Who is Liberated and Confined?

215 27 8
                                    

.

.

.

.

Langkah Jake terhenti saat melihat sungai dihadapannya. Lantas melakukan panggilan pada Heeseung dan Sunghoon yang sedang berpencar.

Ketiganya sedang mencari tempat untuk berteduh saat ini. Sebenarnya, Jake merasa bingung, daerah menuju ke salah satu tempat yang dikatakan oleh Sunoo terlihat sangat sepi.

Bagian hutan yang tak jelas tanpa adanya klaim antar kaum. Namun,pasti setidaknya dua sampai tiga mahkluk akan menduduki wilayah ini. Anehnya, tidak satupun terlihat.

"Ini bagus untuk istirahat."

"Tempat yang strategis."

Jake berbalik melihat kedatangan yang lain. Telinga yang mendengar ucapan terakhir milik Sunghoon membuat pupilnya menjiplak kesal.

"Hei, kau masih marah?" tanya Sunghoon mendekat saat Jake berjongkok hendak membasuh wajah.

Tangan Jake tertahan kala Sunghoon memegang bahu seolah datang untuk meminta penjelasan.

"Tidak, pemberi hukuman," jawab Jake singkat, mengambil air membasuh cepat wajahnya.

Sunghoon berkacak pinggang, "lantas, kau apa? Seseorang yang baik hati, yang akan mendapatkan kalimat maaf dari seorang pemberi hukuman?"

Lelaki yang berjongkok itu mengeratkan kepalan tangannya didalam air. Kepalanya berbalik, netranya menatap tajam. Sunghoon membalas tatapn tajam itu.

Jake menarik kepalan tangan, sihir air melingkupi pergerakan tangannya, sebagian dari air melayang.

Tak kalah cepat Sunghoon juga menggambar sihir pada telapak tangannya, kobaran api memenuhi genggaman nya.

Penyerangan satu sama lain hampir saja terjadi jika Heeseung tidak berdiri dengan cepat ditengah keduanya. Kanan dengan api dan kiri dengan air. Heeseung menatap tajam, memegang kepalan tangan itu secara bersamaan.

"Berhenti bermain-main!" kesal Heeseung lantas melempar Jake dan Sunghoon kedalam sungai secara bersamaan.

"Jika kalian tidak ingin menemukan obatnya, mending silakan pulang, bantu Jay jaga mansion atau anak anak disana," ucap Heeseung hendak berlalu.

Jake dan Sunghoon yang terkejut bersamaan karena dilempar kedalam sungai hanya terdiam menatap punggung Heeseung. Hingga langkah yang lebih tua berhenti membuat keduanya tersentak kembali.

"Aku akan mencari makanan, cepat buat perkemahan disini. Oh iya.., aku menciptakan garis-garis sihir disini, sedikit aura negatif, reflek ledakan akan muncul. Apalagi jika kalian ingin saling memukul seperti yang sebelumnya," jelas Heeseung sembari melanjutkan langkahnya.

Jake dan Sunghoon hanya menghela napas, berpandangan satu sama lain. Sunghoon berdiri terlebih dahulu tak lagi menghiraukan Jake.

Suara langkah yang bertabrakan dengan air menjadi pengisi keheningan setelah kepergian Heeseung. Sunghoon yang berjalan menuju pinggir tiba-tiba berhenti.

Lantas berbalik menatap Jake yang mengalihkan pandangannya, berjalan menuju tempat Jake kembali mengulurkan tangan. Jake menatap uluran tersebut dengan alis terangkat.

"Cepat, aku tidak mau terkena ledakan sendirian," ajak Sunghoon menatap lurus pohon disekitar.

Sunghoon mengerti, perspektif Jake tentang dirinya tidak seburuk itu. Emosi anak itu memang sangat tak terkendali ketika melihat seseorang dihadapannya terluka. Apalagi karna kelalaian kecil.

Sikap menyalahkan dan apatis Jake akan muncul. Ketakutan masa kecil yang membuatnya keluar dari keluarga bangsawan kotor itu membawa dampak buruk bagi Jake.

Two Times (ENHYPEN)Where stories live. Discover now