Chapter 03 ; Protect you

205 28 0
                                    

Vella terbangun, suhu telah naik seiring dengan menyingsingnya sinar mentari. Merasakan tenggorokan yang kering Vella meraih gelas yang selalu tersedia di atas nakas. Vella mendesah kecewa karena gelasnya ternyata sudah kosong, dengan malas ia pun beranjak menuju dapur.

Kondisi rumah sudah sepi, Ocean pasti sudah berangkat kerja. Vella mengisi kembali gelasnya, sembari menuntaskan dahaga netranya menangkap sesuatu yang tidak asing. Segelas susu yang telah diseduh dan ditaruh dengan baik di atas meja makan yang tak lain pasti ulah Ocean.

Menemukan segelas susu di pagi hari adalah keseharian Vella ketika menikah dengan Ocean. Pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut juga tak lupa menyeduhkan susu saat malam hari. Disamping sifat dinginnya Vella mengakui bahwa Ocean memanglah sosok suami idaman.

Tenggelam dalam lamunan setelah menengguk habis segelas susu ibu hamil buatan Ocean Vella tidak sadar telah sampai di kamar dan dikejutkan dengan ponselnya yang berdering. Vella segera meraihnya dan mendapati Ibu dari sang suami sedang menelponnya. Tanpa membiarkan sang mertua menunggu lebih lama Vella dengan segera mengangkatnya.

"Hallo ma."

"Hallo sayang, gimana kabar kamu sama dedek? Mama belum sempat nengokkin mantu sama calon cucu. Masih nemenin Papa kamu kerja ini."

"Iya gapapa ma. Kami baik kok ma, mama gimana?"

"Kok jadi khawatirin mama, mama baik-baik aja, papa kamu juga. Ian ngerawat kalian dengan baik kan? Mama udah pesanin dia buat jaga kalian baik-baik, kalau Ian nakal lapor aja ke mama ya sudah lama gak mama jewer itu teliganya."

Vella terkekeh Ibu mertuanya ini memang ada-ada saja, "Baik kok ma, mas Ian selalu baik sama aku sama dedek. Mas Ian beneran jadi suami yang siaga ma."

"Beneran, gak bohong kan kamu? Jangan nutupin keburukan Ian ya mentang-mentang dia suami kamu, kalau Ian jahat langsung cerita ke mama oke?"

Lagi-lagi Vella terkekeh, "Iyaa ma, Vella pasti bakal cerita kok tapi mas Ian beneran baik kok sama Vella sama dedek. Jadi mama gak perlu khawatir."

"Syukurlah, anak itu dengar-dengaran. Yaudah, mama tutup dulu ya. Mama udah sampai, nanti mama hubungin lagi oke?"

"Oke ma, semoga lancar ya urusannya."

"Aminn, ingat loh ya kabarin mama kalau Ian nakal."

"Iya ma."

"Bye sayang."

"Bye ma."

Begitulah obrolan singkat Vella dan sang mertua, ibu dari Tandera bersaudara tersebut memang sangat baik termasuk dalam hal memperlakukan Vella. Tidak ada perbedaan antara memperlakukan anak kandung dengan menantu. Ibu Ocean pernah berkata bahwa semua adalah anaknya dan ia harus adil pada semua anak-anaknya.

Vella tersenyum, harinya dimulai dengan begitu indah hari ini. Membuatnya seketika bersemangat dan menuju kamar mandi untuk memulai hari. Mungkin hari ini akan berlalu dengan indah, itulah yang Vella pikirkan hingga lengkungan manis tak henti-hentinya menghiasi wajah.

***

Mas, siang ini jangan jajan di luar ya. Aku barusan gojekin makanan, dimakan ya mas.

Itulah pesan yang Ocean dapati sebelum sebuah nomor tidak dikenal menelponnya. Bertanya sekaligus memberitahu jika ia sudah sampai di tempat tujuan. Ocean tentu saja langsung menghampiri hingga mendapati mejanya penuh dengan lunch box tiga tingkat dari sang istri. Tak lupa terselip sebuah sticyk note berisi kalimat, "Karena mas udah seduhin aku susu tadi pagi jadi aku buatin mas makan siang, dimakan ya mas."

Slowly Broken (ON HOLD)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora