7

13 3 0
                                    

Jam tangan Sean menunjukkan pukul lima lewat sepuluh, sebentar lagi mentari terbenam dan ia sedang bersiap untuk pulang. Acara olahraga sudah selesai sejak jam empat sore tadi, tapi Sean memilih membantu teman-temannya membereskan stand bazaar sehingga ia baru bisa pulang sekarang. Bara dan Sarah sudah pulang tadi, Sean juga sudah memastikan Anaya pulang dijemput mamanya. Kini tinggal ia sendiri di lapangan parkir, sekolah hampir sepi terlihat dari tinggal beberapa motor saja yang ada di lapangan parkir itu.

Sean mendekati ninja hitamnya yang sudah terparkir rapi sejak pagi. Ia meraih helmnya dan bersiap memakainya. Namun ketika ia mengangkat helmnya, rasa nyeri di bahunya justru muncul, mungkin bahunya terkilir setelah terjatuh saat bermain basket tadi. Ia jadi merutuki kakinya yang tak bisa menjaga keseimbangan tadi. Sean menyentuh bahunya, memberi pijatan kecil pada bahu kanannya itu, berharap rasa sakitnya berkurang. Sean kemudian memakai helm dan menyalakan motornya. Sean mulai melajukan motornya dan meninggalkan lingkungan sekolah.

Jalanan sore itu cukup ramai, banyak pekerja dan pelajar yang kembali pulang ke rumah. Sean menatap langit yang sudah berubah gelap, kemudian beralih pada lampu lalu lintas yang masih menunjukkan warna merah. Ia kembali memijat pelan bahu kanannya yang justru terasa semakin sakit. Kemudian ia kembali menjalankan motornya saat lampu berubah hijau.

Sean membelokkan motornya ke jalan yang lebih sepi dari sebelumnya. Lingkungan rumahnya berjarak tak terlalu jauh setelah jalan ini. Setaunya, jalanan daerah rumahnya memang sedikit sepi. Tak banyak yang tinggal didaerah perumahannya.

banyak yang tinggal didaerah perumahannya.

Sebuah motor ninja biru tiba-tiba saja mendekati ninja hitam milik Sean, disusul dengan motor ninja hijau yang ditumpangi dua orang yang ikut mendekati motor Sean. Kini posisi ninja hitam miliknya berada ditengah dua pengendara tersebut. Sean menatap dua pengendara ninja itu satu persatu, keduanya menggunakan helm full face, begitu pula penumpang yang berada di motor ninja biru. Sean merasa ada yang aneh dengan dua motor tersebut sehingga ia melajukan motornya lebih kencang, berharap bisa keluar dari apitan dua ninja tadi.

Namun tak sampai disitu, kedua ninja itu tetap mengkutinya dan kembali mengapitnya, jarak mereka yang terlalu dekat membuat Sean sempat hampir kehilangan keseimbangan. Namun ia berhasil mempertahankan keseimbangannya. Setelah itu motor ninja hijau yang dinaiki dua penumpang tersebut mendahuluinya. Sementara pengendara ninja biru tetap berada disamping kiri motor ninja milik Sean.

Sean berusaha melajukan motornya lebih kencang, namun tak sempat. Pengendara ninja biru tersebut tiba-tiba saja menendang motor hitam milik Sean cukup kencang, kemudian melajukan motornya lebih kencang dan menyusul motor temannya tadi.

Sean kehilangan keseimbangan, ia terlempar beserta motor ninjanya ke bagian kanan. Kemudian menghantam aspal dengan sangat keras. Kepalanya membentur trotoar. Sementara dua pengendara tadi sudah pergi meninggalkan Sean tanpa menoleh sedikitpun. Sean terbaring lemah, ia beruntung karena jalanan saat itu sepi, jika tidak, mungkin ia sudah dihantam kendaraan dari arah sebaliknya karena kini ia terbaring di bagian kanan jalan.

Sean mencoba melepas helm full facenya, saat itu pula ia menyadari kalau lengan kanannya tak mampu bergerak sama sekali. Ia susah payah melepaskan helm dengan tangan kiri. Napasnya terengah, ia menahan sakit yang menjalar disekujur tubuhnya. Ia berusaha bangkit, namun gagal. Motornya berada tak jauh dari tempatnya tergeletak. Sean bisa mendengar suara langkah kaki seseorang yang mendekatinya dengan terburu-buru. Ia bisa melihat seseorang yang menggunakan helm menghampirinya. Sebelum tau siapa yang mendekatinya, ia sudah terlebih dahulu kehilangan kesadaran.

                                                                                                   ...

HiraethWhere stories live. Discover now