24

3 0 0
                                    

Gerbang besar di hadapan Anaya terbuka lebar. Salah seorang penjaga keamanan menyambutnya dan Sarah dan meminta dua gadis itu untuk segera masuk. Keduanya mengangguk sopan kemudian segera memasuki pelataran rumah Sean yang benar-benar luas. Siang itu mereka sudah membuat janji dengan bi Surti untuk menyiapkan pesta ulang tahun kecil-kecilan untuk Sean.

Kedua gadis itu segera masuk ketika melihat sosok bi Surti yang melambai dari arah pintu utama. Dengan dipimpin bi Surti di hadapan mereka, ketiganya berjalan menuju dapur. Di sana tampak sudah siap beberapa bahan kue yang akan mereka gunakan. Sebenarnya bi Surti sudah memberi tahu kedua gadis itu untuk tak perlu repot-repot membantunya membuat kue ulangtahun. Tapi keduanya bersikeras, agar lebih spesial katanya.

"Sean sama Bara udah berangkat bi?" tanya Sarah.

Demi melancarkan rencana kejutan itu, keempatnya memang sudah menyiapkan strategi. Bara hari ini bertugas membawa Sean ke luar rumah sementara Anaya dan Sarah menyiapkan segala macam kebutuhan pesta bersama bi Surti.

"Aman, tadi sempet nolak anaknya, tapi dipaksa sama den Bara jadi mau"

"Emang Bara bilang mau bawa Sean ke mana?" Tanya Anaya kali ini.

"Tadi sih bilangnya mau ke lapang basket aja" jawab Sarah yang kini sudah mengambil alih mangkuk berisi adonan kue kering yang hendak dibuat.

Anaya juga kini sibuk dengan adonan cheesecake yang sedang ia kocok menggunakan mixer. Sedangkan bi Surti sibuk menyiapkan adonan brownies.

"Sean suka sama cheesecake ya bi?"

Sarah kembali melemparkan pertanyaan guna memecah keheningan diantara ketiganya.

"Iya, dari kecil setiap kali ulang tahun kue yang harus ada itu ya cheesecake buat Sean, brownies buat Shawn. Dua anak kembar ini emang seleranya beda jauh kalo soal makanan. Yang satu suka coklat, yang satu suka keju. Tuan Shawn gak bisa makan keju, kalo Sean bisa makan apa aja tapi lebih suka keju"

Baik Anaya maupun Sarah terdiam sebentar mendengar penjelasan bi Surti.

"Sean punya kembaran bi?" Sarah yang baru mendengar nama Shawn mulai penasaran.

Sementara bi Surti yang baru menyadari apa yang baru saja ia ucapkan tampak kelabakan. Anaya bisa melihat wajah panic bi Surti saat tak sengaja menyebutkan nama Shawn lagi. Jadi benar dugaannya bahwa Sean memiliki kembaran. Orang yang ia lihat di toko buku dua minggu lalu berarti memang Shawn, dan ia tak salah lihat.

"Ah..itu, anu.. maksud bibi sepupunya tuan Sean"

Sarah menatap bi Surti dengan tatapan penuh selidik. Namun gadis itu hanya kembali diam dan berusaha mempercayai ucapan bi Surti.

"Berarti Sean anak tunggal bi?"

Bi Surti hanya mengangguk. Beliau benar-benar takut salah bicara lagi.

"Kalo mamanya?" Sarah seakan belum puas mengorek keluarga Sean. Gadis itu justru semakin diisi oleh banyak tanda tanya.

"Mama Sean sudah lama gak ada, sejak tuan Sean usia delapan tahun"

Kali ini bi Surti terpaksa berbohong. Habislah karirnya bila ia membocorkan rahasia besar Pandu Winata dan kekejamannya. Maka ia lebih memilih untuk berbohong. Beruntung Sarah langsung mengangguk percaya. Sementara Anaya yang sejak tadi mendengarkan tampak masih belum bisa percaya pada cerita bi Surti. Masih banyak tanda tanya tentang Shawn.

"Itu adonannya langsung cetak aja non"

Sarah yang mendengar itu mengangguk dan menyerahkan mangkuk di tangannya pada bi Surti. Ketiganya kembali sibuk dengan adonan yang mereka buat. Hanya lontaran pertanyaan seputar kue dan beberapa candaan yang keluar. Baik Sarah maupun Anaya memilih tak kembali mengorek informasi keluarga Sean yang tampaknya menjadi topik sensitif di rumah ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HiraethWhere stories live. Discover now