_ALFAREZI KAVINDRA 📍 59_

4.1K 177 60
                                    

*****

🌼

ALFAREZI KAVINDRA

🌼

Halooooo
Gimana kabarnya?
Masih nungguin kan? Ehehehe

🌼

Bener-bener bikin nyesek Aleen di tinggal sama Alfa:(
Semangat kita ada buat kamu Aleen
Oh ya
Jangan lupa tinggalin jejak ya sebelum baca
Follow juga bila perlu
Ajak temen yang lain buat mampir juga gak papa ehehe
Makasih ❤️

🌼

*****

HAPPY READING ‼️

🌼🌼🌼

Dalam perjalanan, Aleen masih saja menangis. Mengingat masa-masa di mana dirinya dan Alfa. Kedekatan mereka berdua bahkan awal mula mereka bertemu. Semuanya hanya tinggal kenangan yang tidak mungkin untuk di ulang kembali.

Rasanya separuh jiwanya hilang begitu saja. Benar-benar hancur hidupnya. Ia tak menyangka hari ulang tahunnya mendapat kejutan yang sangat mengejutkan. Bahkan sulit untuk di lupa. Bahkan selalu melekat dengan jelas di ingatannya.

"Lo jahat kak, Lo ninggalin gue. Gue takut sendiri kak, gue takun tanpa Lo. Kenapa? Kenapa harus gini?"

"G-gue benci hari ulang tahun gue, hikss... Gue benci! Hari ini hari yang paling gue benci, hikss... S-semuanya hancur, Daisy kehilangan mataharinya."

"Daisy gak akan hidup tanpa matahari hikss..."

Tangannya meremas setir mobil dengan erat. Melampiaskan segala rasa yang ia rasanya. Ia benar-benar benci hari ini, hari ulang tahunnya.

"Siapa yang jagain Aleen lagi, siapa kak? Hikss..."

"Dunia sangat kejam, takdir tidak adil dengan Aleen. Baru saja Aleen merasa bahagia dengan hadirnya kak Alfa dan kak Alfa bahagia dengan hadirnya Aleen, tapi kenapa harus di pisahkan dengan cara kematian. Hikss... Hiksss.. k-kalau memang mau dipisahin, j-jangan b-buat kak A-alfa pergi dari bumi Tuhan. Aleen gak sanggup,"

Ia terisak dalam mengemudi. Dadanya terasa sesak akibat sedari tadi tidak berhenti menangis. Biarkan saja jika kekasihnya yang telah tiada marah dengannya karena tidak menuruti permintaannya untuk tidak menangis. Nyatanya ia tidak bisa untuk tidak menangis. Tanpa di keluarkan pun aliran bening itu keluar dengan sendirinya.

Pikirannya kacau, hatinya hancur, jiwanya lemas tak berdaya. Untuk menyegarkan pikiran, ia menancap pedal gas mobil dengan kecepatan tinggi. Bahakan banyak teriakan-teriakan dari pengendara lain yang menegur dirinya akibat berkendara dengan kecepatan tinggi.

Mengacuhkannya. Tidak peduli akan hal itu. Ia hanya ingin melampiaskan segalanya. Hingga tak sadar bahwa di depan ada anak kecil yang menyebrang. Dengan jantung berpacu cepat dan pikiran kacau, ia membanting setir hingga mobilnya menabrak pembatas jalan.

Brak

Srak

Cittt

Penglihatannya perlahan memburam. Ia tidak bisa apa-apa karena terjepit mobil yang ringsek. Hanya terdengar suara teriakan dari arah luar. Saat tangan seseorang memecahkan kaca mobil dengan paksa, penglihatannya hilang. Namun sebelum itu ia sempat berkata dengan lirih.

ALFAREZI KAVINDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang