CHAPTER 4

447 95 44
                                    

4. Awal Pertemuan

***

Di sore harinya, Sasha beserta teman-teman barunya jalan beriringan menuju ruang musik. Dia akan menunjukkan skill bermain musiknya pada teman-temannya.

"Selain main gitar, lo bisa main apa?" tanya Prisa pada Sasha.

"Gue bisa main piano sama biola," jawab Sasha.

Prisa bertepuk tangan. "Wow, lo hebat banget. Menurut gue, main biola itu susah. Udah beberapa kali gue coba belajar, tapi tetep aja gue nggak bisa sampai sekarang."

"Gampang, kok. Selagi lo niat belajar sungguh-sungguh, pasti bisa," balas Sasha. "Masih jauh ruang musiknya?"

"Enggak, ini bentar lagi sampai," ucap Nara.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di depan pintu bertuliskan 'Ruang Musik Seni Populer'.

Prisa membuka pintu tersebut. Alangkah terkejutnya mereka saat mendapati kehadiran lima orang laki-laki sedang bermain game online.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Yuki menatap mereka berlima dengan tatapan tidak suka. "Seharusnya, kan, kalian hormat ke tiang bendera."

"Ssstttt, jangan berisik lo," desis Gala kesal. Dia takut jika guru BK mengetahui kehadiran dia dan teman-temannya di sini.

Marsel dengan sigap menutup pintu ruangan itu, lalu menguncinya. Tak lupa Marsel mengantongi kunci tersebut di saku celananya.

"Lho, kenapa lo kunci pintunya?" tanya Prisa yang tidak terima saat pintunya dikunci oleh Marsel.

"Bocil nggak usah banyak tanya," balas Marsel sambil meledek Prisa.

Prisa menjambak rambut Marsel dengan kuat, dia tidak terima disebut bocil oleh laki-laki itu. "Sialan lo, gue bukan bocil."

Marsel menarik paksa tangan Prisa dari rambutnya. Kemudian, laki-laki itu mengelus-elus rambutnya. "Untung rambut gue nggak rontok," gumamnya.

Seharusnya saat ini para anggota Dream Hunter menjalankan hukuman mereka karena bolos pelajaran di jam terakhir. Namun, mereka lebih memilih bersembunyi di ruang musik daripada hormat ke tiang bendera.

"Bos, itu anak baru yang gue ceritain tadi," bisik Aiko pada Gala. Laki-laki itu menunjuk ke arah Sasha yang sibuk memperhatikan isi ruangan ini.

"Oh, itu. Cakep juga, ya?"

"Iya, anjir. Dia pindahan dari sekolah Kencana."

Gala manggut-manggut. Dia berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Sasha.

"Lo anak baru?" tanya Gala pada Sasha. Laki-laki itu sedang berusaha mengajak Sasha untuk mengobrol dengannya.

Sasha tidak menjawab. Gadis itu memperhatikan penampilan Gala yang tampak urakan dengan seragam sekolahnya.

"Ck, sombong amat," cibir Gala.

"Bacot, lo. Mendingan sekarang lo sama temen-temen lo itu pergi dari sini, kita mau pake ruangan ini," ucap Nara.

"Heh, emang ruangan ini punya lo? Seenaknya aja lo ngusir kita," balas Marsel dengan sewot.

"Tapi, kan, kalian cuma main game doang di sini."

"Ya, suka-suka kita dong. Mau main game, mau salto, atau mau kayang juga bukan urusan lo."

"Kalian ngeributin apa, sih?" tanya Aji polos. Sedari tadi laki-laki itu tidak paham dengan apa yang dibicarakan oleh Nara dan Marsel.

"Diem lo," sentak Nara dan Marsel secara bersamaan.

"Udahlah, mendingan kita pergi aja. Besok kita ke sini lagi," ucap Sasha menengahi pertengkaran Nara dan Marsel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DREAM HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang