan memberikan hukuman jika kamu tidak salah"

"Iya kak" sahut Riffat pasrah.

"Jadi kesalahan kamu apa?"

"Kurang disiplin" jawabnya melemah.

"Anak pintar. Sekarang kamu silahkan kembali kelapangan"

"Baik kak"

Saat Riffat mengikuti Isyana tiba-tiba saja lemari yang akan Isyana lewati bergerak seperti ingin tumbang.

"Kak Isyana awas!" Teriak Riffat sambil menarik tubuh Isyana.

Isyana terjatuh di pangkuan Riffat.

Mata mereka pun bertemu namun tak beberapa lama kemudian Isyana sadar dan menjauh dari tubuh Riffat.

"Makasih.." ucap Nana kaku.

Riffat pun mengangguk. Suasana benar-benar canggung ditambah ada getaran hebat dalam hatinya Riffat. Bukan hanya sekedar getaran biasa.

"Tubuh kamu..berdarah" ucap Isyana sembari memegang bahu bagian belakang Riffat yang darah nya sudah menembus seragam putih abu-abu itu.

Spontan Riffat terkejut sebab mengapa ia tak menyadari luka di bagian belakang tubuhnya yang sudah sangat berdarah.

Kini Isyana mengobati luka Riffat di ruang UKS. Bagaimanapun juga semua ini terjadi karena menolongnya jika tidak mungkin Isyana lah yang akan terluka.

"Ashh..."desis Riffat menahan sakit.

"Sepertinya lukamu ini terkena patahan lemari tadi" ucap Nana.

"Makasih ya..kamu udah ngobatin luka aku" tutur Riffat begitu tulus.

"Semua sudah tanggung jawab saya, karena tadi kamu juga sudah menolong saya" ucap Isyana mengingatkan agar Riffat tak salah mengartikan pertolongannya. "Sebentar lagi jam pulang, kamu tidak usah kembali kelapangan! Tunggu saja di sini sampai jam pulang berdering. Nanti teman kamu biar saya panggilkan untuk menemani kamu di sini" terangnya lalu melangkah meninggalkan Riffat.

"Tunggu!" Pinta Riffat.

Isyana menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Memangnya kamu tau nama temen aku?" Tanya Riffat.

Damn it! Isyana tak tau siapa temen Riffat. Sontak ia terdiam. Seketika Riffat tersenyum. Entah mengapa wajah baby face Isyana yang terlihat kebingungan itu begitu menggemaskan.

"Dia seharusnya ngga menjadi kaka kelas gue!" Batin Riffat.

"Terus siapa nama teman kamu?" Tanya Nana namun Tak ada respon dari Riffat. "RIFFAT ALDEBARAN!" Ucap Nana sekali lagi.

"Ah ya, Ziko Ramadhan Jaya" ungkapnya.

"Kau jangan kemana-mana!" Sorot mata Isyana yang begitu tajam kearah nya membuat Riffat sadar akan halusinasinya.

Seiring menghilang nya tubuh Isyana, Riffat pun tersenyum.

"ISYANA PUTRI WULANDARI, tunggu saja aku pastikan kau akan menjadi milik ku!" Batin Riffat sungguh-sungguh.

Bersambung...

ISYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang