Chapter 7: □□ (1)

398 67 32
                                    

“Mana tanganmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Mana tanganmu.” Ujar □□ dengan wajah datar.

Sistem menatap tangan besar yang terulur kepadanya dalam diam, diatas tangan dengan sarung tangan hitam itu samar-samar terlihat cairan merah semerah darah lewat pandangannya. Diam-diam Sistem kembali teringatkan saat dia memusnahkan Nebula yang telah menipunya, pada saat itu dirinya hampir kalah dan musuh-musuhnya sudah berbondong-bondong datang ke hadapannya, dari raut wajah mereka, sangat terlihat bahwa mereka sangatlah menantikan kematian akan dirinya.

The Interstellar mendengus dingin dibawah ribuan bilah pedang yang di acungkan hanya kepadanya. Matanya yang berwarna biru telah kehilangan warnanya yang sekarang menjadi kelabu yang dalam, rujukan kepasrahan terlihat dari sorot matanya yang menatap sepatu bot hitam yang bergerak kearahnya.

‘Aku akan mati... Lagi.’

Tuk. Tuk.

Swuuung-!

Sepatu itu terus berjalan kearahnya dengan langkah mantap, suara hunusan pedang juga ikut beriringan dengan suara langkah kakinya yang tenang. Suara teriakan beberapa musuh juga dapat ditangkap dengan telinganya.

“Ugh!”

“D- dewa luar! Bagaimana bisa kau- argh!”

“Dia sekutu bajingan anj***g ini! Hei kau! Jika kau berani untuk maju barang selangkah pun, aku akan menusuk si*l*n ini!” Ujar salah satu konstelasi yang berada di belakang The Interstellar.

Konstelasi itu menaruh bilah pedangnya pada depan apel adam The Interstellar dan tertawa. Dia menyoraki pria dengan sepatu bot hitam yang berhenti melangkah dari jalurnya.

“Kha-ha-ha! Keputusan bagus. Hei, apa kau teman bajingan ini?”

The Interstellar bahkan tidak bergeming saat konstelasi itu menjambak surai putihnya dengan kasar, beberapa helai rambut yang rontokpun jatuh ketanah dengan sia-sia. Matanya yang mendapatkan garis besar situasi, menatap pria dengan kemeja putih yang balik menatapnya dengan wajah datar. Secara alami dia dapat mengetahui siapa itu.

Pria itu menatap tangan konstelasi yang menjangkau garis besar rambut indah The Interstellar dengan senyum yang dingin. Melihat senyum itu membuat beberapa konstelasi merasakan merinding dibulu kuduk mereka.

“Lebih tepatnya, dia babu milikku.” Jelas □□ dengan seringai tipis.

‘Hahhhh?’

Sistem tersenyum dengan ganas saat matanya memelototi □□ dengan wajah penuh kutukan.

“Siapa babu milikmu brengsek! Jika saja tidak ada gangguan sial ini disini, kau pasti akan kubuat babak belur!”

“Oh. Kalau begitu, buktikan. Disini, silahkan pukul aku disini jika kau bisa.” Remehnya dengan gerakan mengejek.

Konstelasi yang mengacungkan bilah pedangnya pada The Interstellar menatap mereka berdua dengan kesal, dia menggerakkan pedangnya lebih dekat kearah lehernya The Interstellar dan menggertak.

Anak Keluarga Ini Ver. TOTCFWhere stories live. Discover now