Tiga Puluh Sembilan

3.1K 290 24
                                    


DOUBLE up id ready!!!

Hope U Enjoy gengs!!!

Typo everywhere!


Setelah hampir lima hari pemilik netra hazel itu tertutup, tepat pukul 11 malam kembali terbuka. Di kerjabkannya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk serta penciumannya yang sudah mengenal khas bau apa.

Ia menelisik sekitar, sudah berapa lama ia tertidur begini?

Lalu sorot itu menemukan dua belahan jiwanya tidur di sofa yang di jadikan satu agar terasa luas. Ia tersenyum dan bersyukur. Ia masih di berikan nafas untuk menikmati hidup menjadi orang tua dan istri yang baik.

Ia duduk perlahan lalu, mengambil gelas di atas nakas. Di cabutinya kabel-kabel yang amat di yakini nya sebagai alat penopang kehidupan nya.

Meneguk nya dalam dua kali tegukan seolah tak pernah minum untuk waktu yang lama. Sekalipun ia tau jika saat kondisi seperti itu dia akan di beri makan lewat selang.

Ia merangsek turun dari brankar nya. Lalu betapa ingin sekali berada di samping kedua malaikatnya.

Mengusap kepala keduanya lalu mencium sesaat kening mereka. Jungsoo memang duplikat dari ayahnya. Taehyung tersenyum.

Dadanya masih terasa nyeri, bertambah lagi noda cacat yang bertengger di tubuhnya.

Bekas sisa aksi bunuh dirinya dulu saja tak hilang. Meski tak membekas dengan hitam tapi tetap saja akan menjadi cacat di sepanjang umurnya nanti bertahan.

Dan bekas favoritnya adalah bekas di bawah pusarnya. Bekas luka akibat mempertaruhkan nyawa untuk sebuah kehidupan yang sempat ingin di singkirkan nya.

"Eunghhh." Lenguh si kecil merasa terganggu.

Taehyung tersenyum, ketika obsidian sekelam malam itu perlahan terbuka.

"Mommy?" Desisnya.

"Ne, jadi terbangun ya. Maaf ya?" Mohon Taehyung.

"Mommy!!!!" Anak itu bangkit lalu menerjang tubuh ibunya.

"Mommy, mommy, mommy," panggil Jungsoo.

"Iya sayang." Meskipun sedikit nyeri karna di tubruk begitu aja. Tapi sakit itu hilang karena melihat malaikatnya.

"Ne, Jungsoo waeyo?" Jungkook ikut duduk dengan mata setengah terpejam. Di kuceknya namun tertahan akibat tangan Taehyung yang menahannya.

"Nanti merah, jangan di kucek gitu." Larang Taehyung.

Jungkook yang mendengar bariton yang sudah lama tak di dengarnya membeku.

"Tae?" Desisnya, takut serta enggan membuka mata nya jika nanti itu hanya mimpinya.

"Hmm," sahut Taehyung. Ia duduk sambil memangku putranya.

"Mommy, Jungie kangen sekali. Kenapa mommy tidur lama sekali sih?" Adu Jungsoo.

Akhirnya Jungkook membuka matanya, benar. Suara ini istrinya.

"Tae, Tae, Tae,." Pekik Jungkook yang langsung ikut memeluk pundak istri cantiknya itu.

"Kami kangen, maaf, maafkan aku! Aku nggak becus jagain kamu." Rintih Jungkook yang mengecup brutal wajah istrinya.

Taehyung terkekeh, "Aniya, ini semua salah ku. Aku menyimpan masalah ini sendiri dan berakibat menyusahkan kalian semua."

"Nggak! Nggak! Kamu nggak salah, Minho yang salah. Minho yang rencanain ini semua. Maaf Taehyung kamu jadi terlibat seperti ini." Jungkook mengusap rahang istrinya sampai ke pipi yang sedikit menirus itu.

Fraulein Del VollmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang