The Reason I Tell You

241 36 9
                                    

Heeseung berlari semakin cepat, mengeluarkan suara nyanyian ketika menyadari posisi nya dalam hutan. Suara stabil yang bergaung, lelaki itu mengulanginya kembali. Tetap belum terjawab dia lantas menggeleng kepala pelan, mengatur napas masih berlari.

"Ayo, ayo,muncul," gumam Heeseung di sela-sela pengambilan napasnya, masih bernyanyi.

"NIX-AYO MUNCUL!" teriak Heeseung frustasi lagi.

Bukan apa, teriakan jauh memenuhi hutan. Heeseung semakin panik mendengar suara teriakan yang masih ia kenali itu."sialan!"

Keberuntungan yang terjadi, suara Heeseung terbalas. Seekor phoenix terbang diatas, terlihat mengarahkan nya ke arah selatan. Lelaki itu langsung mengubah arah larinya.

"Lama sekali!" teriak Heeseung yang langsung dibalas oleh siulan kuat mahkluk yang identik dengan api itu.

Lelaki itu menggerakan tangannya naik keatas. Mengucapkan mantra perlahan, hingga terbentuk sebuah besi yang diberi sihir gravitasi. Heeseung segera melomapt menaiki besi tersebut. Mencoba mengendalikan walaupun tidak secepat alat kendaraan sihir.

Dari jauh matanya melihat burung tersebut memutari suatu tempat berulang-ulang. Heeseung mendekat matanya membulat melihat sisa kobaran api dan darah yang merembes.

Lelaki itu langsung turun dan mematikan seluruh api dengan sihir nya dalam sekejap. Berlari menemui manusia yang tergeletak tak berdaya.

"NI-KI?! BANGUN NI-KI!" teriak Heeseung yang tak dihiraukan.

Lelaki itu panik, mengecek tubuh dan saluran pernapasan dengan cepat. Detak jantung yang masih terasa membuat Heeseung menghela napas. Perlahan mengeluarkan sihir, kulit yang terbuka mulai menutup.

Tak sengaja Heeseung mencium bau tak asing. Ujung matanya menangkap jarum beracun yang terletak. Rahangnya mengeras, tangannya memberikan sedikit penghalang pada lengan Ni-ki, menghentikan penyebaran.

Lelaki itu kembali bersiul keras, mahkluk api itu lantas turun ketanah. Heeseung mengangkat dan meletakkan Ni-ki diatas punggung sang burung.

"Bawa dia ke mansion, pastikan anak ini sampai tujuan," balas Heeseung kemudian terdiam, "...dan satu lagi, sampaikan pada orang-orang di mansion dengan jelas. Tangkap para elf itu, baik mati ataupun hidup,entah seluruhnya ataupun tidak."

Phoenix tersebut menundukkan kepalanya pelan. Kemudian mengangkat sayapnya dan melesat cepat.
















"Ayo bermain."














-TWO TIMES-

Sunoo menggigit bibirnya khawatir. Berharap rencana kali ini akan benar-benar berhasil.

"Perbandingan berhasil ada di angka dua banding satu, yang berarti kita masih lebih besar menang," analisis Jay setelah mendengar seluruh urutan.

"Tapi itu akan berbanding terbalik jika kita tidak benar-benar serius melakukan rencananya," lanjut Sunoo lagi.

Hitungan menit rencana akan dilancarkan. Kelimanya sudah berada pada posisi masing-masing. Dimana Sunoo dan Jungwon berada di posisi tengah dan terdepan.

Jay yang terbang untuk mengamati keseluruhan. Sunghoon dan Jake yang menjadi penyokong mantra, jika saja terjadi serangan tak terduga. Kelimanya terhubung oleh aliran komunikasi sihir.

Elf disekitar mereka terlihat berdiri lebih tegak dari sebelumnya. Menyusun formasi dan mengangkat tangan, terlihat beberapa sudah menarik panahnya.

"Mulai," bisik Jungwon pelan.

Yang lain mengangguk paham, pembuat barrier langsung melepaskan sisa satu persen mantra yang menahan barrier.
Terdengar gegabah, tapi serangan ini yang di inginkan.

Two Times (ENHYPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang