Inside [ON REVISION/REWRITE]

Prolouge

Kegelapan menyelimuti setiap pribadi di muka bumi ini. Seputih apapun hati mereka, pasti ada noda hitam yang tidak dapat dihilangkan. Itulah manusia, berusaha menyembunyikan keburukannya sebisa mungkin. Tapi ada pepatah mengatakan: Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan terjatuh juga. Sehebat apapun orang itu menyembunyikan keburukan mereka, akan ada saatnya dimana mereka lengah dan membiarkan keburukan mereka terlihat oleh semua orang.

Tentu, aku tidak luput dari hal semacam itu. Aku sendiri juga diselimuti kegelapan. Namun, bukan setitik kegelapan yang menyelimutiku. Hatiku hitam pekat. Tidak ada setitikpun kebaikan yang tersisa di dalam diriku.

Kalau sampai keburukanku terungkap... Wah, mungkin aku akan dijebloskan ke penjara, dan mungkin saja dihukum mati. Ya, separah itu.

Sulit dibayangkan memang, tapi coba bayangkan saja. Aku membunuh empat puluh orang dalam delapan bulan terakhir ini. Kalau tidak salah aku sempat membunuh seseorang dan meletakkannya dibawah pohon Natal bulan lalu. Tapi untunglah, sejauh ini mereka tidak tahu apa apa. Terakhir aku lihat di televisi, mereka sudah menangkap "pelaku"-nya. Lucu, padahal aku masih duduk di dalam kamarku, menonton televisi sambil menyantap keripik kentang.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tahu soal hal itu, kecuali aku. Kegelapan didalamku terlalu mengerikan untuk diberitahu ke orang selain diriku.

Mereka tidak akan mencurigaiku, aku terlalu sempurna dimata mereka. Tentu saja, seorang pemimpin harus menjadi panutan bagi anak buahnya.

Aku kadang berpikir betapa hebatnya diriku. Membohongi orang-orang yang sangat mempercayaiku, luar biasa. Sangat luar biasa.

Memang ada kata-kata : Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga.

But those words don't apply to me.

.

.

.

.
End of Prolouge

.

.

.

.

.

((Hello, salam kenal. Ini kali pertama gua membuat cerita di media selain kertas XD jadi mohon maap kalo ada salah yah, namanya juga newbie. Mohon bantuannya!))