16. Perkara Rokok

116 47 19
                                    

Perihal perilaku Selatan beberapa waktu lalu tak begitu mengganggu pikirannya sebenarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perihal perilaku Selatan beberapa waktu lalu tak begitu mengganggu pikirannya sebenarnya. Laki-laki itu hanya sibuk memikirkan bagaimana caranya menyembunyikan bekas lukanya dari Farhan, sementara pria itu terus menanyakan tentang memar di punggung.

Nachandra harus menjawab apa?

Memperhatikan setiap bekas luka di depan kaca memamerkan bentuk tubuh idealnya bertelanjang dada dengan sisa rambut basah dan berantakan. Bersiap berangkat ke sekolah seperti biasa.

Mengiris pelan ketika menyentuh bagian leher, ke pelipis, lalu pipi, berhenti di dagu. 

Hari ini Nachandra tak begitu bersemangat, jujur saja ia bosan dengan hidup yang terkesan terlalu menonton. Belajar, datang ke sekolah, mengerjakan tugas, menyimak pelajaran, sesekali menanggapi percakapan anak laki-laki di kelas. 

Bahkan waktunya berduaan bersama sang kekasih tak sebanyak saat ia masih homeschooling dulu. Nachandra juga tidak berniat menghubungi Marnia dari semalam, setelah Farhan tiba-tiba menanyakan tentang luka di punggungnya seolah dia sangat tau anak asuhan sedang tidak baik-baik saja.

Nachandra takut, terlalu takut membahas kejadian perundungan yang menimpanya. Karena dengan begitu, Marnia tidak akan diam. Bisa saja ibunya langsung memberhentikannya dari sekolah padahal ini sudah pertengahan semester.

Pandangan Nachandra melebar ke seluruh sudut tempat memilih untuk berdiam diri di belakang kelasnya sendirian. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang. 

"Mau rokok gak?" Jona menyodorkan rokok miliknya sembari tersenyum santai. 

"No smoking, sorry."

"Sok enggress!"

"Bapak gue guru bahasa Inggris."

"Perasaan apa apa lu sangkut pautin bapak lu dah anying," gerutu Jona membung putung rokoknya di depan Nachandra. 

"Emang bener ye, gak ngida-ngida gua."

"HAH? MASA IYA BAPAK LO GURU BASA ENGGRES??" Nachandra tersenyum bangga beranjak berdiri. 

"Dulu beliau pernah ngajar di berbagai daerah, gatau deh. Pas umur dua belas tahun gue udah gak nemu dia lagi."

Jona merangkul Nachandra mengelus-elus bahunya, dibalik senyuman manisnya terdapat luka yang sakitnya tak terhingga. Seseorang punya berbagai alasan mengapa menjadi begitu tertutup ia mengerti itu. Nachandra dengan latar belakang yang tidak pernah orang tau kecuali teman terdekat.

"Nachandra, lo kuat banget tanpa bapak di umur segitu?? Wah hebat anjir! Gue aja ke mana-mana mesti sama Bapak, atau gak ya sama Mak gue." 

Padahal Ayah kandung Nachandra masih ada dan baik-baik saja, mungkin ... hanya saja beliau harus dirawat di rumah sakit katanya, dan sampai sekarang Nachandra belum tau apa penyakit yang dideritanya. 

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Where stories live. Discover now