ISYANA || PART 6

32 13 5
                                    

Happy Reading ❤️

****

Alden Devandra Abiputra, mungkin dari marganya sudah tak asing lagi. Tentu siapa yang tak kenal dengan Abiputra? Pemilik perusahaan terbesar yang memiliki beberapa anak cabang di seluruh dunia salah satunya Company Abiputra-group di indonesia yang bergerak di bidang properti.

Ya, Alden adalah putra kedua dari Arlan Abiputra sang pemilik perusahaan company Abiputra-group.

Kehidupannya bisa di bilang sempurna. Memiliki keluarga yang utuh dan harmonis, kaya akan kasih sayang orang tua dan saudara, punya IQ tinggi, ahli bela diri, dan memiliki paras wajah tampan. Siapa yang tidak tergila-gila padanya. Termasuk author sendiri, Hehe canda :)

Namun siapa sangka dibalik kehidupannya yang sempurna ada kekosongan dan luka masa lalu yang tak mau sembuh dalam hatinya hingga membuat sifatnya berubah drastis menjadi pribadi yang keras kepala, tidak suka di bantah, dan sifatnya akan lebih dingin apabila bersosialisasi dengan perempuan.

________

Pagi hari yang cerah berhasil membuat benih-benih keringat siswa dan siswi yang melaksanakan PLS hari pertama mereka di SMA Gold Garuda bertaraf internasional itu bercucuran. PLS saat itu dipimpin oleh Isyana sang primadona sekolah yang saat itu tengah menjabat menjadi ketua OSIS.

Ia dikenal baik oleh pihak sekolah karena ketegasan dan tanggung jawabnya dalam menjalankan visi dan misi sekolah. Namun ia dikenal kejam oleh anak-anak sekolah karena ia tak pandang bulu untuk menghukum siapapun yang berbuat ulah. Bahkan si ratu bullying pun tunduk padanya.

Saat itu jam istirahat tengah berlangsung. Seluruh siswa dan siswi yang baru melaksanakan PLS hari pertama mereka pada berbondong-bondong menuju kantin untuk makan.

"Gila, itu kak Isyana kejam bener dah gue sampe kelaparan baru di istirahatin" kata salah satu siswi yang hampir siup karena teriknya matahari.

"Lo ngga tau ya, dia emang dikenal kejam kali, kata Kaka sepupu gue yang seangkatan sama dia, dia itu ngga mandang bulu untuk menghukum siapapun yang berbuat ulah, dia walaupun perempuan namun di takuti oleh semua anak-anak di sekolah ini kecuali..." Ucap gadis yang bernama teg kan Shela itu terpotong

"Kecuali apa?" Tanya temannya penasaran.

"Jam istirahat udah selesai! Waktunya baris bukan ngegibahin orang!" Ucap seseorang yang tiba-tiba datang. Siapa lagi kalau bukan Isyana dengan 2 sahabatnya Agnie dan Nesya.

"I-iya kak, ta-tapi kami belum makan kak" ucapnya dengan gugup dan takut.

"Makanya dek, kalau di beri waktu itu gunain untuk hal yang bermanfaat bukan ngebihin orang" kata Agnie lembut namun terasa begitu tajam.

"Sudah! Sekarang kalian makan dulu, Kaka tunggu dilapangan 15 menit dari sekarang!" Ucap Isyana kemudian pergi berlalu.

* * *

Nampak seorang perempuan yang sudah separuh baya namun masih terlihat cantik dan awet muda tengah menyiapkan makanan. Begitu banyak menu yang ia siapkan pagi itu.

"Bunda!" Panggil Alden.

"Eh sayang..kamu sudah bangun?" Tanya ibu Alden sambil tersenyum.

"Iya Bun..eum bunda' bunda masak sebanyak ini untuk siapa?" Alden mencoba bertanya.

Agatha hanya tersenyum. Selang beberapa detik kemudian terdengarlah suara seseorang yang mulai riuh.

"Surprise!"

"Ayah? Bang Jayden? Uuuu" Riuh Alden langsung memeluk kedua pria yang notabennya adalah Ayah dan kakaknya.

"Cukup Al..aku pusing!" Ucap Jayden sang kakak setelah mulai merasa pusing karena pelukan yang Al berikan benar-benar seperti ingin mengajaknya perang dunia.

"Hehe..sorry"

Kedatangan Arlan dan Jayden membuat hati Alden sedikit tenang setelah kejadian tadi malam cukup mengacaukan pikiran dan perasaannya.

"Lebih baik sekarang kita makan dulu bunda udah siapin menu-menu makanan kesukaan ayah, Jayden, dan Alden" ucap Agatha.

"Ayo bang!" Ajak Alden sembari menarik lehernya Jayden.

"A' Leher ku cekik Al..sakit!" Pekik Jayden tepat di telinga sang adik.

"Penging telinga Al bang!" Balas Alden tak kalah nyaring.

"Mulut mu bau, kamu ngga sikat gigi ya?" Ledek Jayden sambil menjauh.

"Masa sih bang? Haahhh" angin yang keluar dari mulut Alden tepat mengenai lobang hidung Jayden.

"Ih Al..jorok banget sih!" Jayden mulai kesal.

"Aku ganteng kan bang?" Celoteh Alden sembari menyapu rambutnya dengan tangan.

"Apa'an sih ngga nyambung banget, bunda liat nih anak bunda kenapa gini?"

"Udah udah kalian ini mau makan aja harus ada drama" ucap Arlan mulai pusing dengan kelakuan anaknya yang selalu seperti itu bila terkumpul. Padahal mereka itu bukan lagi anak-anak yang ada apa-apa itu harus di debatkan. Namun meskipun begitu adik dan Kaka yang satu ini saling menyayangi satu sama lain hanya saja caranya sedikit berbeda.

Bersambung...

ISYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang