Chapter 27 • Don't Worry, Dear

1.7K 202 331
                                    

🙇🏻🙇🏻🙇🏻

Before we go down, i want you to vote, langsung aja bintang dipojok kiri bawah!! (๑•᎑< ๑)♡

Enjoy~








Ini sudah malam ketiga setelah aksi menginap mendadak si bungsu Liu, yang mana si pelaku masih kekeuh mengabaikan suami tampannya itu. Beberapa kali orangtuanya membujuk si bungsu untuk tidak mengabaikan Kun, namun masih saja usaha mereka tidak meluluhkan hati yangyang.

Semakin membuat Kun merasa tak enak dengan keluarga Liu yang menyadari jika keduanya tengah berselisih ringan, ditambah dirinya yang ikut menginap membuat yangyang menghabiskan waktunya dikamar orangtuanya lebih sering, sebab kamar lamanya dipakai Kun untuk istirahat.

Anehnya, tiap kali Kun berpamitan untuk memilih kembali ke rumah mereka, si bungsu akan meluncurkan kalimat penuh protesnya secara terang-terangan.

Dan sekarang Kun tengah berdiri di depan kamar Hendery, masih lengkap dengan setelan kantornya sebab baru saja pulang dari lembur. Karena aksi si bungsu yang mendiami nya, membuat Kun lebih betah berlama-lama di kantor, barangkali istri cantiknya itu masih membutuhkan space untuk menyendiri pikirnya.

Tapi tidak tahu saja Kun jika aksinya itu malah membuat kesalahpahaman semakin bertambah.

Pintu kamar Hendery terbuka perlahan bersamaan dengan si pemilik kamar yang sepertinya baru saja membersihkan diri, sebab handuk setengah basah masih tersampir di bahunya.

"Eh? Kenapa bang?" Tanya Hendery dengan raut heran sebelum menjentikkan jarinya dengan ekspresi menahan senyum mengejeknya.

"Saya—"

"Mau tidur beneran bareng dery? Sepi banget ya di lantai atas? Butuh temen tidur? Peluk?"

"Bukan, say–"

"Sayang? Kenapa sayang?"

"Heh!" Sela Kun cepat yang membuat tawa geli Hendery meledak. Pria dewasa itu lantas mendengus malas, "Kalau butuh temen tidur, bukan kamu juga kali"

"Kirain, padahal dery udah siap-siap mau peluk-- aduh!"

Masih dengan tatapan geli nya, Kun menempeleng wajah yang lebih muda. Pantas saja yangyang selalu berteriak kesal tiap kali Hendery menganggu nya, benar-benar tipe saudara yang menyebalkan. "Minjem charger kamu dong, punya saya ketinggalan di meja kantor"

"Oh gitu, bilang dong daritadi" Ucapnya sebelum meninggalkan Kun diambang pintu kamar.

"Lah perasaan kamu yang buat lama, kuda"

Sementara menunggu Hendery, Kun memutar tubuhnya setelah mendengar sesuatu yang bergerak jauh dibelakang tubuhnya sedari tadi.

Lumayan membuatnya merinding sebab lampu rumah sudah mati, wajar saja jam sudah menunjukkan pukul setengah dua dini hari. Dan Kun itu lumayan parno kalau gelap-gelapan begini.

Dia naik turun tangga aja harus ngandelin cahaya dari pantulan sinar bulan di jendela. Dan kamar Hendery satu-satunya yang menyala terang sekarang. "Siapa?"

Tak mendapati sahutan, membuat Kun kembali menghadap ke arah kamar Hendery sebelum tersentak kaget saat menyadari jika anak tengah Liu itu sudah berdiri dihadapannya sedari tadi.

"Ngeliatin apa sih bang? Serius amat?" Ucapnya tanpa merasa bersalah, sama sekali tak memperhatikan jika kakak iparnya itu hampir saja mengumpat. "Liat kembaran yangyang ya? Hantu gitu—"

"Biasanya suka keliaran sih memang, yaahh 11 12 deh kelakuannya sama si adek"

"Makasih ya" Sahut Kun cepat sembari mengambil charger milik Hendery, terlalu malas mendengar kata yang amat ia tak sukai "hantu". Tingkahnya tak luput dari Hendery yang hanya ber oh ria setelah memperhatikan kakak iparnya itu menaiki anak tangga.

You're My Destiny ; KunYangOù les histoires vivent. Découvrez maintenant