Chapter 17 • Sweet Sorrow

Start from the beginning
                                    

"Istirahat dulu kali dek, kamu gak capek memangnya?"

Kalimat Kun membuat si bungsu menoleh dan menggeleng cepat, "diem, jangan ngajak ngobrol! Jangan lupa kalo aku masih marah!"

Ucapan si bungsu sontak membuat Kun merapatkan bibirnya dan mengangguk dengan kaku layaknya babu yang diberi petuah.

Suara tv yang menyala mendominasi saat keduanya tak lagi berbicara, Kun melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda dengan sesekali melirik menatap punggung si manis. Kun menyeruput secangkir kopi yang sudah hampir dingin sebab tak segera dihabiskan.

"Pfftt-- uhuk, uhuk!" Dengan cepat Kun menarik selembar tissue dihadapannya saat tiba-tiba tersedak, beruntung saja cairan hitam itu tidak membasahi laptopnya.

Bagaimana Kun tidak tersedak tiba-tiba, salahkan saja arah pandangannya yang tak sengaja mendapati siluet istri manisnya itu berbaring dengan posisi yang uhh-- unik.

Bagaimana Kun tidak tersedak tiba-tiba, salahkan saja arah pandangannya yang tak sengaja mendapati siluet istri manisnya itu berbaring dengan posisi yang uhh-- unik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ahh! Laper banget, sialan!"

Dan pada akhirnya yangyang memang ga kuat nahan laper.

Kun membuang tissue yang tadi ia gunakan untuk mengelap cipratan kopinya ke tempat sampah, melangkah mendekati si manis yang masih berbaring dengan posisi yang sama dengan menutup wajahnya menggunakan kerah baju yang tersingkap.

"Yaudah, kamu mau mas buatin apa?" Kalimat itu terlontar bersamaan dengan Kun yang mendudukkan dirinya dilantai yang terlapisi karpet berbulu, berhadapan dengan yangyang.

"Dek?"

"Yangyang? Dosa loh kamu diemin suami"

Yangyang mendecak dan membuka matanya, langsung menyambut wajah Kun dengan tatapan matanya yang seakan-akan bisa mengeluarkan laser. "Apa?!"

Kun tersenyum simpul, menaruh dagunya diatas pinggiran sofa yang membuat wajahnya berjarak dekat dengan pipi si manis. Jemarinya tanpa tahu malu bergerak pelan di atas perut datar istrinya.

"Jadii..kamu mau makan apa?" Tanya nya dengan suara bak kumparan kapas, terlampau lembut tapi malah dibalas delikan tak suka dari yang lebih muda.

Duh bisa-bisanya Yangyang tak meleleh mendengarnya, jika itu author mungkin sekarang udah berakhir di UGD.

"Kata siapa aku laper?! Sok tahu!" Setelah itu yangyang membuang pandangannya dengan decakan tak suka saat elusan jemari Kun bergerilya diatas perutnya menjadi-jadi. "Watch your hand! Hey!"

"Kamu gak kasian sama baby?"

"Excuse you?! what the fuck? Apa-apaan?!" Teriaknya spontan bersamaan dengan tubuhnya yang bangkit. Segera menepis tangan Kun yang berada diletakkan diatasnya perutnya.

Yangyang melotot dan berteriak kesal dengan pipinya yang bersemu merah berbanding terbalik dengan kalimat kasarnya.

'Bayi apaan?! Kodok?!' Dengusnya dalam hati.

You're My Destiny ; KunYangWhere stories live. Discover now