prolog

67 7 10
                                    


Nara menatap kecewa kotak kecil persegi yang memperlihatkan 2 garis biru pada layar tengahnya. Ia merutuki dirinya yang tidak bisa menjaga kesuciannya untuk suaminya seorang. Ia jadi teringat pada malam dimana dirinya diperkosa oleh Gara cowok yang menjadi kekasihnya itu, yang dengan sengajanya menyemburkan spermanya didalam rahim Nara. jika saja saat itu Nara bisa melawannya mungkin janin yang berada didalam perutnya tidak akan pernah ada disana.

Gua harus gimana? Tanya Nara pada dirinya sendiri seraya menatap pantulan cermin yang menampakkan dirinya yang cukup berantakan.

Cukup lama Nara terdiam hingga ia tidak sadar bahwa Jaan sudah masuk ke kamar dan menatap ke arahnya dengan alis yang saling bertautan. "Ra?, are you okay? "tanya Jaan seraya menyentuh pundak Nara yang membuat siempunya tersentak kaget karena kehadiran abangnya yang tiba-tiba.

Mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan, Nara pun menatap Jaan dengan kening mengerut. "abang ngapain disini? "tanya Nara seraya menyembunyikan testpack itu dibelakangnya yang masih bisa diperhatikan oleh Jaan dalam diam.

"manggil kamu, abisnya daritadi abang panggil gak ada jawaban jadinya abang masuk deh. "jawab Jaan yang masih dengan setianya mencuri pandang pada benda yang ada dibelakang tubuh Nara.

"maaf. "gumam Nara pelan seraya menundukkan wajahnya yang masih bisa didengar oleh Jaan.

"adek, kenapa? "tanya Jaan yang sedikit bingung dengan ucapan maap yang keluar dari bibir adeknya itu. Akhir-akhir ini ia merasa ada yang disembunyikan Nara darinya.

Nara terdiam sebentar sebelum akhirnya menatap Jaan dengan senyum simpulnya. "adek gapapa kok bang, dah yuk kita makan. "ajak Nara yang membuat Jaan semakin yakin bahwa adek kesayangannya itu menyembunyikan sesuatu darinya. Tidak mau terlarut dalam pikirannya, Jaan pun memutuskan untuk menggangguki ajakan adeknya itu.

"ayo. "ajaknya seraya menggandeng tangan Nara yang membuat siempunya tersentak kaget. "Ra, kenapa? "tanya Jaan yang merasakan gelagat aneh yang ditunjukkan oleh adeknya itu yang membuat Nara menampilkan senyum kikuknya.

"g-gak ada bang. "jawabnya seraya menetralkan dirinya agar tidak membuat abangnya itu curiga terhadapnya.

***

Gara menatap sayang cewek didepannya, ia rindu dengan cewek itu. "kenapa manggil hm? "tanya Gara seraya merapihkan rambut Nara yang sedikit berantakan. Sontak hal itu membuat Nara semakin takut jika berdekatan dengan Gara yang semakin merapatkan tubuhnya.

Nara melepaskan pelukan Gara pada tubuhnya yang membuat cowok itu memanyunkan bibirnya. "ini buat kakak. "ujar Nara dengan pelannya seraya menyerahkan kotak kecil yang telah ia bungkus itu pada Gara.

"ini apa? "tanya Gara penasaran dengan alis yang saling tertaut membuat Nara jadi menatapnya.

Melihat diamnya Nara membuat Gara jadi penasaran dengan apa yang baru saja diberikan oleh Nara. Cowok itu jadi mengira bahwa Nara mengingat hari jadi mereka yang membuat Gara jadi kesenengan sendiri membayangkan apa yang ada didalam kotak itu.

Tidak mau berlarut dalam pikirannya sendiri Gara pun dengan segera langsung membuka kotak itu. Ia cukup terkejud dengan apa yang ada didalamnya. Sebuah kotak kecil berbentuk persegi yang menunjukkan tanda 2 garis biru pada layar tengahnya. "lo hamil? "tanya Gara dengan wajah bingungnya yang diangguki olehnya.

"anak siapa? "tanyanya lagi yang membuat Nara jadi mengangkat wajahnya.

"anak kakak. "jawab Nara dengan pelan yang membuat Gara cukup terkejud. Gara tidak menyangka bahwa apa yang telah ia lakukan kepada Nara akan menjadi secepat ini. Jujur saja ia senang saat ini tapi disisi lain ia tidak senang karna anak yang ada dikandungan Nara hadir diwaktu yang tidak tepat. Ia belom siap untuk menjadi ayah dimasa mudanya ini.

Me You And HimWhere stories live. Discover now