Chapter 02 ; Something that was lost

252 28 2
                                    

Ketukan demi ketukan kecil terdengar berasal dari jari telunjuk tak henti menyapa titik yang sama pada cangkir. Meski masih terisi hampir penuh susu hangat tersebut tidak lagi mengeluarkan uapnya seakan memberi tanda telah berapa lama lama minuman tersebut diseduh.

Pandangan yang lurus serta kosong menyimpan banyak beban di dalamnya. Sudah banyak waktu yang berlalu, namun nyatanya memang tidak semudah itu bagi Vella untuk mengabaikan presensi Auriga di ingatannya. Memang tidak harus dilupakan, Ocean pun tidak pernah membahasnya pria tersebut benar-benar hanya melakukan tugasnya sebagai suami juga sebagai calon ayah.

Tak berniat berbohong, sekeras mungkin Vella mencoba mengikhlaskan sekeras itu pula kenangan-kenangan indah tersebut menghujami pikirannya. Membuat Vella semakin tidak ingin kehilangan kisah-kisah manis tersebut malah semakin mengenang dan tenggelam di dalamnya.

Vella memang selalu nampak baik-baik saja karena ia memang hanya ingin orang-orang melihat sisinya yang seperti itu. Vella sadar bukan hanya ia yang merasa kehilangan, lembar baru terus terbuka, dan semua orang mengharapkan yang terbaik untuk Vella dan juga sang anak. Keluarga Wihaller maupun keluarga Tandera, semua orang menyayanginya. Vella sangat bersyukur dikelilingi orang-orang sebaik keluarganya dan keluarga Tandera.

Namun pasti ada titik di mana Vella merasa gelisah seperti sekarang, pikiran mulai kacau dan membuatnya tidak tenang sampai tiba-tiba suara pintu yang terbuka seketika menarik perhatian Vella. Terlihat di sana sang suami dengan nafas yang cukup memburu sedang menatapnya tajam, refleks Vella pun langsung berdiri dan menghampiri.

"Kenapa mas, ada yang ketinggalan?"

"Kamu hari ini jadwal check up kan? Kenapa tidak beritahu saya?" ucap Ocean begitu menuntut hingga Vella terlihat kelabakan sendiri. Vella bahkan lupa jika hari ini jadwalnya check up, entah sudah berapa lama Vella melamun di sana hingga membuatnya lupa apa akan yang seharusnya ia lakukan.

"Em, astaga mas, gak usah repot-repot. Aku bisa sendiri kok, nanti aku pesan taxi online. Gampang kok mas tinggal pencet-pencet nanti supirnya datang. Mas pasti sibuk."

Ocean tidak menjawab memilih melewati Vella lalu menjatuhkan dirinya di atas sofa. Memejamkan mata sembari mengatur nafas Ocean lalu menjawab, "Udah ada suami sendiri ngapain repotin orang lain, udah kamu cepat ganti baju."

Vella gugup, bingung, juga belum terbiasa. Usia kandungannya masih dini bahkan perutnya belum terdapat perubahan yang berarti, Vella merasa bahwa dirinya masih sanggup melakukan berbagai hal sendiri pun Vella sadar jika Ocean pasti juga mempunyai kesibukan yang tidak bisa ia ganggu. Sehingga selagi bisa melakukannya sendiri Vella akan berusaha melakukannya sendiri.

"Vella?"

"Hm? Ya mas?"

Ocean menggerakkan kepalanya layaknya sedang bertanya 'kenapa' Vella yang tersadar langsung kelabakan sendiri.

"Kamu kenapa, sakit?"

Baru saja Ocean ingin beridiri dan menghampiri sang istri, Vella langsung buru-buru menjawab lalu meninggalkan Ocean.

Slowly Broken (ON HOLD)Where stories live. Discover now