Chapter 9: Ketenangan Sebelum Badai (1)

350 55 17
                                    

Paaaat!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Paaaat!

Pada saat itu, lingkungan yang melengkung mengeluarkan cahaya terang dan menutupi pengelihatan Adrianne. Beberapa detik kemudian, Adrianne dapat melihat bahwa cahaya itu mulai menghilang.

Begitu cahaya menghilang sepenuhnya, bau asin memenuhi hidung mereka, bersama dengan suara ombak yang menabrak pesisir pantai.

“Kamu yang kedua tiba.”

Adrianne melihat seorang wanita dengan surai hitam tersenyum pada mereka, aura yang dikeluarkan oleh wanita itu samar-samar seperti alam. Adrianne secara alami mengetahui siapa orang tersebut.

Dia adalah pemilik hutan ini, Ratu Litana.

Pada saat itu juga Alberu meninggalkan area teleportasi dan mendekati Litana.

“Ratu Litana, senang bertemu denganmu lagi.”

“Kami belum pernah bertemu sejak terakhir kali kami bertemu di Kekaisaran. Putra mahkota Alberu, kamu masih terlihat, mm, lelah.”

Alberu mulai mengobrol dengan Litana sementara Cale secara perlahan menjauh dari portal teleportasi dengan Adrianne dan melihat sekeliling.

Litana, serta pengawal pribadinya, menjaga portal teleportasi di pantai. Penyihir hutan juga memasang beberapa alarm di langit.

‘Apa itu disana?’

Cale melihat ke arah garis pantai yang masih menunjukkan kerusakan akibat kebakaran bahkan setelah satu tahun. Ada tenda dengan segala macam perangkat sihir di tengah pantai. Di luar gelap, tapi lampu ajaib di sekitarnya membuat area itu terang bahkan menerangi wajah anaknya yang masih sangat menggemaskan luar biasa.

‘Hah? Apa yang kupikirkan tadi?’

Meski hanya sekejap tapi dia menyadari bahwa dia menjadi idiot yang menyebah anaknya. Dia mau tidak mau berpikir bahwa apakah perasaan ini selalu dimiliki setiap ayah?

Yah bukannya itu adalah hal yang aneh, karena itu salah anaknya kenapa dia harus imut, kecil, menggemaskan dan rapuh seperti akan hancur hanya dengan sedikit kekuatan digenggaman.

Jika sistem melihat pemikiran Cale, dia pasti akan tertawa terbahak-bahak hingga ajalnya menanti, karena Adrianne bukanlah gadis yang rapuh, yang dapat hancur hanya dengan sedikit kekuatan digenggaman, bahkan genggaman anak itu sendiri dapat menghancurkan batu sebesar orang dewasa, dan murkanya akan menghancurkan seluruh negeri dan dunia.

Cale diam-diam menutupi depan mulutnya dengan satu tangan untuk menutupi wajahnya yang merona malu-malu.

‘Sejak kapan aku menjadi seperti ini? Yah ini bukan hal yang buruk, kurasa ini layak untuk dilakukan karena sekarang aku adalah seorang ayah.’

Saat Cale sedang berpikir keras dalam otaknya, dia dapat merasakan sebuah tangan yang kecil menarik bilah kelimannya dengan kekuatan pelan. Secara alami dia menoleh kebawah untuk menemukan mata biru langit anaknya yang menyucikan pikirannya kembali.

Anak Keluarga Ini Ver. TOTCFWhere stories live. Discover now