Prolog

752 81 6
                                    

Trailer Slowly Broken Telah Tersedia di Instagram kacukacu_wpstory

🌹
🌹
🌹

Senyum yang semula menghiasi wajah cantik Vella kala memandang sebuah foto yang menampilkan gambarnya dengan sang kekasih, tak sabar ingin bertemu setelah beberapa bulan terpisah seketika menghilang dan berubah, tepat saat pintu terbuka menampilkan sosok seseorang ibu dengan wajah pucat dan langkah yang tergopoh membawa kabar duka dari sang pujaan hati, Auriga Tandera.

Sang kekasih dinyatakan meninggal tepat seminggu sebelum acara pernikahan dilaksanakan. Vella, putri satu-satunya dari keluarga Wihaller itu seketika pingsan di tempat setelah menangis histeris. Terlalu bingung, kaget, dan tidak percaya bahwa masa depan yang sempat ia rajut dalam angan bersama sang kekasih kandas dalam sekejap mata.

Pernikahan yang khidmat, babymoon yang manis, serta menjalani hari dengan berbahagia setelah sekian lama berjuang untuk mencapai kesuksesan bersama. Agaknya hal itu kini tinggallah kenangan, kenangan manis sekaligus pahit yang bahkan Vella tidak bisa bayangkan apakah ia bisa melanjutkan hidup seperti seharusnya lagi atau tidak.

Dengan sisa air mata yang mulai mengering Vella masih duduk di tepi ranjang sembari mengelus pelan perutnya yang mulai membuncit sampai terdengar suara pintu dibuka disusul perkataan yang mengintrupsi, "Saya akan bertanggung jawab atas kalian."

Ocean Tandera, kakak dari Auriga Tandera, sang kekasih, akhirnya melanjutkan tanggung jawab sang adik yang sempat tertunda. Titipan yang ia kira hanya akan berlaku sementara tanpa disangka akan ia tanggung seumur hidupnya, sebagai kakak – sebagai suami.


"Bang, titip Lala sama dedek dulu yaa. Riga ke luar kota sebentar, ada proyek besar. Seminggu sebelum hari H Riga akan pulang." Ucap Auriga pada sang kakak, sosok yang ia percaya dapat menjaga kekasih hatinya selama ia tidak ada. Hari itu bukanlah pertama kalinya, Ocean selalu mendengar hal yang sama jika Auriga harus kerja ke luar kota hanya saja ia tidak tahu bahwa pesan tersebut adalah pesan terakhir dari adiknya.


"Sayang, aku pergi dulu yaa. Jangan sempai kecapekan, titip dedek sebentar nanti kalau Aku udah balik aku janji deh bakal nurutin semua maunya kalian. Untuk beberapa hari ke depan, selama aku gaada minta ke bang Ian aja ya, kalau bang Ian ga mau lapor aja ke Bunda biar Bunda jewer telinganya." Ucap Auriga pada kekasih hati yang sebentar lagi menjadi istrinya, senang dan tidak sabar, namun Auriga tetap harus mengumpulkan pundi-pundi untuk kehidupan yang lebih baik di masa yang akan mendatang oleh karena itu ia ingin merampungkan pekerjaan terakhirnya sebelum mengambil cuti menikah.


Sangat disayangkan ternyata waktu itu merupakan saat terakhir mereka melihat Auriga, lelaki yang hangat dan penuh humor serta sangat dicintai oleh banyak orang. Tidak hanya keluarga Tandera yang terpukul, keluarga Wihaller juga merasakan yang sama terlebih Vella. Jika saja ia dapat memutar waktu, Vella pasti akan melarang Auriga pergi. Sayangnya, semua hanya sebatas angan.


"Gemes bangat ya dedek. Nanti kalau cowok kita namain Harvie Tandera, kalau cewek Luna Tandera, gimana?" ucap tampannya Vella kala itu, penuh sukacita dan semangat yang menggebu-gebu. Seandainya saja mereka dapat bersama hingga akhir, namun kembali lagi kalimat tersebut akan berakhir dengan kata 'seandainya'.




•●•

•●•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Slowly Broken (ON HOLD)Where stories live. Discover now