2. Selalu Dia

191 115 166
                                    




HappyReading
°
°
°
~o0o~


Tak terasa akhirnya aku lulus TK, yeayyy!!! 🥳

Kak agas juga sudah SMA lho... Ntah aku tidak tau nama sekolahnya. Dia sudah mulai sibuk dengan teman sekolahnya dan juga gadget barunya :(

Setelah lulus, aku didaftarkan ke Sekolah Dasar, didekat rumah. Nama nya SD 1 Suka Jaya. Iya Sekolah ku suka Jaya kalau ada lomba xixi bercanda 😁

Aku memulai hari pertama Sekolah seperti murid pada umumnya. Dengan menggunakan seragam baru, tas semasa TK yang masih bisa digunakan, kata ibu "kita harus hemat sayang, tabung uang yang kamu punya, bukan dihamburkan demi barang baru padahal barang lama masih bisa dipergunakan"

Mungkin kalian ada yang bertanya, kabar ibu dan ayahmu gimana nar? Yaa... Sama seperti sekarang

Pranggg....!!! *anggap ini suara piring pecah

Aku, kak agas begitu juga nenek segera keluar kamar mendengar suara pecahan dari luar kamar, namun satupun diantara kita tidak ada yang menghentikan aksi ayah

"Kamu selalu saja begitu, curiga, curiga dan curiga, aku hanya kebetulan bertemu dengannya" ayahku mengamuk dan menunjuk-nunjuk kearah ibu

"Apa? Kebetulan? Kebetulan bagaimana? Kamu selalu terlihat berdua dengannya di persimpangan gang yah, bahkan beberapa tetangga melihatnya juga" jawab ibuku dengan suara pelan karena takut ayah akan lebih marah

"Itu benar-benar kebetulan aku bertemu dengan Riana, kamu jangan berfikir aneh-aneh tentang aku dan Riana, kita hanya sekedar orang tua dari Nari dan Asha".

"Huuhhh... Kali ini aku percaya yah, tapi tolong, jangan sampai kecurigaan ku menjadi kenyataan" jawab ibu yang mengakhiri perkelahian kecil ini.

"Nek, Nari mau marahin ayah, dia jahat kepada ibu, nek" kata ku dengan suara yang menahan emosi, dengan pipi mengembung juga alis menukik memandang ayah dari jarak jauh.

"Jangan cu, Nari diam disini, kita tidak boleh ikut campur urusan orang tua ya... " jawab nenek dengan lembut

Kak agas? Dia kembali tidur tanpa ingin tau keadaan ayah dan ibu. Bukan tidak peduli, tapi kata dia sih, muak melihat semua itu selama setahun belakangan ini

 Bukan tidak peduli, tapi kata dia sih, muak melihat semua itu selama setahun belakangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sampai disekolah, seperti biasa aku selalu dituntut datang lebih awal oleh ayah. Katanya aku harus jadi anak rajin, harus menghargai waktu.

Itu mungkin kata ayahku, aku hanya mengikuti perkataan ayah, tapi tidak tau dengan kalian hmm.... ( ̄ヘ ̄)

Omong-omong, banyak teman TK ku Sekolah di tempat yang sama denganku lagi. Yang paling aku sukai yaitu Asha yang ikut bersekolah di SD ini juga

Aku punya teman, tidak sendiri. Kalau kamu? Punya kan? Jangan nolep yh xixi 😁

Seperti yang kalian tau, aku pemalu. Sedangkan Asha anaknya sangat aktif dan mudah berbaur. Seandainya bukan karena Asha yang memperkenalkan ku pada teman SD, pasti aku tidak punya teman :(

Akhirnya kami saling mengenal satu sama lain. Yeay punya teman lagiiii... 🤭

Pembelajaran dihari pertama, bukan diisi dengan materi, tapi perkenalan dan juga belajar menghafal alfabet

Baru hari pertama, aku sudah aktif. Tentu saja aku berbeda dengan kawanku.

Kalau kalian lupa, ayahku itu keras, ia mendidik ku lebih dulu dari kawan-kawan.

Ayahku berkata "kamu harus bisa dari temanmu".

Makanya aku paling aktif di kelas, aku diajarkan bukan hanya menghafal alfabet, tapi sudah masuk ke perkalian dan pembagian.

Jauh bukan? Sebegitu keras-nya ayahku dalam mendidik anak.

Jam pulang pun berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam pulang pun berbunyi..

Kali ini berbeda dari yang aku kira. Semuanya sudah berhamburan keluar mencari orang tua mereka masing-masing. Sangat disayangkan tidak ada berdoa sebelum pulang.

Aku pun berdoa sendiri, memohon agar pulangnya sampai dengan selamat. Selesai doa, aku keluar mencari ayah.

Dan Yap! Aku menemukan ayah, duduk memojok dengan...






































Iya... Dia! Selalu dia! Ibunya Asha, tante Riana

*huhh?! Dia lagi, Nari tak suka melihatnya, selalu berduaan dengan ayah* batinku kesal melihat interaksi ayah dan Tante Riana

Bukan tidak suka, tapi aku kadang merasa aneh jika ayah bersama dengan tante Riana.

Dengan tidak peduli, aku segera menarik tangan ayah untuk pulang, tapi ayah menghentikan langkah ku.

"Salim dulu sama Tante Riana" ucap ayah yang memandangi ku dengan wajah menahan amarah

Dengan segera, aku menyalimi tante Riana. Dan segera berbalik dan menarik ayah untuk pulang

Sampai dirumah...

Ayah memukul kepala ku, walaupun bagi orang dewasa itu pelan, tapi tidak dengan anak-anak

Buggg... buggg... *suara pukulan ayah kepadaku

"Hiks... Hikss... Sakit yah, kenapa Nari dipukul" tangisku pecah saat ayah memukul ku

"Kamu!!! Anak kecil gatau sopan santun, ayah malu liat kamu berlaku tidak sopan terhadap Tante Riana, menarik-narik tangan ayah saat sedang bicara dengannya" jawab ayah dengan penuh emosi

"Hanya karena itu yah? " sela Kakakku, Agas

Brakkkk!!!!!


























Tbc
Apa yang terjadi? Bunyi apa sih itu?
Kakaknya Nari santai banget jawabnya ya wkwk , Emang ga takut sma Pak Darma?
Hey hey... Jangan lupa comment dan vote💔

"AKU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang