1. Bonten gang

147 12 1
                                    

Kyoto, Jepang

"kau cukup laporkan semua rencana mereka pada ku, apakah itu terlalu sulit?"

"tidak"

"kenali mereka satu persatu. cari tau semua informasinya"

"baiklah"

"jika kau berani berkhianat lalu bergabung dengan mereka kau tahu apa yang akan ku perbuat bukan?"

"aku mengerti"

"bagus, aku percaya padamu sayang!"

satu malam di Bar Ibukota. Tokyo, Jepang

"kau tahu, kudengar gang Bonten sering datang ke tempat ini" ucap seorang gadis pelayan Bar kepada temannya.

"gang Bonten kriminal itu maksudmu?" tanya temannya.

"iyalah! kau pikir ada berapa Bonten di negri ini?

"benarkah? tapi kenapa aku tidak pernah melihat mereka?"

"kudengar mereka kemari selalu tengah malam, itulah mengapa kita tidak pernah bertemu mereka"

"oh begitu, pantas saja"

gadis itu mengambil gelas berisi bir dan menyodorkannya kepada temannya. "lagipula jika mereka datang kemari apakah kau ingin bertemu mereka? kan tidak lucu bila tiba-tiba mereka membunuh mu" ucap gadis itu.

temannya itu meneguk habis bir yang diberikan tadi. "jika mereka kemari aku akan berdandan secantik mungkin dan menggoda mereka. kau tahu kan mereka semua sangat tampan dan tentu saja sangat kaya" ucap temannya yang kini mulai mabuk.

"itu konyol sekali" lalu mereka berdua tertawa.

   Tak lama kemudian terdengar hiruk piruk di depan pintu utama sana. mereka berdua yang penasaran segera berlari menuju keributan itu.

"permisi, maaf, saya pelayan disini"

mereka berdua mencoba menerobos keramaian itu dan tercengang lah mereka saat melihat siapa kini yang sedang duduk santai di atas meja bar menghadap ke pelayan tengah memunggungi mereka.

"rambut putih dan tatto di leher itu.. bukankah.. ti-tidak mungkin."

"aku haus, bisakah kau beri aku minum?" ucapnya kepada pelayan yang sedang menatap nya ketakutan.

"ba-baik Tuan tu-tunggu sebentar"

"baiklah" dia mengangguk lalu mengayunkan kedua kakinya pelan. Dia, Sano Manjiro atau biasa disebut Mikey si pemimpin gang Bonten.

"apa yang kalian tonton? kalian mau mati?!" ucap seorang pria tinggi berambut pink gaya ubur-ubur sembari menyodorkan pistol ke arah pengunjung yang tengah menonton mereka.
Dia, Sanzu haruchiyo. orang nomor dua di Bonten. dia yang paling kejam dan paling gila dari yang lainnya.

"hei ada apa ribut-ribut begini?" dua orang lainnya menyusul, mereka Haitani Bersaudara. yang model rambutnya seperti Sanzu itu Haitani Rindou. sedangkan pria tinggi disebelahnya adalah Haitani Ran, kakaknya.

"ayolah Sanzu, jangan menakuti mereka." Ran merangkul Sanzu dan mendorongnya pada Rin. "Rin, bawa dia pada Mikey." Sanzu dan Rindou pergi meninggalkan Ran. kini Ran mulai menepukkan kedua tangannya membuat seluruh pasang mata kini menatap kearahnya.

"semuanya! kami hanya minum sebentar disini. silahkan lanjutkan kembali kegiatan kalian. anggap saja kami tidak ada disini." ucap pria itu tenang.

"bagaimana ini, gang Bonten sedang ada disini?!"

"apakah kita akan dibunuh?"

"habislah sudah.."

"gang ini sangat berbahaya. polisi pun kewalahan menangani mereka.
sungguh mengerikan!"

"apa yang harus kita lakukan?"

"telepon polisi saja?"

pengunjung mulai panik dan saling berbisik. Ran yang mendengar itu kembali melanjutkan bicaranya.

"kalian tenang saja, kami tidak akan membunuh kalian. tapi jika ada yang berani menghubungi polisi, sebelum polisi itu datang akan ku pastikan benda yang ada disana meledak duluan." Ran menunjuk kotak disebelah pintu utama yang berisi peledak.

melihat itu pengunjung pun terdiam. tak ada lagi yang saling berbisik. Ran yang melihat itu tersenyum puas.

"baiklah, silahkan lanjutkan kegiatan kalian!"





Trick of Love (Bonten)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz