37. party's over

85 34 45
                                    

"Selamat ulang tahun dan semoga panjang umur, Matahari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat ulang tahun dan semoga panjang umur, Matahari."

DORR!

Bunyi keramaian suara balon pecah dari arah belakang mengawali segalanya, dan salah seorang anak ini sengaja memecahkannya tepat di sisi telinga bocah yang sedang berulang tahun. Meski langsung mendapatkan pukulan di kepala akhirnya dua anak itu berpelukan.

Sementara pemandangan di depan sana-mereka yang tadinya tertidur pulas- mulai berdatangan mengucapkan ucapan selamat ulang tahun dan mendo'akan semoga panjang umur membawakan kue dan sebuah lilin berbentuk angka usianya akan menjadi momen bersejarah baginya.

Terlalu mengharukan baginya yang sudah jarang mendapatkan momen langka di mana orang beramai-ramai saling berbagi kebahagiaan, melukis sebuah kenangan bersama. Kalau biasanya Nachandra akan membeli kue dan lilin sendiri meniupnya sendirian demi mengapresiasi diri.

Sekarang di depan mata kawan-kawan berbahagia meluangkan waktu sejenak untuk sekadar menemaninya meniup lilin saat usianya berkurang setahun, ya benar berkurang, sebenarnya memang tidak ada yang spesial dari pergantian angka, bukan sesuatu yang harus dirayakan. Hanya saja Nachandra tetap melakukannya demi kesenangan sendiri.

Senyuman matahari mengembang tak jadi sendu, seseorang menghembuskan napas merasa begitu lega.

"Tiup dulu nggak?" desak Jonathan tak sabaran.

"Tiup lah masa enggak," balas Jingga asal-asalan.

"Lo nunggu subuh Chann?" protes Raden menyadari gerak-gerik Nachandra yang malah sibuk menatap wajah mereka dengan binar di mata.

"Nunggu magrib," jawabnya kesal, padahal lelaki berkulit tan itu hanya ingin menikmati momen ini walau sebentar.

"TIUPP LILINNYA! TIUP LILINNYA SEKARANG JUGAK, " sorak Raden mendorong nampan berisi kue padanya.

"SEKARANG JUGA! HAHAHAHA!!" Jonathan malah tertawa terpingkal-pingkal menyadari ada sesuatu yang janggal.

"MAKE A WISH BRO!" kata Selatan, meskipun berada di barisan paling belakang bocah itu menjulang tinggi mengalahkan kakak kelasnya.

Kepalanya mulai menunduk meniup lilin yang sedang dibawa oleh Henna pada kue ulang tahun miliknya melihat semua orang berkumpul di titik yang sama, merayakan puncak acara bersama-sama.

Kedua tangannya refleks saja mengadah ke arah kiblat membuat orang-orang di sana menatapnya aneh, sedangkan Jonathan dan Raden hanya cekikikan kecil ikut merasakan malu oleh ulah temannya. Nachandra yang mulai menyadari tatapan tak enak itu langsung menurunkan tangan.

"Nanti aja gue do'anya dalem hati," utusnya.

Lilin sudah ditiup, semuanya bersorak meriah di tengah sunyinya malam mungkin saja bisa membangunkan para tetangga dari mimpi indah maupun buruk mereka di sekitar sana. Sedangkan seorang perempuan mengintip dari jendela menyaksikan kebahagiaan mereka tanpa adanya dirinya.

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Where stories live. Discover now