"MAS!! " Teriakan itu mengehntikan langkah sang suami,

Sang empu membalikkan badan, menatap sang istri dari bawah sampai atas dengan tatapan membunuh, benci, jijik menjadi satu

"Apa kamu tidak sadar? HAH? KAMU LIHAT ISTRI DARI REKAN AKU BERPENAMPILAN MENARIK, SEDANGKAN KAMU! APA?"

Nilam merasakan hatinya tergores. Oh jadi suminya ini malu memiliki istri sepertinya? ini? Kenapa?  Apa salahnya dengan pakaian yang ia kenakan

"Kenapa?" tanya nilam, .

"KENAPA DENGAN PENAMPILAN KU HAH?"

Ternyata menahan sebuah emosi yang bergejolak tidaklah mudah,  yang sedari tadi ia tahan akhirnya meledak seketika

"COBALAH BERKACA! SEHARUSNYA KAMU BISA BERPENAMPILAN YANG MENARIK, TIDAK SEPERTI INI"

"MEMAMLUKAN SEKALI JIKA DILIHAT REKAN KERJA KU"

Padahal Nilam adalah sosok yang mandiri, cantik dan pekerja keras. Irvan suaminya ini memang devinisi manusia tidak berayukur. Bahkan sebelun menikah Irvan tak memiliki apa-apa, berbeda dengan Nilam yang punya segalanya, rumah, mobil bahkan perusahaan hasil kerja kerasnya.

Nilam menggunakan baju gamis, ya apasalahnya baju gamis? Apakah mata suaminya ini katarak? Dan hanya bisa memandang yang seksi-seksi. Sangat menjijikan

Saat ini mereka berusaha memajukan perusahaan yang Nilam bangun dengan susah payah itu, Irvan memilih menghandel perusahaan cabang yang ada di Bogor dengan Nilam yang mengontrol pusat perusahaannya

Saat sudah bisa masuk perusahaan Irvan mulai berubah menjadi kasar, suka membentak dan teriak bahkan tak segan bermain tangan

Tidak tau diri yang sesungguhnya

"KALO KAMU MALU SAMA AKU, SILAHKAN KAMU KELUAR DARI RUMAH INI, TINGGALKAN PERUSAHAAN SAYA YANG KAMU PEGANG, SILAHKAN CARI WANITA LAIN YANG BISA KAMU BANGGAKAN ITU"

"SILAHKAN PERGI"

"PERGI JIKA ITU MAUMU, AKU BISA MENGHIDUPI MONA TANPA MU!"

"Ardghhhhhhh" Mona menjambak rambutnya, hari tenangnya hancur sudah. Ia keluar dengan membawa pisau buah yang ada dikamarnya.

"DIAAAAAM"

"ATAU MON BAKAL TUSUK PERUT MONA PAKE PISAU INI"

"Jangan nak, sayang buang pisaunya ya" Nilam mencoba membujuk Mona

Mona menggelengkan kepalanya,

"Aku capek. Tiap hari kalian berantrm. Aku mau punya orng tua yang harmonis. Gak kayak kalian yang sibuk berantem setiap hari" Mona mulai terisak

"Sayang jangan ya"

"DIAMM! "

Mona mengarahkan pisaunya ke arah perutnya dan dengan gerakan secepat kilat perut Mona sudah menancap pisau buah yang ia pegang tadi

Nilam melototkan matanya, sangat gila putrinya ini,

"MONAAA! " teriak Nilam lalu menghampiri Mona yabg sudah terduduk di lantai dengan pisau menancap di perutnya

"Maafin mami Mona. Bertahan"

"HEH IRVAN BANTU AKU MEMBAWA MONA KERUMAH SAKIT BUKAN MALAH BENGONG"

"CEPAT! MONA BUTUH PERTOLONGAN"

"m-ma mama"

Mona tak sadarkan diri setelah memanggil sang mama

****

Berbeda dengan Mona, Ila dan Iva memilih ikut berkumpul dirumah Rayan.  Tadi mereka sudah mengaja Mona untuk berkumpul tapi Mona memilih untuk pulang saja karena ia lelah dan ingin segera rebahan

Ila dan Iva tengah duduk bersama dengan Azkia, mereka memperhatikan perut Azkia yang sudah membesar itu

"Kenapa ila?" tanya Azkia yang melihat Ila murung

"Enggak papa Buna. Cuna lagi kepikiran mama"

"Mama ila kenapa? "

"Ila pengen mama hamil lagi tapi ila takut" jawabnya, semenjak Azkia hamil ila jdi memikirkan tentng mama nya. Ia tahu pasti mamanya ingin menambah anak. Tapi ila takut

"Kalo rezeki nanti ila punya adik lagi, kalo mama ila gak hamil lagi kak dia juga adiknya ila kan" Azkia mengusap kepala ila. Ila mengangguk lalu memeluk Azkia

Rayan, Ben Reza dan Bimo duduk diruang tamu, mereka memperhatikan Azkia dan Ila yang terlihat sangat dekat, terutama Rayan ia tersenyum tulus

"Gas langsung nikahin aja si Ray" celetuk Ben

"Belom berani, gue belum punya duid buat maharnya. Ngidupin anak orang butuh biaya,  kita gabisa cuma mau enaknya doang "

"Kerja sonoh biar dapet duit banyak"

"Aman perusahaan babe gue banyak, ambil satu sabi lah"

Rayan tertawa begitupun dengan ketiga temannya

"Nyanyi hayuk nyanyi, Ben hayuk Ben" Reza memberikan speaker bluetoot kepada Ben, Ben menerima. Setelah Reza memberitahu lagunya Ben mulai memainkan musik dari hpnya

"Jiwa kan rindu siapa akan belai"

"Ikan kekek mak iloi iloi"

"Cinta harus berterus terang takut makin hilang"

"Ikan  galama mak ilai ilai"

"Ikut mak Jenin besok di tangkap orang"

Rayan berfikir sebentar, ia sepertinya pernah mendengar lagu ini tapi dimana ia lupa.

"Bangke, gue kira lagu siapa. Ternyata yang kak Ros nyanyiin" Ray menggeplak Reza saat ingat bahwa itu lagu yang dinyanyikan oleh kak Ros di acara upin ipin.  Kartun kesukaannya dan kesukaan Bara juga

"Lah iya baru sadar gue" Bimo menimpali

"kok kalian bisa hafal? Gue mah cuma tau pas lirik ikan kekek mak iloi iloi doang" tanya Rayan pada Ben dan Reza

Ben, Reza saling tatap lalu tersenyum, hah meremehkan sekali Rayan ini. Gimana gak tau setiap hari kerjaan Reza, Ben kan cuma scrool tt.

"Tau lah,  siapa dulu dong" sonbong mereka

"Anak monyet"

ArrayanKde žijí příběhy. Začni objevovat