"Andai semudah itu kak." Dara menyela Ady. Mereka berdua terdiam untuk beberapa saat.

"Lebih baik Kak Ady masuk ke kelas. Nanti Kak Ady tertinggal pelajaran. Saya pamit dulu." lalu Dara pergi begitu saja.

"Ungkapkan semua yang ada dipikiranku? Omong kosong. Yang ada aku nanti bisa dihajar mati-matian sama ayah."

"Dara, bantuin dong. Aku nggak ngerti nih."

"Apa yang kamu tidak mengerti?"

"Semuanya. Soalnya susah banget." tentu saja jika ada materi yang sulit dimengerti semua akan bertanya kepada Darani. Dia marah, namun bisa apa?

"Padahal ada dibuku, tinggal ditiru caranya juga sudah selesai." andai dia bisa mengatakan itu, namun tidak. Kalimat itu hanya tertinggal di benaknya.

"Ya sudah, sini aku bantu.".

12.00, istirahat jam kedua. Makan dan menunaikan ibadah, inilah yang dilakukan hampir seluruh siswa. Dan seperti biasa, Dara makan siang sendirian. Dia pergi ke kantin dan mengambil makanan yang sudah disediakan dengan prasmanan. Di depannya ada seseorang yang dia kenal, Ady.

"Loh Kak Ady? Halo kak."

Ady menoleh ke belakang "Oh Darani. Halo juga." Ady berkata dengan wajahnya yang datar.

"Kak Ady mau makan bareng? Aku cuma ngajak kak, tapi kalau kakak mau makan bersama teman kakak yang lain tidak apa-apa kok."

"Ya sudah, saya makan bareng kamu. Tapi memangnya kamu tidak punya teman?"

"Tidak kak. Tapi tidak apa-apa kok, aku sudah terbiasa."

Lalu mereka menemukan bangku dan meja makan di bawah sebuah pohon. Mereka memakan makan siangnya.

"Kakak suka makanan apa?" Dara tiba-tiba bertanya kepada Ady.

"Saya tidak suka apa-apa. Yang penting saya bisa hidup dengan makan."

"Oh begitu. Kalo minuman kak?"

"Sama saja."

"Wih, Kak Ady simple banget ya. Tapi nanti kalo misal aku ingin belikan kakak makanan, aku kasih kakak apa?"

"Ya tidak usah. Ngapain juga kamu kasih?" Darani terkejut. Mengapa dia terdengar seperti marah dan tersinggung? Mereka terdiam.

"Maaf kak kalau aku menyinggung."

"Tidak usah minta maaf, kau hanya bertanya."

Setelah selesai, mereka kembali ke kelas masing-masing.

"BURUNG DARAAAAA" Asmara Matahari, orang paling dekat dengan Darani. Sayangnya dia berada di kelas 10C. Walaupun Asmara merupakan teman terdekat Darani, Darani bukanlah teman utama Asmara. Asmara memang anak yang suka bersosialisasi dengan siapa saja.

"Oh, Mara. Kenapa?"

"Dara Dara, nanti sore aku pengen beli dress, mau ikut nggak? Soalnya fashion kamu tuh yang the best gitu. Ikut ya? Please..."

"Maaf, aku tidak bisa. Aku ikut bimbel tambahan soalnya."

"Ih, kamu tuh sibuk banget ya. Kadang kasian ngeliat kamu."

"Haha, ya aku harus belajar supaya pintar kan?"

"Yaudah deh, eh ngomong-ngomong gimana kakak kelas yang baru? Tadi aku lihat kamu ngobrol sama dia. Ganteng deh, kenalin dong hehe." Darani sebenarnya kurang suka dengan Asmara karena ini. Dia selalu datang ke Darani hanya karena ada kemauannya sendiri.

"Emm kita juga tidak dekat. Tidak banyak bicara juga."

"Kalau ga mau bilang aja. Gausah bohong kayak gitu. Yaudah deh." lalu Asmara pergi begitu saja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 03, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

See you.Where stories live. Discover now