EPILOG

272 161 17
                                    

[SPESIAL EPILOG]

***

Sekarang tepat pukul 21.00 WIB.

Gadis yang sedang duduk di bangku taman sendirian masih terus menggerutu sebal.

Lantaran orang yang ia tunggu sedari tadi blom juga menampakkan batang hidungnya.

"Lama amat sih tuh bocah! Bisa jamuran gue!" Kesalnya.

Dia lama lama berdiri dari tempatnya duduk semula lalu berjalan menjauh pergi setelah dua jam lebih ia menunggu.

Tetapi baru saja ia berjalan hendak menaiki taksi, tangan dari belakang menahan lengannya.

Gadis itu langsung berbalik badan. Tatapannya kesal. Dan malas.

"Hehe, maaf! Aku telat ya?" Pertanyaan retoris yang tak perlu di jawab keluar dari mulut laki-laki itu.

"Pikir aja sendiri!" Gadis itu menghempaskan tangan laki-laki di depannya dan berjalan dengan cepat menghampiri jalanan raya.

Taksi yang tadi Sempat berhenti kini menghilang, mungkin sudah ada penumpang lain. Gadis itu bete menunggu lama ia pun berjalan kesana-kemari menunggu tak sabar.

"Aku baru nyampe Loh Ra! Masa kamu udah mau pulang!" Ucap lelaki itu memelas dari belakang gadis itu.

"Anrez, Lo mau gue ngomong kasar atau gimana? Gue udah nunggu berjam-jam loh dari tadi- sampe jamuran aku di sini. Tuh liat yang lain pada duduk berdua lah aku? nungguin kamu yang ngaret banget. Janjian jam berapa nyampe jam berapa." Sindir Tiara sembari melipat kedua tangannya di atas dada.

Anrez hanya melihat ke bawah sepatu nya lalu menatap Tiara semenit berikut nya.

"Sorry-Aku nggak make motor loh Ra! Jadi aku ga bisa buru-buru. Lagian kan kamu juga yang ngelarang aku untuk make motor kalo malem. Jadi ya-gitu" Ucap anrez menjelaskan.

Tiara masih menatap sinis orang di depannya itu.

"Yaudah! Kali ini aku maafin-Tapi, tapi inget kamu nggak boleh bawa motor kalo malem! Bahaya! Jangan kayak anak kecil yang harus di kasih tau hal yang salah!" Tukas Tiara menurunkan tangannya dan berganti berkacak pinggang.

Anrez pun akhirnya tersenyum senang. Dan Tiara menurunkan wajah kesalnya.

"Yaudah yuk jalan kesitu!" Ajak anrez yang langsung merangkul pundak Tiara, dan berjalan bersama mengelilingi taman kota yang sangat indah dengan dominasi warna lampu yang terang dan langit malam yang indah di tambah dengan udara malam yang tak kalah sejuk. Walaupun sederhana ini tak kalah romantis dari restoran-restoran mewah.

Tiara berjalan pelan dengan anrez yang ada di sebelah nya. ia menyenderkan kepalanya ke bahu anrez sembari terus berjalan.

"Kayaknya kita nggak seharusnya tau ketemu dulu! Kan besok kita udah mau nikah." Celetuk Tiara.

Anrez tertawa kecil mendengar itu. "Kamu sih nggak bisa nahan kangen!" Kompor anrez.

Tiara mengernyitkan alisnya tak suka. Ia langsung membangkitkan kepalanya dari pundak anrez dan beralih mendongakan kepala nya ke arah wajah lelaki di samping nya.

Anrez langsung tahu kalau badai akan segera datang ia langsung meminta maaf dengan alasan bercanda yang langsung di maklumi oleh Tiara.

"Gapapa lagi, kan kita bisa sekalian ngerasain gimana hari terakhir maksiat." Celetuk anrez.

Tiara kini membangunkan kepalanya lagi dan berhenti melangkah kan kakinya.

Ia melepaskan lengan anrez yang merangkul pundak nya. Lalu Tiara melihat anrez tajam.

[✔] 𝙸 𝙼 𝙿 𝙴 𝚁 𝙵 𝙴 𝙲 𝚃 𝙸 𝙾 𝙽 𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang