"Gak penting gue tau darimana, kasih tau gue, siapa ayah dari anak itu. biar gue habisi dia." Devano mengepal kan tangannya, dan ia melihat sang adik yang mulai menangis.

"Anak revosa?" tiba-tiba devano menanyakan hal itu, indah yang awalnya menundukkan kepalanya, ia kembali terbangun.

"Bukan, bukan mereka." ia ucapkan dengan takut-takut.

"Bohong," ia tidak mau percaya, dari tutur kata yang sang adik ucapkan. itu sudah jelas menurut nya berbohong.

"Benar, bukan mereka." paksa nya agar sang kakak tidak salah paham.
digenggamnya tangan devano.

"Bukan, mereka." indah mencoba meyakinkan devano. devano melepas paksa genggaman itu.

"Oke, gue cari tau sendiri." ia pergi dari tempat itu. "Jangan!" indah ditinggal menangis sendiri disana.

Jika dirinya memberitahu siapa yang membuat nya seperti ini, pasti sesuatu hal yang besar terjadi.

_______

Mata yang sebelumnya terpejam, kini kembali terbuka. Naya meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing akibat pukulan dari orang aneh
tadi.

Saat gadis itu membuka kedua matanya dilihatnya arlan yang memegangi tangan kirinya. "Kak Arlan..." guman gadis itu.

"Lan, Naya udah sadar." beritahu Alvin. Arlan yang mendengar itu langsung melihat kearah Naya.

"Nay, Lo gak papa?" Arlan menanyakan keadaan Naya. "Maaf gue gak bisa ngejaga Lo, gue terlalu sibuk sama urusan gue."

Naya menggeleng, "Naya gak papa kok, cuma kepala Naya masih sakit." Dipegangnya kepala yang dirasa sakit, di usap pelan.

Arlan menghela nafas panjang. "Siapa yang nyelakain lo? sebutin ciri-ciri nya biar gue cari."

"Jangan memperpanjang masalah, Naya gak mau ada yang berantem. cukup di bicarain aja kak." ujar Naya memberitahu.

"Gak bisa, dia udah buat Lo sakit kayak gini, Gak mungkin gue biarin dia lolos gitu aja?" Arlan menatap Alvero. seakan mengerti arti tatapan Arlan, Alvero langsung pergi, entah kemana.

"Kak Alvero mau kemana?" tanya Naya yang penasaran kemana Alvero pergi. "Ke kelas." jawab Arlan, bohong.

Dengan mudanya Naya percaya, "Oh." dia mengangguk. "Kak Arlan duduk sini, jangan berdiri terus, Naya capek harus ngangkat kepala." Arlan langsung menuruti kemauan gadis itu.

"Lo mau minum, gak?" Naya mengangguk cepat. "Iya, Naya haus."

Arlan menatap Alvin. "Vin," Alvin menghela nafasnya. "Iya bentar gue ambilin." ujarnya dan kemudian langsung pergi dari uks.

Enak banget ya mereka disuruh-suruh.

"Kak Arlan, emang gak papa mereka disuruh-suruh?" tanya Naya karena merasa kasian pada teman-teman Arlan yang sudah akrab juga dengannya.

"Gak papa, mereka katanya mau ngelakuin apapun buat Lo." Naya tersenyum.

"Mereka sayang sama lo nay, kalo ada yang berani apa-apain Lo. bukan cuma gue yang marah, tapi mereka juga."

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Jun 15 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

ARLAN (Segera Terbit)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon