The Unwanted Queen || 34

Start from the beginning
                                    

Saat itu juga Lord Edgar di bawa oleh pengawal istana menuju penjara bawah tanah tanpa perlawanan sedikitpun. Suara bisikan kembali terdengar setelah kepergian Lord Edgar. Bisikan hinaan sekaligus cacian dilayangkan pada Livia. Sebagai seorang putri, wanita itu bahkan membiarkan ayahnya mendapatkan hukuman atas apa yang telah ia perbuat. Tentu semua orang tidak menyangka jika wanita yang memiliki paras secantik itu bisa melakukan hal keji yang ingin mencoba membunuh seorang Ratu.

Alissya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Ia sangat lelah fisik maupun batin dengan perdebatan yang ada di hadapannya. Lebih baik ia menenangkan diri di kamarnya dan membiarkan Evan untuk mengurus semuanya.

Alissya yang kembali ke kamar ditemani Grace langsung mengganti pakaiannya dan berjalan menuju balkon kamarnya. Grace pun memberikan secangkir teh chamomile untuk Alissya agar wanita itu merasa lebih tenang.

"Apa anda baik-baik saja Queen?" tanya Grace dengan sedikit khawatir.

"Sudah berapa kali kau mempertanyakan hal yang sama Grace? Sudah aku katakan, kalau aku baik-baik saja." Ujar Alissya tersenyum ke arah wanita itu.

"Saya hanya sedikit khawatir jika kondisi anda akan menurun setelah kejadian tadi." Alissya yang mendengar itu terkekeh pelan. Ia tidak menyangka jika Grace akan sangat mengkhawatirkan dirinya.

"Kau tenang saja, aku tidak selemah itu." Ujar Alissya.

Alissya pun menghabiskan waktu di balkon kamarnya sambil berbincang dan menikmati langit yang perlahan mulai berubah menjadi senja. Entah sudah berapa lama mereka berada di sana, Alissya tidak menyadarinya. Berbincang dengan Grace mampu membuat wanita itu melupakan masalah yang sedang dialaminya.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka dan menampilkan Evan dengan raut wajah dinginnya. Grace yang menyadari kedatangan Evan langsung pamit undur diri dari hadapan Alissya.

"Kenapa kau diam di sini Queen?" Tanya Evan sambil menjatuhkan dirinya di sampingnya Alissya.

"Hhmm.. menikmati senja?" Ujar Alissya yang terdengar seperti sebuah pertanyaan.

Evan pun menarik Alissya ke dalam pelukannya dan mencium puncak kepala wanita itu dengan lembut. Alissya tersenyum saat mendapatkan perlakuan manis dari Evan. Ia tidak akan pernah bosan untuk menerima perlakuan itu dari suaminya.

Mereka sama-sama terdiam, fokus dengan pikiran masing-masing sambil menatap matahari yang perlahan mulai tenggelam. Angin tertiup cukup kencang, memberikan sentuhan dingin di kulit mereka. Namun hal itu tidak membuat pasangan tersebut merasa terganggu.

"Bagaimana dengan Lord Edgar?" Tanya Alissya yang mulai membuka suaranya.

"Dia masih di tempatkan di penjara bawah tanah. Tapi tenang saja, aku sudah memerintahkan pelayan untuk memberikan semua yang dia butuhkan." Jelas Evan membuat Alissya sedikit bernafas lega. Ia takut jika Evan akan melakukan hal buruk pada orang yang bahkan tidak bersalah atas kejadian itu.

"Lalu sampai kapan kau akan membiarkan Lord Edgar berada di dalam penjara?" Tanya Alissya kembali, namun wanita itu tidak langsung mendapatkan jawabannya.

Evan terdiam cukup lama membuat Alissya sedikit penasaran dengan apa yang dipikirkan pria itu. Alissya menegakkan tubuhnya dan menatap penuh tanya pada suaminya.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Where stories live. Discover now